Chapter 12: "Jake, Kamu Sungguh Lucu"

17 9 0
                                    

“hai.” Ucap Riana yang menghampiri Jake secara perlahan. 

Jake yang masih melempar arah perhatian wajahnya pada Riana tak terfokus dengan hal lain sambil mengikuti arah Riana yang menghampirinya. 

seolah tak percaya bahwa gadis yang ia cermati barusan menghampirinya karena dia tak sengaja memperhatikan nya, semudah itukah bagi mu Riana untuk menghampiriku? apa yang kau bicarakan kepada Sir Reit? kau membutuhkan bantuan ku?  hal seperti itu kira kiralah batin yang bisa diucapkan Jake pada momen itu tidak lain kekhawatiran Jake pada Riana. 

“Riana,  ada masalah yang kau hadapi hingga kau menggunakan Sir Reit sebagai opsi pertama mu?” nada yang muncul begitu saja dari mulut Jake justru membuatnya tampak cemburu,  bahkan dengan intonasi suaranya yang sedikit melenceng serak tampak mendukung nya tampak memang seperti seorang yang sedang cemburu. 

jelas itu tampak membuat Riana sedikit tersinggung dan berpikir berkali kali untuk membalas apa maksud kata yang barusan dilempar Jake, karena ini tampak seperti Riana yang merusak kepercayaan Jake kepadanya. 

hal yang diketahui Jake bahkan hingga kini pertanyaan itu muncul di pikiran Jake ribuan kali adalah  bahwa Jake hanya melihat selama ini pria yang membuat Riana berani memulai percakapan hanya Jake seorang. hingga semua pedagang,  penjual, pengurus administrasi hingga Dokter. selama yang ia lihat hanya Ia seorang yang membuat Riana berbicara lancar dan memulai percakapan atau bahkan bertatapan secara lama. 

lebih tepatnya Hanya Jake seorang yang   mengetahui bahwa Riana mempunyai sisi pemalu yang kuat dibanding dari sisinya  yang sangat lembut dan sastrawan. 

Jake berdiri dari duduknya tau bahwa ia membuat Riana kebingungan dan tersinggung dengan kata katanya barusan. dia berdiri tepat di depan Riana menatap Riana lekat dengan wajah khawatirnya serta cemburunya. dia menundukkan sedikit wajahnya agar bisa melihat wajah Riana yang sedikit lebih rendah darinya. 

Hal itu membuat Riana sempat melihat wajah Jake namun menyangkal wajahnya cepat ke arah lain karena tak kuasa menahan hatinya yang berdebar debar, suasana ini membuat mereka berdua ditelan oleh keheningan yang sangat dalam. 

lalu Riana akhirnya memberanikan diri untuk menatap Jake dan membalas apa yang Jake tanya kepadanya tak selang lama mereka tersesat dalam percakapan yang kosong dan membingungkan. 

“aku tak tahu Jake, aku hanya melihat Bibi.  kondisi tubuhnya memburuk. kau tahu, -”

“tenang saja, aku akan membawa nya ke dokter umum untuk mengeceknya jika Yenny benar-benar tidak kuat maka akan ku suruh dia istirahat sejenak.  tak ada yang perlu kau khawatirkan, tapi izinkan aku tahu lebih dulu. itu bagianku, Riana.” Jake benar-benar mengatakannya dengan sungguh sungguh dengan mata lugunya sedikit berbina membuat Riana menatapnya secara bersalah. 

“kalian Tim-ku. namun kamu tanggung jawabku paling utama.” Jake berucap setelah itu dia menelan ludah untuk melanjutkan omongan nya. “Bukan aku tidak peduli kepada Yenny atau bahkan terlalu sibuk dan lelah,  bukan. sekarang setelah semua hidupku hanya untuk kalian terutama untukmu. kamu yang membuatku hidup kembali.”

“namun,  aku hanya berbicara kepada Sir Reit apakah itu membuatmu tersinggung Jake?” Ucap Riana membuat Jake tersadar dari rasa cemburunya. 

Jake menelan ludah sambil memalingkan pandangan nya dari Riana, mencari beberapa alasan mengapa dia begitu posesif nya dengan Riana. 

Benar, mengapa aku sebegitunya. 

batin Jake. 

“tapi aku mengerti, aku harus melapor padamu dulu kan? kau seperti malaikat pencabut nyawa ku.” ucap Riana melemparkan senyuman kepada jake. 

seketika itu suasana mencair dan membuat Jake melupakan rasa cemburunya itu dan segera membalas senyum Riana balik. 

