Sepanjang perjalanan Fiona hanya diam saja, sedangkan Reyhan yang mengendarai sepeda motor malah kebingungan dan merasa bersalah.
Beberapa menit berlalu, kini mereka berdua sudah sampai di depan gerbang. Fiona bergegas turun dengan memasang wajah masam.
Kemudian Reyhan membuka obrolan sambil meminta maaf, "Bi, aku minta maaf, yah. Aku tahu kalau diriku salah."
Fiona diam sejenak seraya menghela napas. Selepas itu ia tersenyum dan membalas obrolan Reyhan.
"Iya, Yang. Justru aku yang meminta maaf, terima kasih sudah percaya padaku."
"Sudah masalah yang tadi, lupakan saja. Aku mengerti kok, apa yang kau maksud. Harusnya hubungan kita ini hanya biasa-biasa saja dan jangan terlalu berlebihan."
"Iya. Aku izin pulang, yah. Ayah dan kakakku pasti sudah menunggu di rumah."
"Baiklah, Bi. Besok pagi jam tujuh seper empat, aku bakalan jemput kamu, yah."
Fiona mengangguk tersenyum. Usai mengobrol dengan Fiona, Reyhan bergegas pulang sambil menaiki motor.
Setelah keberangkatan Reyhan. Fiona berjalan menuju depan gerbang sembari memanggil Edy.
"Pak Edy, tolong buka gerbangnya!" teriak Fiona.
Edy yang sedang tidur mendadak kaget, lalu ia bangkit dari tidurnya dan mendorong pagar dengan luas.
Selepas terbukanya gerbang, Fiona bergegas masuk sambil membawa tas gandeng, kemudian ia membuka obrolan.
"Selamat malam, Pak Edy. Maaf yah mengganggu waktu tidurnya," sapa Fiona.
"Malam juga, Non. Tidak apa-apa non, lagipun sudah kewajiban ku untuk bekerja," balas Edy.
Fiona mengangguk tersenyum. Usai mengobrol dengan Edy, Fiona melanjutkan perjalanan menuju rumah.
Saat sampai di depan rumah. Fiona mengambil kunci cadangan pada tas gandeng nya. Setelah berhasil mendapatkan kunci cadangan, tak lama Filio datang dengan mengendarai motor matic -- berhenti di depan garasi.
"Dik, kamu sudah lama pulang?" tanya Filio.
"Iya, aku sudah lama pulang. Hum ... kakak ipar nggak diajak ke sini, yah?" balas Fiona, lalu bertanya.
"Oh syukurlah, aku takut kalau kamu diapa-apain dengan pacar mu itu. Em, dia nggak mau diajak ke sini, katanya lagi ada kesibukan di rumah," balas Filio dengan berbohong.
Fiona diam saja. Selepas saling mengobrol, mereka berdua bergegas masuk ke dalam rumah. Kini rumah nampak sepi, saat berjalan ke ruang keluarga.
Fiona dan Filio melihat ayahanda dan Adhtia yang sedang menonton televisi.
"Heh. Fiona, Filio kalian sudah pulang yah. Gimana filmnya?" sapa Adhtia.
"Lah, kok Kak Adit tau. Kalau kami sedang menonton film?" heran Fiona.
"Tadi, Aziz yang bilang. Kalau kalian sedang menonton film," balas Adhtia.
"Oh, padahal aku nggak ngasih tau sama Kak Aziz," ucap Fiona.
"Aku tadi yang ngasih tau sama Kak Aziz, tapi aku nggak tahu kalau kamu nonton film juga," tanggap Filio.
Fiona diam saja. Di lain sisi ayahanda masih sibuk menonton televisi, siaran yang ia tonton drama Indonesia.
"Dik, kalian berdua bawa makanan nggak?" tanya Adhtia.
"Aku nggak ada duit, Kak. Tadi, aku sama pacar ku ada masalah kecil, sekarang sudah berhasil diselesaikan," balas Fiona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enam Pangeran, Satu Putri [TAMAT]
Teen FictionSeorang wanita yang baru masuk dunia kuliah dengan mengambil jurusan ekonomi bersama kembarannya, lalu ia tidak sengaja bertemu dengan pria yang sama masuk dunia kuliah -- akhirnya mereka pacaran. Mampukah hubungan wanita itu bersatu dengan pria yan...