Mengumpulkan beberapa bunga untuk diantar esok dan dirakit di tempatnya. Riana mengusap dahinya menggunakan tangan kanan nya, membendungi pikiran kosongnya. Ia menatap kearah langit lalu bergumam jam berapakah orang itu akan pulang, apa dia harus pulang sekarang agar dia bisa menghiburnya dikala dia sedang capek.
"taruh saja disitu sayang." Ucap Yenny pada Riana. "kita tutup pada hari ini. Besok aku akan datang untuk ikut mendekor bersama kalian. Kali ini walikota yang menjadi klien kita jadi aku juga harus ikut bersama kalian."
"siap Bibi" "siap Yenny" ucap Riana dan Tiara.
"sudah 5 bulan berlalu tidak disangka bulan selanjutnya kita sudah mencari rumah untuk kita tinggali. Aku tak sabar itu, aku berterimakasih pada anak anak ku berkat kalian aku punya tujuan kembali mewujudkan yang ku ingin kan." Ucap Yenny.
"lebih tepatnya ucap Riana kalau tidak ada Ka Riana tidak mungkin kita bisa menjalani hal seperti ini. Aku yakin Ka Jake akan lebih susah dibujuk jika bukan Riana yang membujuknya" ucap Tiara.
"haha sudah sudah. Kita sama sama berjuang. Kalau begitu mari balik ke apartemen aku akan membantu Bibi memasak di dapur, sebelum si kepala keluarga pulang. Si donator terbesar kita hehehe" ucap Riana terkekeh.
Bau kentang yang direbus dalam sup menerpa langit langit ruangan. Di dapur yang ditempati Jake dan Riana tinggal disediakan dapur dan memang Yenny memilih untuk memasak disana agar jake tidak perlu bolak balik untuk makan sepulang kerja. Riana memotong sayuran yang sudah disediakan sehabis belanja untuk beberapa pelengkap soup termasuk daging ayam.
Dia memotong sayur dengan perlahan namun juga sedikit terburu buru. Mungkin dia berpikir bahwa jika orang itu datang lebih cepat sebelum masakan ini selesai Riana akan melihat manusia lemas yang akan tepar di sofa nantinya. Atau opsi kedua adalah ikut membantu Riana memasak.
Setelah memasukkan bahan bahan pelengkap sup Riana menutup panci nya lalu beranjak duduk di sofa melihat majalah Koran yang baru ia dapati dari klien tadi pagi yang memberikan ke Riana karena toko bunga mereka diliput oleh majalah itu.
Yang dilakukan Yenny dan Tiara adalah menyiapkan piring piring dan sendok serta mencuci beberapa alat alat yang sudah dipakai memasak agar dapur tidak menumpuk.
"aku tidak percaya bahkan Pejabat tinggi pun mau menggunakan jasa kita. Sungguh pencapaian terbesar, bahkan mereka rela untuk memodalkan kita agar kita dapat memasok banyak bunga dari kebun nenek. Mereka betul betul memesan banyak hingga aku bisa menghitung kasar total bunga hingga ratusan ribu." Ucap Tiara sambil mencuci piring dengan sedikit jingkrak.
"hahaha, kalau begitu kita tidak boleh mengecewakan klien." Riana mengangkat kaleng soda nya untuk membalas kesenangan yang Tiara lantunkan.
"biaya yang mereka tangguhkan justru bisa saja cukup untuk membeli rumah lebih besar dari tujuan utama kita. Sepertinya kita akan siap untuk tinggal dirumah bersama." Ucap Yenny mengelap piringnya sambil tersenyum tipis melihat Tiara dan Riana. Tak lama setelah mereka berbincang suara orang yang sedang membuka pintu pun terdengar membuat ketiga gadis itu berhenti berbicara.
"dia datang" seketika Riana bergegas mematikan kompor tempat dia memanaskan sup lalu segera mengambil serbet untuk dapat membawa sup ke atas meja makan.
*klek
Ketika muncul pria yang jangkung berjubah tinggi dengan rambut nya yang halus dan matanya yang sedikit tajam, Jake masuk kedalam kamar apartemen nya dengan sedikit lelah pada fisiknya sehingga pintu terbuka dengan pelan namun berderit sangat kencang karena cekatan pada pintu dan lantai.
"Riana, sudah dirumah?" seketika dari tatapn lesu Jake yang mengarah kebawah mengangkat kepalanya untuk mengecek tanda tanda Riana ada dalam apartemen itu namun terpampang jelas bahwa tidak hanya Riana yang sudah berdiri di depan nya. Namun juga Yenny yang sudah duduk di kursi meja makan nya dan Tiara yang sedang menata beberapa sendok dan garpu di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Lake (COMPLETED)
RomanceDi tengah keramaian kota, bisingnya ledakan kemeriahan kembang api, dan sorak setiap orang dalam menyambut tahun baru, masih belum cukup untuk menggerakan hati seorang remaja pria bernama Jake yang sedang meratapi bengisnya kehidupan yang ia jalani...