“aku rasa tak lama selang kau barusan meninggalkan ku untuk memilih beberapa bunga sebelumnya kau sudah datang lagi padaku.” sekejap itu Jake melupakan rasa cemburunya dan langsung melanjutkan percakapan lainnya agar Riana tidak cepat lagi meninggalkan Jake. 

“aku rasa aku terus mencemaskan keadaan sekitar.” Riana semakin tersenyum sontak mengingat bahwa dia baru memulai percakapan dengan Jake beberapa menit yang lalu dan sekarang dia datang lagi kepadanya. 

“hm, kau sungguh orang yang penuh dengan keterlibatan. aku ingat kau pernah senekat itu untuk membuatku tetap hidup.” ucap Jake dengan mata nya yang semakin sayu dan memperhatikan Riana lebih lekat lagi, itu mimik wajah yang Jake lakukan untuk mengejek sikap Riana yang memang labil.

“ahahaha- tak lucu Jake.” seketika Riana tak kuasa menahan malu dan memalingkan wajahnya dari Jake untuk menyembunyikan wajah malu dalam ketawa kecilnya untuk menetralkan rasa malunya. 

“tak ada yang perlu kamu khawatirkan. Yenny akan baik baik saja.” ucap Jake memastikan perasaan khawatir Riana sebelumnya. 

“aku harap, umurnya sudah waktu untuknya untuk tidak banyak bekerja. apa lebih baik Bibi datang ke lokasi untuk melihat lihat saja dan mengoreksi?  agar kita yang bertindak.” perasaan khawatir Riana tetap tak lepas dari fokusnya, dia tahu banyak bawa orang orang tua di desanya akan pensiun pada usia yang sama seperti Yenny. 

“seperti yang kau katakan,” Jake kembali duduk ke kursinya sebagai kebiasaan untuk memikirkan hal yang masuk ke otak sebagai pertimbangan nya. “apakah kamu tidak keberatan meneruskan usaha Yenny? aku rasa dia akan mendengar omongan mu namun dia tentu tidak mudah untuk meninggalkan usaha yang ia jalani selama bertahun tahun apalagi bahwa usaha itu adalah segalanya baginya. dia sangat mencintai bunga.”

“tidak masalah bagiku. aku sudah bagian dari keluarga kecil kalian, akan kulakukan apapun demi kalian. asalkan Yenny dapat menikmati masa tua nya dengan santai.” ucap Riana. 

“pastinya, aku yakin kamu adalah anak yang paling dia  sayangi sekarang. kau tahu, itu karena faktor bahwa Tiara anak yang cukup susah dibilangin dan hanya nurut jika itu adalah kamu.” Ucap Jake terkekeh. 

“Hahaha, aku rasa hanya kamu yang menganggap Tiara seperti itu.” Riana meledek balik Jake seperti Riana yang begitu menyayangi Tiara dan begitu dekat dengan Tiara. 

“apa?  ah tidak, dia memang cerewet. semua orang tau itu.” ucap Jake yang separuh linglung karena dia merasa tidak diakui saat ini.  matanya kabur ke arah mana saja menanggung malu akibat salah memperkirakan bahwa sedekat itulah Riana dan Tiara. 

“kamu selalu tidak bisa akur dengannya.” Riana meledek nya sekali lagi setelah melihat tingkah nya yang tidak mau mengaku bahwa memang dirinya yang terlalu jahil pada Tiara. “tapi aku tahu bahwa kau sangat menyayanginya seperti adikmu sendiri.” tangkas Riana dengan senyuman. 

seketika kalimat itu membuat Jake tersenyum tulus bahkan seperti seorang yang berbeda dalam sekejap sebelumnya, Yang Jake tahu bahwa Tiara adalah orang pertama yang mengakui keberadaan Jake sebagai saudara dan mengkhawatirkan nya lebih dari siapapun.  setidaknya itu yang Jake tahu dari pengalaman nya dengan kakak kandung nya Brian. 

“aku memang tidak mau mengakui Tiara sebagai gadis penurut, tapi setidaknya dia menjadi satu-satunya adik yang kupunya. mau bagaimanapun akhir cerita aku akan selalu menjadi kakak yang baik, karena aku sudah merasakan bagaimana rasanya tidak punya siapapun dalam keluarga.” Jake memelas dengan senyuman nya, dia menunduk kebawah membayangkan bagaimana semua cerita dimulai setelah dia bertemu Tiara. 

Riana tersenyum mendengar perkataan yang diucapkan Jake tahu bahwa Jake memang laki laki yang sepantasnya ada dan hidup, mengingat bahwa apa yang dilakukan Jake saat tahun baru tidak menyangka bahwa pria itu sedewasa ini dan teguh pendirian. 

Dream Lake (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang