Sepuluh menit kemudian, tak lama seorang ibu dosen masuk ke dalam kelas untuk mengajar, sedangkan kakak tingkat yang masih promosikan organisasi malah ke-ciduk.
"Heh, Bu Lastri. Selamat pagi, Bu, izin promosi organisasi pada mahasiswa baru, yah," ucap Askar.
"Bayar, Askar. Ya sudah, buruan sana," suruh Lastri.
"Terima kasih, Bu."
Selepas itu, Askar lanjut promosi untuk mengajak mahasiswa baru. "Cukup sekian adik-adik, kalau kalian berkenan untuk gabung, bisa hubungi Kak Fitri dan nomor kakak sendiri pada formulir tertera."
Semua mahasiswa baru mengangguk, lalu Reyhan segera menghubungi Fitri atau Askar, dengan bergabung organisasi BEM. Usai mempromosikan, kini Lastri masuk ke dalam kelas dengan membawa laptop dan mengandeng tas ransel.
Selepas meletakkan tas di kursi dan laptop di atas meja dengan menghubungkan kabel proyektor, kini Lastri memperkenalkan diri pada semua mahasiswa baru.
"Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak. Perkenalkan nama ibu, Lastri Handayani atau bisa dipanggil Lastri. Hari ini ibu diberikan mengajar Pengantar Bisnis. Baiklah, kita mau perkenalan dulu atau belajar langsung?" sapa nya, lalu bertanya.
"Wa'alaikum salam, selamat pagi bu. Perkenalan langsung belajar, Bu," balas mahasiswa.
"Ya sudah, kalau begitu. Perkenalan nya mulai dari kanan," suruh Lastri.
Semua mahasiswa mengangguk, kemudian mereka berkenalan diri, seiring mereka berkenalan. Lastri telah menyiapkan power point, dengan materi Pengantar Bisnis. Usai berkenalan, Lastri langsung menerangkan materi.
"Baiklah, materi dasar kita pelajari adalah tentang bisnis. Menurut kalian bisnis itu apa?" tanya Lastri.
"Bisnis adalah membuat modal yang akan dijual, ditukar dengan tujuan mendapat keuntungan," balas Fiona.
"Sangat tepat, siapa nama mu?"
"Nama saya Fiona, Bu."
Lastri mengangguk, lalu ia memperhatikan wajah Fiona yang tidak asing dengan Askar, "Kamu, adiknya Askar, 'kah?"
"Iya, Bu. Ada apa?"
"Oh, nggak pa-pa. Baiklah, apakah ada lagi yang menjawab soal bisnis?" balas Lastri, lalu mengalihkan dialog pada beberapa mahasiswa.
Di lain sisi, Fiona malah kebingungan melihat Lastri bertanya seperti itu, namun mengapa ia tahu kalau dirinya adalah adik Askar.
Setelah satu jam belajar, semua mahasiswa keluar dari kelas, kini Fiona datang menghampiri Lastri.
"Bu, aku boleh bertanya?" panggil Fiona.
"Iya, Nak. Ada apa?" tanya Lastri.
"Itu, kok ibu tahu kalau aku adiknya Askar. Padahal perkenalan tadi, cuman nanya nama, alamat sama motto doang?"
"Oh, kamu itu mirip kayak Askar. Askar adalah pemimpin BEM terbaik di kampus ini, namun ibu senang kalau penerus Askar ada di sini, ditambah kamu paling aktif."
"Hum ... jadi begitu yah, Bu. Kayaknya aku nggak ada niatan ikut organisasi, Bu. Aku mau jadi kupu-kupu aja."
"Kupu-kupu?"
"Kuliah pulang, Bu. Aku pergi kuliah di sini, sebab disuruh ayah untuk memantau gerak-gerik Kak Askar."
"Em, jadi begitu ceritanya. Tapi, kakak mu itu orangnya baik, bijaksana dan bertanggung jawab saat melakukan tugas yang diberikan oleh dosen. Mending kamu ikut BEM aja, Nak."
"Duh, insyallah. Nanti aku pikir-pikir lagi."
Selepas mengobrol dengan Lastri, kini ia kembali ke kursinya sambil membuka tas berisi bekal dan botol air minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enam Pangeran, Satu Putri [TAMAT]
Teen FictionSeorang wanita yang baru masuk dunia kuliah dengan mengambil jurusan ekonomi bersama kembarannya, lalu ia tidak sengaja bertemu dengan pria yang sama masuk dunia kuliah -- akhirnya mereka pacaran. Mampukah hubungan wanita itu bersatu dengan pria yan...