33

2.8K 73 3
                                    

Pak Yanuar memberiku sebuah alamat. Katanya aku suruh datang memakai celana training tanpa memakai celana dalam. Dan pastikan bahwa pantatku sudah bersih. Aku tidak makan malam dan sudah membersihkan pantatku.

Ketika aku sampai ke alamat yang dimaksud, aku tidak menemukan sebuah rumah. Aku malah menemukan sebuah bangunan terbengkalai. Lengkap dengan alang-alang dan rumput yang tinggi. Tampak seperti lokasi syuting film horor.

Aku mewhatsapp Pak Yanuar. Dia berkata bahwa dia sampai.

Aku mengirimkan foto rumah yang dimaksud. Pak Yanuar bilang itu rumah yang benar dan aku disuruh masuk saja.

Aku takut hantu, terlebih lagi aku takut ular. Tapi bayangan bisa merasakan kerasnya kontol Pak Yanuar di pantatku membuatku menjadi berani. Aku membuka pagar dan masuk ke dalam rumah tersebut. Melewati halamannya yang penuh dengan rumput.

Tapi rupanya bangunan kosong ini sering dilalui orang karena ada jalan tapak yang sudah didesain untuk jalan kaki.

Begitu aku masuk, aku menyalakan senter.

Ternyata tidak sebau yang aku bayangkan. Aku tetap bergidik ngeri. Aku memanggil-manggil nama Pak Yanuar. Kemudian aku merasakan tangan membekap mulutku.

Aku mau berteriak tapi tidak ada suara.

Kemudian aku merasakan desahan nafas di leherku. Dan sebuah benda keras menusuk pantatku.

"Jangan berisik," kata Pak Yanuar.

Nafasnya yang berbau mint membuatku meleleh. Terlebih lagi bau parfumnya yang khas. Begitu aku tau apa yang ada di pantatku adalah kontol Pak Yanuar yang sudah ngaceng, aku langsung menggoyangkan pantatku. Menaik turunkannya dan menggesek-gesek kontolnya.

Pak Yanuar mendesah.

"Ah, bangsat," katanya.

Pak Yanuar kemudian langsung menurunkan kepalaku dengan paksa. Aku dipaksa jongkok. Dengkulku menyentuh tanah yang agak lembab. Tadinya aku takut, tapi begitu melihat wajah Pak Yanuar terlihat sangat jantan dengan tatapan penuh nafsu, aku langsung menjulurkan lidah. Pak Yanuar terkekeh sambil membuka celananya.

Pak Yanuar mengeluarkan kontolnya yang sudah ngaceng. Aku segera menyambutnya tapi Pak Yanuar memegang kepalaku. Lidahku masih terjulur.

"Sabar dulu, Perek," katanya.

"Ayo, Pak," kataku seperti lonte. "Aku haus kontol Pak Yanuar..."

"Mau apa kamu?" Tanya Pak Yanuar sambil memukuli mukaku dengan kontolnya yang keras. Aku bisa merasakan beberapa tetes pre-cum-nya membasahi pipi dan hidungku.

"Kontol Pak Yanuar."

"Kamu harus menuruti saya dulu," katanya. Pak Yanuar masih terus menampar-namparkan kontolnya di wajahku. Kemudian dia meludahi wajahku.

"Ahhhh..." desahku.

"Lepas baju dan celana kamu. Taruh di tanah," katanya.

Aku menurut. Aku sengaja melama-lamakan ketika aku melepas celana trainingku. Aku sengaja memamerkan pantatku yang semok. Aku bisa mendengar Pak Yanuar menahan nafas saat aku melakukannya. Ketika aku bungkuk, Pak Yanuar tidak tahan dan menampar pantatku.

PLAK.

"Ahhh..." desahku seperti perek.

"Bangsat," bisiknya.

Pak Yanuar kemudian menyuruhku jongkok dan dia menghadiahku dengan kontol kerasnya. Aduh walaupun tadi pagi aku sudah merasakan kontol ini di dalam mulutku tapi rasanya tetap menyenangkan bisa reuni lagi dengan kontol Pak Yanuar.

Petualangan Si BinalWhere stories live. Discover now