30. MINTA MAAF

4 7 0
                                    

Beberapa menit kemudian, Fiona dan Reyhan sudah selesai menyantap makanan di kantin. Kini Fiona kekenyangan sebab terlalu banyak makan.

"Bi, ayo kita pergi bertemu kakak mu," ajak Reyhan.

"Aku masih kekenyangan sayang, aku butuh istirahat sebentar," balas Fiona.

Reyhan menghela napas, saat menghadapi Fiona yang selalu menunda. Lima menit berlalu, Fiona sudah bersendawa.

Kemudian mereka berdua bergegas pergi menuju kelas 1C ekonomi untuk bertemu Filio.

Saat sampai di depan kelas 1C ekonomi, Fiona melihat Filio yang duduk berduaan dengan Ayu. Kini Filio masih terlihat kesal oleh tingkah adiknya, sedangkan Ayu berusaha menenangkan Filio.

"Sudahlah, Yang. Berhentilah marah melulu, adikmu itu cuman bercanda doang. Kalau marah terus nanti stroke," ucap Ayu.

"Fiona, itu sangat menyebalkan sayang. Dia dari dulu selalu membuat masalah, aku sudah muak. Ditambah ayah dan kakak-kakakku harus menyuruhku untuk memantau Fiona selama 24 jam saat sekolah. Ketika aku dapat kebebasan, dia malah seenaknya menganggu ku!" kesal Filio.

Ayu mendadak berhenti, lalu memegang telapak tangan Filio dengan halus.

"Sudah yang, kau harus berfikir tenang dulu. Ini aku ada air putih, mungkin kamu sedang haus," suruh Ayu sambil menyodorkan sebotol air minum.

Filio langsung mengambil dan meminum botol air minum Ayu dengan banyak -- tersisa setengah botol lagi.

Selesai minum, kini pikiran Filio menjadi lega. Tak lama, Fiona dan Reyhan masuk ke dalam kelas. Fiona merasa bersalah setelah mendengar curahan Filio.

"Kak Filio, aku minta maaf yah dan aku berterima kasih sudah menjagaku dengan baik dari SD sampai sekarang. Soal di kantin, aku minta maaf sebesar-besarnya, aku berjanji tidak mengusik kakak lagi bersama calon kakak ipar," ucap Fiona.

Filio dan Ayu diam saja sambil mendengar ucapan Fiona. Kini Fiona datang dengan memberikan telapak tangan untuk meminta maaf.

Filio mendadak tersenyum, lalu ia memegang tangan Fiona dengan memaafkan adiknya.

"Baiklah, maafkan aku juga, Dik. Sebab telah memaki-maki mu di tempat umum. Aku berjanji tidak akan melampiaskan kemarahan ku dihadapan mu," balas Filio.

Fiona mengangguk tersenyum. Sedangkan Reyhan dan Ayu senang, melihat dua saudara saling memaafkan.

"Nah, kalau begini kan, adem mayen. Jadi sebagai kakak adik, kita harus saling menghargai dan menghormati," tanggap Reyhan.

"Aku setuju. Lebih baik saling memaafkan, agar tali persaudaraan sangat kuat dan tidak akan terpisahkan," tambah Ayu.

"Terima kasih, yah. Sudah menyatukan persaudaraan kami," balas Filio dan Fiona.

Reyhan dan Ayu mengangguk. Setelah saling memaafkan, tak lama kemudian semua mahasiswa berbondong-bondong masuk ke dalam kelas 1C ekonomi.

Reyhan dan Fiona tak sadar, kalau waktu tinggal sepuluh menit mau masuk jam kelas terakhir. Kemudian mereka berdua berpamitan, lalu bergegas masuk ke dalam kelas.

Beberapa menit berlalu, mereka berdua sudah sampai di kelas. Kebetulan Iwan Sultoni belum masuk ke dalam kelas.

Reyhan dan Fiona duduk ke kursi masing-masing. Setengah jam berlalu, kini mereka masih menunggu di dalam kelas dan tidak melihat batang hidung Iwan.

Ke-20 mahasiswa itu menggerutu, sebab Iwan tak mengabari kalau hari ini bakalan belajar atau tidak. Bahkan ketua atau wakil kelas sudah berusaha mengchat Iwan -- mendapat dua centang berwarna abu-abu.

"Ra, Pak Iwan sudah ngasih kabar belum?" tanya Fiona.

"Belum dibalas, Fiona," balas Raisa.

"Yah, sebenarnya tuh bapak niat kerja nggak sih. Kalau mau daring, tinggal kasih informasi!" kesal Fiona.

Tidak lama kemudian, Iwan Sultoni datang masuk ke dalam kelas tanpa membawa tas ransel dan gawai.

Selepas itu, Iwan Sultoni memberi kabar pada ke-20 mahasiswa 1A ekonomi. "Assalamualaikum, selamat siang anak-anak. Bapak minta maaf sebab datang terlambat, tadi bapak lagi rapat bersama dekan, ketua kaprodi dan reaktor. Hari ini kita tidak belajar, tapi bapak akan memberikan soal matematika lewat Raisa. Deadline-nya hari senin pukul sembilan malam, kumpulnya di WhatsApp pribadi bapak. Baiklah, sekarang kalian kumpulkan kartu absen."

"Wa'alaikum salam, baiklah pak!" balas serentak.

Semua mahasiswa berseteru untuk mengumpulkan kartu absen pada ketua kelas, lalu dikumpulkan di meja dosen tepat berhadapan Iwan.

Usai mendatangani kartu absen mahasiswa. Kini Iwan berpamitan, lalu pergi meninggalkan semua mahasiswa kelas 1A ekonomi, serta memberikan tugas yang akan dikumpulkan hari senin.

"Bi, kau paham matematika nggak?" tanya Reyhan.

"Paham lah sayang, gini-gini juga handal menghitung dan sering dapat juara ikut lomba matematika seluruh dunia, meskipun masih bermimpi," balas Fiona.

Reyhan diam saja sambil memandang Fiona dengan sinis. "Bukan begitu maksudku, aku sering juara setiap belajar matematika dan mendapat nilai rapot diatas 90."

Dari pandangan Reyhan yang sinis, berubah dengan memasang senyuman manis. "Pacarku, ternyata pintar juga. Aku jadi bangga, nanti ajarin aku belajar yah, Bi."

"Iya sayang."

Setelah mengobrol. Reyhan dan Fiona bergegas keluar dari kelas, lalu berjalan menuju parkiran.

Saat keluar dari kelas, mereka berdua berjalan melewati koridor. Ketika melewati kelas 1C ekonomi, Fiona melirik lewat jendela dengan memperhatikan Filio dan Ayu nan masih sibuk belajar.

Selesai memperhatikan Filio, mereka lanjut berjalan -- tiba di parkiran. Kemudian Reyhan menghidupkan motor, sedangkan Fiona duduk di belakang untuk pulang ke rumah.

***
Seper empat jam berlalu. Kelas 1C ekonomi, sudah mulai bubar. Selepas kepergian bapak dosen, kini semua mahasiswa keluar satu per satu, lalu terakhir tinggal tersisa Filio dan Ayu di dalam ruangan.

"Yang, kamu jadi kan mau bawa aku, ke rumah mu?" tanya Ayu.

"Iya sayang, nanti sekalian ku perkenalkan pada ayah dan kakak-kakakku. Tapi, jam segini ayah dan kakakku belum pulang, paling malam mereka sudah berkumpul," balas Filio.

"Yah, kalau malam aku nggak bisa. Sebab ayahku sudah pulang, aku pasti nggak akan di izinin keluar malam. Kita pacaran aja masih diam-diaman."

"Hum ... ya sudah, kapan-kapan kalau ada acara penting. Aku bakalan jemput kamu, sekalian minta izin pada ayah dan ibu mu."

"Terima kasih yah, sayang. Aku makin sayang kepada mu."

"Iya sayang, sama-sama."

Selepas mengobrol. Mereka berdua bergegas pergi meninggalkan kelas, lalu berjalan menuju parkiran dengan melewati koridor.

Selama Filio dan Ayu pulang bersamaan. Kini Askar yang masih berada di lantai dua, melihat adiknya pulang bersama wanita lain.

"Buset, mereka berdua kenapa mudah sekali dapat jodoh, sedangkan aku sudah kuliah dua tahun setengah kagak pernah dapat," ucap Askar.

Saat Askar berbicara sendiri, ia tidak sadar bahwa Fitri selaku wakil ketua BEM sudah berusaha mengejar dirinya.

"Askar, mau sampai kapan, kau tidak peka ke padaku? Tapi gak pa-pa, aku akan terus berusaha mendapatkan diri mu," batin Fitri.

Beberapa menit kemudian. Filio dan Ayu sudah sampai di parkiran, lalu Filio menghidupkan motor sedangkan Ayu duduk di belakang sambil merangkul perut Filio -- mengantar Ayu ke rumah.

To be continued.

Enam Pangeran, Satu Putri [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang