Chapter 18: "Puas"

16 7 0
                                    

Mungkin sungguh sedikit naif untuk Jake berpikir lebih kondisi Riana sekarang, Namun tidak melepaskan pikiran nya juga dengan Yenny. Namun dalam kondisi seperti ini ia tidak mau semua menjadi jatuh bersamaan terutama dengan gadisnya, Riana.

Tiara menarik salah satu jemari jake yang begitu besar jika diukurkan dengan jarinya secara perlahan agar Jake sadar dari larutnya pikiran yang memberatkan nya. Jake tersadar dan menoleh ke arah Tiara, Ia langsung membuang pikiran tersebut. jake mengangkat lengan nya ke arah pundaknya dengan perlahan agar Tiara tidak kaget, lalu mendorong pelan pundak kecil Tiara agar bisa mengangkut semua badan mungil Tiara. Jake secara halus mengajak Tiara untuk pergi ke kamar perawatan Yenny. "Yenny akan baik baik saja, Tiara. Begitu Pula dengan Riana."

Melewati lorong dan Ruang-ruang Rumah sakit yang tak begitu banyak Orang, dipenuhi dengan banyak lansia yang sedang dalam masa tua-nya. Tidak semua, namun juga beberapa orang yang berharap kesehatan atau perantara keselesaian.

Tiara melihat dengan lekat setiap kondisi yang ada dalam lorong itu, banyak keluarga yang menjenguk setiap Pasien. Pasien yang bercengkrama dengan Pasien lainnya, Perawat yang kewalahan mengingati setiap Pasien agar tertib.

Sontak kaget Tiara ketika mereka membawa sebuah Pasien yang sedang masa kritis di lorong, Dokter yang terus memantau apakah pasien itu tetap berdetak, dan Suster yang mendorong kereta kasur itu dan mengarahkan nya. Hal itu hampir menabrak Tiara dan Jake, Namun Jake berhasil menarik Tiara berkat genggaman tangan nya di pundak Tiara. Seketika mereka tersentak diam sementara melihat kekacauan tersebut. Namun setelah itu Jake menarik pundak Tiara secara perlahan lagi untuk melanjutkan perjalanan nya menuju kamar tersebut. Terasa jauh. Sungguh, melalui semua masalah langsung dengan masing-masing orang, Bagaimana bisa Dunia bisa menciptakan hal yang cukup mendetail dari Ratusan juta Orang yang ada? Seketika penglihatan Tiara menjadi kabur kemanapun Pikiran nya tertangkap. Bagaimana jika kondisi Yenny bisa seperti kondisi Pasien tadi yang hampir saja menabrak Mereka?

Seketika Tiara merinding sekujur tubuh, merasakan hal yang tak diinginkan nya. Apakah ini yang dirasakan Riana? Itu pikirnya.

Tiara secara perlahan mencuri penglihatan nya ke arah Jake, Jake yang begitu tinggi sehingga Tiara harus mendongak ke atas untuk memastikan ekspresi apa yang Jake rasakan. Apa yang dapat diatas Jake dalam kondisi ini? Maksud Tiara mungkin karena Jake digambarkan sebagai orang dewasa dimata Tiara. Tapi, Bagaimana jika seorang dewasa juga memikirkan hal seperti itu? Sungguh menakutkan.

Namun nyatanya Jake hanya memandang lurus kedepan dengan wajah sedikit rileks dibandingkan sebelumnya. Tiara mencermati wajah Jake dan mengendurkan kerut di wajahnya, Setidaknya itu yang membuat Tiara sedikit tenang. Orang yang sangat ia sayangi memastikan nya untuk tetap tenang karena semua akan baik-baik saja. Sungguh sikap Dewasa yang Tiara ingin lihat terakhir kali Ia melihat Ayahnya.

Setidaknya kata 'baik-baik saja' tidak berakhir seperti Ayahnya dahulu.

Jake memutar sedikit pundak Tiara mengarah Pintu pasien, Melepas tangan itu  dari pundaknya untuk membuka pintu kamar pasien tersebut.

"Yenny akan sedikit terlihat lemas dari sebelumnya, Tiara. Pastikan kau tidak memberi energi kuat padanya." Ucap Jake dengan senyuman manis setelah selang beberapa adegan yang membawa mereka berdua menjadi sedikit tegang.

"Iya, Jake. Aku tahu." Tiara sedikit mengumpatkan wajahnya menahan malu mungkin, Jake sadar Ia sempat mencuri pandangan padanya dengan pikiran kuat di otaknya.

Pintu itu terdorong pelan membuka secara perlahan dan setiap sisi kamar perlahan-lahan terekspos di hadapan mereka berdua. Memperlihatkan tubuh lemah Yenny yang masih terbaring dengan nyaman dalam kasurnya. Tak berdaya bahkan tak ada senyuman padanya seperti biasa dia menyambut pelanggan nya.

Membuat Jake dan Tiara terdiam di dalam pikiran mereka masing-masing. Mungkin benar, ini yang ada dipikiran Riana dengan kekhawatiran gedenya. Melihat Yenny terbaring lemah membuat Jake dan Tiara menahan jeritan rindunya, tak ada gerakan untuk memikirkan butuh berapa lama proses ini akan berakhir? Sungguh lelah.

Jake memasuki Ruangan itu secara perlahan agar tidak mengagetkan Yenny dalam sandaran bantalnya, Ia menyadari sedari awal pintu itu terbuka, Yenny telah menunggu kedatangan mereka.

Menyadari langkah Kaki Jake, Yenny lepas dari bayangan lamunan nya, mengubah kerutan wajah sakitnya itu dengan sedikit paksaan senyum di kedua sisi bibirnya.

"Oh, Jake. Tiara. Kemarilah." Yenny membuka lengan nya lebar-lebar, seketika itu membuat Jake berlari sedikit untuk memeluknya. Tiara sedikit berlari dan berhenti ketika Jake masih memeluk Yenny menunggu giliran nya jatuh dalam pelukan Yenny setelah Jake.

Yenny tahu pasti bahwa perasaan anak-anak asuh nya akan khawatir serta cemas yang tinggi terhadap kondisinya. Pelukan memang pilihan yang tepat untuk Jake dan Tiara mengurangi rasa Cemas pada pikiran nya.

"Kuharap Riana tidak terlalu mencemaskan ku, tapi dari raut wajah kalian. Aku tahu Riana akan jauh lebih dari kata Cemas." Yenny mengelus pipi Jake dan Tiara di setiap tangan nya secara perlahan untuk mengendurkan kerutan wajah pada mereka berdua, Sebuah Kode untuk membuat mereka lebih rileks sejak yenny memang sudah bangun dari kesadaran nya.

"Maaf Yenny, kami berusaha sebaik mungkin." Ucap Tiara sambil merenung.

"Tidak apa-apa Tiara, Jake." Yenny kemudian mengelus masing-masing tangan Jake dan Tiara dalam masing-masing tangan nya. Yenny sedikit menundukkan kepalanya setelah Ia mendongak kepala nya untuk melihat muka Jake dan Tiara, memudarkan senyuman nya setelah itu. "Aku ingin berpesan kepada kalian. Memang sulit bagi kita untuk hidup di dalam bayang-bayang kota selama bertahun-tahun, Ketika kita tahu kita lahir sebagai orang yang tidak kita inginkan di masa kita dewasa, Kita mungkin lahir dalam keluarga yang sehat atau tidak sehat. Kadang kita semua bertanya untuk apa kita dilahirkan? kalau dalam kehidupan ternyata kita hanya sebagai penderitaan? Hanya belajar bagaimana cara makan? Berjalan? atau menempuh sedikit pendidikan? setelah itu mengerahkan sisa hidup dengan depresi dan derita?" Jake dan Tiara terdiam mendengar apa yang diucapkan Yenny, mungkin semua orang merasakan hal demikian. Namun Hidup akan terasa berbeda ketika kita sudah membuka mata lebar-lebar, Apa maksudnya? 

"Jake, Tiara. Kita akan segera tahu ketika kita sadar bahwa kita 'Hidup'. Bukan melainkan bagaimana kamu hadir dalam Dunia, Tunggu dimana kamu dapat merasakan dirimu benar-benar berpijak secara pas. Dimana kamu menyadari keadaan mu, perasaanmu, Anugrah yang bisa kamu rasakan. Rasa sakit yang dapat kamu rasakan, Perasaan apapun itu. 

Dan ketika kamu merasakan itu, kamu tak perlu khawatir sepenuhnya untuk ke Depan. Ketika kamu sudah mengetahui bahwa dirimu hidup, seterusnya jiwamu tidak akan redup. Walau selepas Jiwamu sudah puas bertampak dalam kaki, Jiwamu akan selalu terus hidup dalam Dunia. Bahkan tanpa kehadiran jelas, apapun yang hidup akan bersifat selama-lamanya.

Selagi jiwamu masih bertumpu pada kaki, pastikan mereka menggunakan nya dengan baik.

Buat jiwamu puas." Yenny berhenti mengelus tangan Jake dan Tiara berdalih memegangnya dengan nyaman. Setelah senyumnya yang pudar munculan senyum tulusnya, Senyum yang menunjukkan bahwa Yenny masih hadir dalam waktu yang masih berputar dalam dunia.

"Buatlah dirimu Puas."

Demikian para lansia akan mengatakan sesuatu yang berlimpah untuk pemuda layaknya sebuah Anugerah dalam jiwanya. Memang sebuah Jiwa yang sudah puas berpetualang.

"Aku titip Riana pada kalian, Kuserahkan Toko termasyur ku kepada kalian. Sudah saatnya kalian meneruskan apa yang menjadi saksi dalam hidupku. Manisnya Bunga-bunga yang dapat membuat ku tersenyum setiap hari. Kalian keluarga ku, Jake, Tiara dan Riana. 

Nama yang akan tercantum dalam Jiwa ku selama aku menapak kakiku. Jake, Riana adalah gadis termanis yang pernah kutemui. Yang akan membuat Jiwa mu semakin mau berpuas dalam sayup-sayup Dunia. Kehadiran kita, Jake. Menghadiahkan sebuah kenangan manis yang akan mempengaruhi nya ketika kita jatuh. Kelak kamu akan merasakan nya, Bahwa kamu akan melakukan apapun agar dia dapat tersenyum kembali. Jangan lepas rasa cemas mu terhadapnya namun jangan terbebani. Melainkan, Buatlah dia tersenyum dengan gayamu sendiri, Jake." Seketika pipi Jake sedikit merona dengan reaksi sedikit menganga nya dalam wajah tampan nya, Yenny tersenyum puas setelah mengatakan hal tersebut.

Dengan begitu Jake tersenyum perlahan mengetahui bahwa benar, Jake telah jatuh cinta. Namun lebih dalam sehingga dia bertekad untuk tidak melepas gadis pujaan nya.

Dream Lake (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang