2. DIAJAK PACARAN

27 8 0
                                    

Saat masuk ke dalam kelas, Fiona begitu lega sebab berpisah dengan kembaran nya yang sangat menyebalkan, ditambah ia sedikit naif dan berbeda dari kelima kakak nya.

"Huh ... aku sudah bebas, sekarang aku mau ngapain, yah?" ucap Fiona.

Kemudian ia melihat kursi kosong paling depan berhadapan dengan kursi dosen, lalu ia bergegas duduk di kursi sambil meletakkan tas di atas, kursi mahasiswa itu tergabung menjadi satu -- mudah dilipat dan di bawa ke mana-mana.

Tak lama seorang pria yang mengenakan kemeja biru, celana dasar hitam sambil membawa tas datang menghampiri Fiona dengan memberikan cokelat.

"Nih ambil, kamu pasti suka kan yang manis-manis," ucap pria tersebut.

Fiona kelimpungan melihat seorang pria yang datang memberikan cokelat, saat ia barusan duduk di kursi.

"Hum ... terima kasih banyak, yah. Ngomong-ngomong nama mu siapa?" tanya Fiona.

Pria itu mengangguk tersenyum, namun Fiona malah tidak merasa apa pun pada pria tersebut.

"Perkenalkan nama ku, Reyhan. Kita pacaran yuk," balas nya, lalu ia tiba-tiba mengajak pacaran.

"Pacaran? Ah ... aku--" ucap Fiona terpotong.

"Aku tahu kok, kalau pria yang membawa mu itu tadi adalah kembaran mu dan aku yakin kalau kamu pasti belum punya pacar, 'kan?" tebak Reyhan.

"Lah kok kamu tahu, iya sih selama ini aku belum pernah pacaran, sebab kembaran ku selalu mantau hingga pria lain nggak ada berani mendekat," balas Fiona.

"Nah sekarang kau nggak sekelas sama kembaran mu, mulai sekarang kamu mau kan menerima ku, kebetulan aku lagi jomblo."

Fiona diam saja sambil tersipu malu, lalu ia memperhatikan Reyhan dari atas sampai ke bawah, pria yang ia lihat terlihat cakep, dari cara pakaian sudah cukup bergaul.

"Baiklah, aku mau pacaran dengan mu, tapi aku ada syarat, apakah kamu berani menghadapi kakak ku," pinta Fiona.

"Ah, kecil kalau kalau soal kakak mu, nanti teman ku yang urus," balas Reyhan.

"Hum ... baiklah kalau begitu."

Selepas mengobrol, kini seorang dosen masuk ke dalam kelas, lalu semua mahasiswa duduk ke kursi masing-masing.

"Selamat pagi anak-anak, selamat datang di dunia perkuliahan. Perkenalkan nama bapak Ahmad Husein M.E, bapak mengajar matkul tentang Pegantar Ilmu Ekonomi. Baiklah karena bapak sudah berkenalan, alangkah baiknya kita kenalan dulu di hari pertama ini. tolong sebutkan nama, alamat dan motivasi, mulai dari kanan depan," sapa dosen.

"Selamat pagi, Pak."

Semua mahasiswa baru mengangguk dengan mengikuti perintah Ahmad, lalu mereka memperkenalkan diri satu per satu. Setelah satu jam belajar, Ahmad pun meninggalkan kelas. Kemudian semua mahasiswa keluar dari kelas dan pergi menuju kantin, sebab mereka ada satu mata kuliah lagi pada jam satu siang.

"Ternyata kuliah mengasikan juga yah, Bi," ucap Reyhan datang mengajak mengobrol dengan Fiona.

"Hah, Bi. Kamu panggil aku babi, kok nggak sopan sih? Mau ku pukul," balas Fiona.

"Astaga, bukan itu maksud ku, Bi itu panggilan baby artinya sayang. Ngomong-ngomong kamu nggak pernah jatuh cinta yah sama seseorang?" tanya Reyhan.

"Sudah ku bilang, kalau aku nggak pernah jatuh cinta pada seorang, aku malah insecure sebab dikawal kembaran ku, kalau aku jatuh suka sama seseorang nanti bakalan dihukum oleh ayah."

"Oalah, pantes agak kolot."

"Hah. Apa yang kau maksud? Mau minta pukul?!"

