21

3.5K 90 7
                                    

Kalau aku boleh jujur, sebenarnya ada sosok yang sampai saat ini aku ingin nikmati tubuhnya tapi sampai sekarang aku belum mendapatkan kesempatan untuk menikmatinya. Dan dia dalah Mas Johan.

Mas Johan adalah salah satu orang yang terpandang di kampungku. Mungkin karena dia tentara. Tapi mungkin juga karena orangnya memang tegas. Dia tidak banyak bicara. Karena dia tentara orang jadi agak segan berbicara dengannya. Matanya tajam sekali. Rahangnya kotak dan tegas. Bibirnya tebal berwarna hitam. Dia merokok Dji Sam Soe karena aku pernah bertemu dengannya saat dia membeli rokok di warung.

Aku memang mempunyai fetish khusus dengan laki-laki berseragam. Itu sebabnya pantatku selalu kedutan setiap kali melihat Om Naryo. Karena dia satpam dan setiap kali dia memakai seragam satpamnya, aku ingin dientot juga oleh dia.

Mas Johan juga sama. Setiap kali aku melihatnya pergi atau datang dengan seragam tentaranya yang ekstra ketat, dengan sepatu bootsnya dan tasnya, aku ingin sekali diperkosa. Aku ingin merasakan kontolnya yang besar.

Darimana aku tahu kalau kontol Mas Johan besar?

Mungkin karena Mas Johan suka lari dan olahraga di lapangan. Dia biasanya memakai celana ketat dan jendolan selangkangannya tidak bisa disembunyikan. Bahkan tidak ngaceng saja jendolannya luar biasa. Aku tak bisa membayangkan kalau kontolnya ngaceng. Pasti akan menyenangkan sekali.

Aku sering bermimpi bisa menjilat kontol dan ketiak Mas Johan. Tentu saja ini hanya mimpi. Karena Mas Johan menyukai perempuan. Dan dia sepertinya agak homophobic. Dia selalu tidak suka kalau ada pengamen banci keliling kampung.

Suatu hari aku sedang di counter hape dan membeli pulsa ketika Mas Johan datang. Dia membeli kuota dan menyebutkan nomernya. Diam-diam aku memasukkan nomernya ke dalam ponselku. Pulang ke rumah aku memandangi foto profil whatsappnya. Dia tersenyum memeluk istri dan anaknya yang masih berumur tiga tahun. Keluarga yang bahagia.

Melihat lengan Mas Johan yang tebal dan berotot memeluk istrinya, kontolku ngaceng. Aku mengocok kontolku dan mendesah pelan "Mas Johan entot aku" sambil melihat fotonya.

Diam-diam aku memikirkan bagaimana cara menghisap kontol Mas Johan. Aku mencari cara sampai membuka internet. Tentu saja tidak ada cara spesifik bagaimana cara menghisap kontol cowok straight. Salah satu cara yang terbukti berhasil menurut internet adalah mengiming-ngimingi mereka uang. Dan tentu saja aku tidak punya uang. Aku melupakan rencana ini.

Tapi rupanya bayangan Mas Johan tak lekas hilang. Aku setiap hari memandangi whatsappnya. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mewhatsappnya. Aku mengetik "apa kabar?".

Aku tahu kesempatan untuk dibalas akan sangat kecil. Tapi ya sudah. Tidak ada salahnya juga.

Empat jam kemudian dia membalas, "Ini siapa?"

Aku bingung harus menjawab apa. Ingin sekali aku menjawab, "Ini Satria tetanggamu yang pengen ngisep kontolmu."

Tapi aku tahu aku tidak bisa.

Aku tidak menjawab sampai besokannya. Dan besokannya akhirnya aku memutuskan untuk jujur saja.

"Ini Satria, Mas. Yang tinggal di tempat jualan nasi."

Dia menjawab, "Oh Satria. Ada apa?"

"Nggak apa-apa, Mas. Mau nyapa aja."

"Oh oke," kata dia.

Sehabis itu tidak ada komunikasi lagi. Selama dua hari aku memikirkan bagaimana cara membalas Mas Johan lagi tapi aku tidak tahu mau berkata apa. Tidak mungkin aku basa-basi tidak jelas sama orang yang di dunia nyata saja tidak akrab.

Tapi beberapa hari kemudian Mas Johan mewhatsappku. Dia bertanya apakah dia bisa beli nasi COD. Aku disuruh mengantar pesanannya ke rumahnya kemudian dia akan membayarku disana. Tentu saja aku bilang bisa karena siapa tahu dia sendirian di rumah.

Petualangan Si BinalWhere stories live. Discover now