"Cit, kita nikah yuk," ajak Aziz, setelah habis memandang Citra dari atas sampai ke bawah.
Citra kaget sambil melebarkan kedua matanya, lalu ia membalas, "Mas, bukannya hal itu terlalu cepat, 'kan kemarin kita sudah sepakat."
"Nggak pa-pa, nanti kuliah dan kebutuhan mu, aku yang nanggung. Itu kemarin, sekarang aku sudah berubah pikiran saat melihat mu langsung."
Citra diam sejenak, untuk mencari keputusan yang lain.
"Mas, aku sebenarnya minta maaf sebesar nya. Aku nggak mau nikah muda, aku mau fokus dengan kuliah dan karir ku. Sebab ini adalah keinginan mama dan ayahku, hingga aku dikuliahkan."
Aziz pun mendadak diam, lalu mencari ide agar tidak melepaskan Citra segampang itu.
"Gimana kalau kita pacaran aja, kamu mau kan? Soalnya kamu itu cantik dan sulit untuk mendapatkan wanita seperti kamu di antara seribu wanita lain," kekeh Aziz.
"Hum ... ya sudah, deh. Tapi, kita pacaran sewajarnya aja yah mas. Soalnya aku takut."
"Lah, kenapa kamu takut? Aku nggak gigit lho."
"Itu kalau Mas Aziz diganggu, aura singa malah keluar. Apalagi lihat kumis dan brewoknya Mas Aziz."
Aziz pun terkekeh. Selama mereka berdua sibuk mengobrol, tak lama Fiona dan Reyhan datang menghampiri mereka berdua.
"Kak Aziz, pada ngapain ada di sini? Terus, ini siapa Kak?" tanya Fiona, berpura-pura tidak tahu dengan Citra.
"Fiona, kok kamu bisa ada di sini? Mana ada Reyhan lagi. Kalian menguntit kakak, yah." Aziz sudzon.
"Astaghfirullah, nggak boleh sudzon, Kak. Kami nggak ada niat untuk menguntit kakak, melainkan pacarku sendiri yang membawa ke Taman Cempaka buat refreshing."
"Terus, kok kamu tahu lihat keberadaan kami?" heran Aziz.
"Dari awal, aku sudah curiga. Soalnya motor kakak parkir berpapasan dengan motor pacarku," balas Fiona.
Aziz diam sejenak, lalu Fiona bertanya kembali sambil mendesak Aziz, "Kak, wanita ini siapa?"
"Dia temanku," balas Aziz berbohong.
"Tumben, kakak punya teman cewek. Biasanya suka nongkrong sama Filio dan cowok-cowok yang lain. Jujur aja deh, Kak. Sebelum aku beritahu pada orang di rumah."
"Ih -- baiklah, dia Citra dan calon istriku. Sekarang kami lagi pacaran. Fiona, kamu jangan main-main sama kakak yah, batik mu yang kau pinta, nggak bakalan kukasih kalau kamu cepui pada orang di rumah!" Aziz mengancam.
"Heh. Selow wae, Kak. Aku nggak bakalan cepui, tapi kakak janji kan bakalan beliin batikku. Tunggu, namanya Citra dan calon istri. Buset, baru kenalan sudah ngajak nikah aja?" heran Fiona.
"Heh. Bukan begitu Fiona, kami baru lagi pacaran," tanggap Citra.
Fiona diam sejenak. Selama mereka bertiga sibuk mengobrol, Reyhan diam saja sambil mengamati perdebatan Fiona, Aziz dan Citra.
"Oh, baru pacaran yah. Ya sudah, selamat yah kakak ipar, eh maksudku Citra. Semoga hubungan kalian berjalan lancar sampai hari H," balas Fiona.
"Aamiin, terima kasih Fiona."
Di lain sisi, Aziz diam saja melihat gerak-gerik Fiona. Usai mengobrol, kini Aziz menarik lengan tangan Citra, lalu pergi membawa ke tempat lain.
"Mas, kita mau pergi ke mana?" tanya Citra.
"Kita harus pergi dari adikku, Sayang. Kamu tolong jangan terpengaruh apa yang diucapkan oleh adikku," balas Aziz.
"Ah, baiklah mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Enam Pangeran, Satu Putri [TAMAT]
Fiksi RemajaSeorang wanita yang baru masuk dunia kuliah dengan mengambil jurusan ekonomi bersama kembarannya, lalu ia tidak sengaja bertemu dengan pria yang sama masuk dunia kuliah -- akhirnya mereka pacaran. Mampukah hubungan wanita itu bersatu dengan pria yan...