"Heh ... enggak pantes agak lambat, ya sudah nanti aku ajarin terjun di dunia romantis. Btw, kamu sudah makan belum?"

"Belum. Napa, mau traktir?"

"Ututu ... ya sudah kita pergi ke kantin, yuk. Nanti aku yang traktir," ajak Reyhan.

"Nggak usah sok imut, soalnya aku bukan anak kecil. Ya sudah, ayo kalau di traktir," balas Fiona.

Reyhan diam saja, melihat pacar baru nya yang sangat anti romantis. "Iya."

Saat hendak pergi ke luar, Fiona dan Reyhan melihat Filio dengan mengandeng tas, lalu Filio juga ikut kaget.

"Fiona, dia ini siapa?" tanya Filio.

"Pacarku," balas Fiona dengan santai.

"Pacar. Hei kamu, lebih baik menghindari saja dari Fiona, daripada kamu mati menghadapi kami!" Filio memberi peringatan pada Reyhan.

"Emang kenapa kalau aku, harus menghindar dari Fiona. Ingat kamu itu cuman kembaran nya doang dan aku pacar nya."

"Sudahlah, Kak. Berhenti membatasi ku, biarkan aku untuk bergaul dengan orang lain. Kalau kamu iri, mending cari pacar aja sana."

Filio diam saja, melihat mereka berdua yang sudah menyerang nya -- akhirnya ia memilih mengalah. Saat hendak pergi ke luar, Filio dan Fiona melihat Askar yang berdiri di lantai tiga sambil menyapa mereka berdua dari atas. Kemudian Filio mendorong Reyhan agar tidak dilihat oleh Askar.

"Hei dua budak kembar, kalian sudah dapat kursi belum?" tanya Askar.

"Iya, Kak. Aku di kelas 1C ekonomi dan Fiona di kelas 1A ekonomi," balas Filio.

"Oh bagus kalau begitu, selamat yah sudah jadi mahasiswa baru."

"Siap, Kak."

Saat Filio mendorong Reyhan dengan kuat -- masuk ke dalam semak-semak, kini ia bangkit dan mau menonjok Filio.

"Kamu sebenarnya mau apa sih? Ini kemejaku jadi kotor, kalau nggak suka, jangan buat masalah di waktu yang tidak tepat?!" kesal Reyhan terhadap Filio.

"Maafkan, aku. Aku di sini cuman menyelamatkan mu, agar tidak dilihat sama Kak Askar. Kalau kelihatan nanti kamu malah di eksekusi habis," balas Filio.

"Sudah Reyhan, benar apa yang dikatakan oleh kembaran ku. Sebaiknya kita harus segera pergi dari sini, sebelum kelihatan Kak Askar." Tiba-tiba Fiona berpihak pada Filio.

Reyhan pun mengalah ketika mendengar ucapan Fiona, namun ia masih dendam pada Filio. Saat sampai di kantin, tepat belakang kampus. Kini mereka bertiga sedang menyantap mie ayam bersama-sama.

"Rey, aku minta maaf yah. Sebenarnya aku mau menerima mu, tapi tidak untuk  kakak ku dan ayah ku. Mereka itu paling benci ketika melihat cowok lain, apalagi di bawa ke rumah. Soalnya ibu kami pernah diganggu oleh cowok lain!" jelas Filio.

"Oh, jadi begitu ceritanya. Iya Filio, terima kasih telah menyelamatkan ku, tapi aku berjanji akan menjaga Fiona dengan baik."

Filio mengangguk tersenyum, usai mengobrol kini mereka bertiga menyantap mie ayam sampai habis, kemudian kembali masuk ke dalam kelas, sebab bentar lagi akan mau matkul terakhir.

"Bi, nanti pulang aku antarin ke rumah, yah," ucap Reyhan.

"Emang kamu nggak takut sama kakak ku?" tanya Fiona dengan menantang Reyhan.

"Aku nggak takut, nanti aku hadapi mereka," balas Reyhan.

Fiona diam saja sambil tersenyum, melihat ke-jantanan Reyhan menghadapi kelima kakak nya. Kemudian mereka berdua masuk ke kelas ekonomi 1A, sedangkan Filio masuk ke kelas ekonomi 1C.

To be continued.

Enam Pangeran, Satu Putri [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang