8

6.3K 97 1
                                    

Suatu sore aku mendapatkan kabar bahwa hilangnya Mas Nando karena dia dipenjara. Aku mendapatkan info ini dari seorang debt collector lain bernama Wahyu yang datang ke rumah sore ini. Berbeda dengan Mas Nando yang terlihat sangar, Mas Wahyu jauh lebih lembut perawakannya. Dia tinggi dan kekar (yang tentu saja membuatku ngaceng saat aku melihat lengannya yang kekar) tapi gaya bicaranya jauh lebih lembut. Dia berbicara dengan nenek ketika nenek membayar tagihannya.

Ketika kutanya soal Mas Nando, Mas Wahyu agak kaget karena dia tidak menyangka Mas Nando punya teman. Tapi aku bilang aku pernah bertemu dengannya ketika dia kemari. Mas Wahyu kemudian cerita bahwa Mas Nando dipenjara karena dituduh menikam orang padahal dia hanya membela diri. Ketika kutanya kapan Mas Nando dikeluarkan, Mas Wahyu mengangkat bahu. Aku jadi patah hati. Dan kembali ngaceng ketika membayangkan kalau aku di penjara dan satu sel dengan Mas Nando. Pasti aku akan menyusu kontolnya setiap saat sampai perutku penuh dengan pejuh Mas Nando.

Malam harinya ketika aku membayangkan kontol Mas Nando yang tebal dan berurat, aku mendapatkan whatsapp. Nomor asing. Tapi melihat foto profilnya, aku melihat Mas Yuli menggendong bayinya. Dia bertanya, "Lagi apa, At?"

Aku mengetik, "Nggak ngapa-ngapain. Kenapa Mas?"

Kemudian muncul foto kontol Mas Yuli. Aku langsung duduk dan mengetik, "Saya mau banget ngisep, Mas Yuli."

"Yaudah sini ke kantor gue."

Aku pun langsung ganti baju dan berjalan menuju kantor Mas Yuli yang jaraknya memang tak jauh dari rumahku. Sampai disana lampu depan sudah dimatikan. Suasana tampak gelap.

Aku mengeluarkan hapeku dan mau bertanya lewat mana tapi kemudian muncul whatsapp dari Mas Yuli. "Masuk aja. Nggak dikunci. Tapi abis masuk langsung kunci."

Aku membuka pintu dan ternyata memang tidak dikunci. Aku masuk dan menutup kunci. Suasana depan kantor gelap. Kemudian terdengar suara musik. Aku akhirnya berjalan ke arah musik. Aku masuk ke arah belakang yang ternyata gudang. Disana lampu dinyalakan.

Ada banyak paket dan barang-barang. Disana Mas Yuli dan... ini dia yang membuat aku deg-degan, Pak Anton sedang berdiri. Ada beberapa botol bir di lantai dan kulit kacang.

"Nah ini dia yang dicari," kata Mas Yuli sambil tersenyum dan melempar kulit kacangnya ke lantai.

"Hai, Mas Yuli," sapaku.

"Lo udah kenal Pak Anton kan?" Tanya Mas Yuli.

"Kenal lah. Kontolku dah pernah masuk mulutnya," kata Pak Anton.

"Gimana, At?" tanya Mas Yuli. "Siap nggak lo ngeladenin dua kontol?"

Aku kemudian mengangguk.

"Emang lonte ini perek," kata Mas Yuli.

"Sini kamu," kata Pak Anton.

Aku pun mendekati mereka. Dan aku langsung jongkok dan mengendusi celana mereka. Jendolan mereka membesar. Kontol mereka sudah setengah jalan menuju ngaceng.

"Enak banget ya sekarang kita punya orang yang bisa dipanggil kalo lagi pengen crot," kata Pak Anton.

"Gue juga kaget, Pak Anton, begitu tahu ni anak doyan kontol," kata Mas Yuli.

"Isep langsung, Anjing," kata Mas Yuli keras. "Gak usah kebanyakan gaya."

Mas Yuli langsung membuka resletingnya dan mengeluarkan kontolnya. Aku langsung dengan lahap menerima kontolnya dan mengisapnya. Mas Yuli mendesah. Aku melihat dia mengambil rokok dan menyalakannya. Mas Yuli mengeram sambil mengepulkan asap dari bibirnya. "Anjing, enak banget, At, diisep sambil ngerokok."

Mas Yuli kemudian menampar wajahku. Kontolku semakin mengeras di dalam celana.

"Anak orang, Yul," kata Pak Anton sambil mengeluarkan kontol dari celananya. Tanganku langsung mengocok kontol Pak Anton.

Petualangan Si BinalWhere stories live. Discover now