32

2.8K 70 2
                                    

Aku diminta Pak Yanuar untuk datang ke kelas jam 6 pagi. Kelas Pak Yanuar jam 7 pagi. Dia meminta agar aku datang sebelum semua datang.

Begitu aku datang, Pak Yanuar memintaku untuk menemui di kantornya. Dia tidak berbicara tapi kemudian dia memberikanku sesuatu yang bentuknya lonjong, agak panjang. Warnanya merah.

"Apa ini, Pak?"

"Lepas celana kamu. Masukkan itu ke pantat kamu," katanya cepat.

"Tapi, Pak..." kataku.

"Kamu mau isep kontolku apa tidak?" Tanyanya tajam.

Aku mau pergi ke kamar mandi ketika Pak Yanuar memegang pundakku dan menahanku.

"Masukkan disini."

"Tapi, Pak..."

"Cepat, sebelum dosen-dosen lain datang."

Aku pun terpaksa dengan malu melepas celanaku. Ketika Pak Yanuar melihat pantatku yang semok aku bersumpah aku melihatnya menahan nafas.

Pak Yanuar memberikanku pelumas kemudian aku jongkok dan memasukkan benda itu ke dalam pantatku. "Semuanya, sampai masuk," kata Pak Yanuar. Aku menurutinya. "Pakai kembali celana kamu," kata Pak Yanuar.

Rasanya aneh tentu saja. Dan ketika aku berdiri, Pak Yanuar memegang sebuah kotak kecil berwarna hitam seperti remote. Dia tersenyum kemudian dia menekan sesuatu dan benda di dalam pantatku tiba-tiba bergetar dan menusuk-nusuk prostatku. Aku langsung mendesah.

"Ahhh, Pak Yanuar..." kataku.

Pak Yanuar tersenyum kemudian dia menekan tombol lagi. Gerakan benda tersebut berputar dan bergetar lebih hebat. Aku harus memegang pundak Pak Yanuar untuk menahan tubuhku. Rasanya tubuhku seperti jelly. Dan aku menginginkan lebih. Aku mau ada kontol di dalam lubangku.

"Gimana?" Tanya Pak Yanuar sambil tersenyum.

"Pak," kataku sambil menatap wajahnya. "Aku mau dientot."

"Suka kamu?"

Pak Yanuar menekan tombol berwarna merah dan getaran benda di dalam pantatku makin menggila. Aku sampai memeluk dan merintih di pundak Pak Yanuar.

"Pak Yanuar... Enak, Pak, aduhhh..." desahku.

Kemudian Pak Yanuar menekan tombol off.

"Ingat, kamu akan ngisep kontol saya di dalam kelas. Kamu tidak boleh mengeluarkan suara apapun. Kalau kamu gagal melakukan ini, saya dan kamu bisa dipanggil dekan dan kita bisa dipenjara. Mengerti kamu?"

Aku mengangguk. Nafasku terengah-engah.

Setengah jam kemudian Pak Yanuar memaksaku untuk bersembunyi di bawah meja kerjanya. Beruntung meja Pak Yanuar ada di pojokan dan tertutup. Jadi tidak akan ada yang bisa melihatku bersembunyi di bawah mejanya kecuali ada yang berdiri di bagian depan meja.

Satu per satu mahasiswa mulai masuk kelas. Suasananya ramai. Aku jongkok dengan tangan dan kaki menyentuh lantai. Jantungku rasanya seperti mau loncat.

Jam 7 pas aku merasakan wangi parfum Pak Yanuar memasuki kelas. Kemudian aku melihat kursi di depanku diduduki oleh Pak Yanuar. Aku bersumpah sepertinya Pak Yanuar sedang ngaceng. Karena selangkangannya menggembung tidak terkira.

Tanganku mencoba memegang pahanya tapi Pak Yanuar memukul tanganku dan memelototiku seolah mengatakan ini belum waktunya.

Pak Yanuar berdehem kemudian dia menatap ke depan.

"Oke, hari ini kita ada tes," katanya singkat.

Semua mahasiswa mengerang protes.

"Kalau ada yang tidak siap atau merasa tes ini tidak ada gunanya, silahkan keluar ruangan," lanjutnya tanpa basa-basi.

Petualangan Si BinalWhere stories live. Discover now