50

4.7K 78 6
                                    

Di kampungku ada penjahit namanya Mang Aan. Umurnya sudah lumayan sepuh, sekitar 50-an. Aku nggak pernah kepikiran akan ngerasain kontolnya sampai hari ini.

Jujur, aku lagi kangen sama Bang johan terutama setelah aksinya beberapa hari yang lalu. yang mungkin bisa menandingi kontolnya bang johan mungkin bang nando atau om naryo. Tapi yang membuat bang johan jadi semakin menarik adalah karena dia suami orang, bapak seorang bayi dan juga seorang aparat. Aku ngerasa seperti lonte setiap kali habis dipake sama dia.

Tapi ya karena aku bukan siapa-siapanya bang johan, aku nggak bisa ngarep apa-apa. Aku juga selalu menahan diri untuk nggak whatsapp dia minta jatah karena aku takut kalau istrinya lihat. Aku kasihan sama bang johan kalau ketahuan dan kenapa-napa.

Mikirin bang johan selalu bikin aku sange makanya akhirnya aku iseng coba nyalain grindrku yang sudah lama nggak aku pake. Di daerah rumahku nggak banyak yang menarik. Rata-rata orangnya nggak menarik atau sama-sama bot. Aku jarang nemu top di daerah rumah. Biasanya aku hanya nyalain aplikasi ini kalau di kampus.

Tapi tak lama kemudian aku mendapat pesan dari akun kosong. Dia nanya aku dimana. Aku jawab aku di rumah. Tanpa babibu aku dapat pesan baru. Sebuah foto kontol dengan jembut yang sudah beruban. Kontolnya nggak gitu besar. Mungkin sekitaran 17 senti.

Tapi yang membuat aku kaget adalah aku bisa melihat bagian depan kaca yang sangat terkenal di kampungku. Namanya Penjahit Mang Aan. Semua orang yang mau bikin baju, bikin seragam, ngecilin celana pasti ke dia.

Aku kaget sekali. Kok mang aan main grindr? Dia bukannya sudah punya isti? Dua malah istrinya.

Aku iseng dan menjawab, "mang AAN?"

Dia sepertinya kaget karena dia membalas dengan "KOk tau?"

"Aku kan tetangga mang aan. aku tiap kali motong celana kan ke mang aan."

Dia tidak menjawab.

"Mang aan suka laki?" Tanyaku.

"Mang aan suka lubang," katanya.

"Lubang aja mah santai," katanya.

AKu kemudian mengirimkan fotoku yang binal. Aku berdiri di depan cermin memakai celana dalam hitam yang memamerkan pantatku yang semok. Aku sengaja menunjukkan muka supaya mang aan tahu kalau aku doyan kontol.

"Satria?" Tanyanya.

"Iya, Mang."

"Kamu cari apa disini?"

"Kontol lah mang, apa lagi," jawabku.

"Lho, mamang ga tau kalau kamu suka kontol," katanya.

"Udah lama atuh mang," jawabku.

"Sini ngopi sama mamang. Lagi sepi euy," katanya.

Aku pun langsung mengambil pelumas, poppers dan melepas celana dalamku biar nanti kalau ngewe nggak perlu repot.

Tempat mang aan sebenarnya ada di pinggir jalan besar. Dekat dengan bengkelnya Bambang. Walaupun bisa jalan kaki tapi aku lagi malas, jadi aku naik ojek online dan sampai dalam waktu lima menit.

"Haduh, sok gemes pisan euy naik ojek. Kan bisa jalan kaki," sapa mang aan sambil menghembuskan asap rokok jisamsunya.

"Capek hehe," kataku.

Aku melihat sekeliling. Tidak ada orang.

"Kok sepi mang? Yang lain mana?" Aku menunjuk ke dua mesin jahit yang kosong.

"Dadang sama Burhan lagi pulang kampung. Lusa baru balik. Ini dari tadi juga mamang males kerja. Nggak enak kerja sendiri. Nggak bisa nongkrong," katanya.

Petualangan Si BinalWhere stories live. Discover now