Setengah jam berlalu, Fiona berhasil menyelesaikan quest game sejuta loly, kini ia menerima pesan dari Reyhan.
[Assalamualaikum, Bi. Ini aku sudah menunggu di depan pagar,] pesan Reyhan.
[Wa'alaikum salam, Yang. Iya tunggu sebentar, aku mau otw ke depan,] balas Fiona.
[Baik, Bi. Jangan lama-lama yah.]
[Siap, Sayang.]
Selepas chatan dengan Reyhan. Fiona memasukkan gawai dan charger ke dalam tas gandeng. Kemudian ia bergegas pergi ke depan sambil membawa tas gandeng.
Saat sampai di depan rumah, kini Fiona tak melihat motor matic Filio. Biasanya Filio selalu meminta izin atau mengajak Fiona pergi.
Saking nggak tahu keberadaan Filio. Fiona bergegas pergi ke depan rumah dan memanggil Edy untuk membuka gerbang.
"Pak Edy, tolong buka gerbangnya," pinta Fiona.
"Baiklah, Non. Non, nggak pergi bareng Den Filio lagi, 'kah?" tanya Edy.
"Nggak, aku pergi bareng pacarku. Ngomong-ngomong, Filio sudah pergi yah pak?" balas Fiona, lalu bertanya.
"Sudah sepuluh menit yang lalu, Non. Katanya dia mau jemput temannya," balas Edy.
"Oh begitu, terima kasih pak, sudah memberi tahu."
"Iya, Non. Sama-sama."
Usai mengobrol dengan Edy, Fiona bergegas pergi ke depan pagar, lalu bertemu Reyhan yang mengenakan kemeja merah dan celana jeans.
Reyhan tersenyum, melihat Fiona mengenakan pakaian yang berbeda. Kemudian Fiona berjalan ke belakang dengan menaiki motor Reyhan.
"Yang, ayo kita pergi," ucap Fiona.
"Hum ... iya, Bi. Btw, kamu nggak ada ketinggalan lagi, 'kah?" tanya Reyhan.
Fiona diam sejenak, sambil memikirkan barang-barang yang ia bawa. Selepas itu, ia memeriksa dalam tas satu per satu, ternyata ada ketinggalan yaitu bekal dan air minum.
"Astaga, Yang. Aku baru ingat, bekalku dan air minum masih tinggal di rumah," ucap Fiona.
"Nah, untung kita belum pergi. Jangan sudah sampai kampus, kamu baru ingat. Nantinya kita malah kesiangan," balas Reyhan.
"Hahaha ... aku lupa sayang. Lagipun kakakku tidak memberitahu soal bekalku, dia lebih fokus dengan pacar barunya."
"Oalah jadi begitu ceritanya. Ya sudah bi, buruan ambil bekal dan botol air minumnya," suruh Reyhan.
"Iya, Yang. Tunggu sebentar."
Setelah mengobrol dengan Reyhan. Fiona bergegas kembali menuju rumah, saat masuk kembali membuat Edy kelimpungan.
"Lah, kok Non Fiona balik lagi?" heran Edy.
"Bekal dan botol air minum ku tinggal, Pak," balas Fiona.
"Heh."
Selepas mengobrol dengan Fiona. Lanjut perjalanan ke arah rumah. Kini ia membuka pintu, lalu berjalan ke arah dapur dengan mengambil bekal dan botol air minum.
Usai mendapatkan bekal. Kini Fiona bergegas kembali untuk menemui Reyhan, agar kuliahnya tidak kesiangan.
Tak lama, Askar keluar dari kamarnya, dengan memakai baju kaos kusut serta celana pendek yang bau.
"Dik, kamu mau pergi ke mana?" tanya Askar.
"Mau kuliah lah, Kak. Emang aku mau ke mana lagi," balas Fiona.
"Lah, tumben kamu rajin. Mending hari ini kamu bolos aja, temani kakak main Playstation," ajak Askar.
"Ogah. Sekarang bukan waktunya untuk bermain game, Kak. Aku mau menuntut ilmu dulu, biar IPK ku bagus. Nanti habis kuliah, baru lanjut main game Playstation."
"Halah. Buat apa kuliah, nanti ujungnya kamu malas pergi ke kampus. Aku tahu Kalau kuliah semester awal itu sangatlah menyenangkan, tapi di semester akhir. Semua dosen bakalan tidak peduli dan kamu bakalan kesusahan untuk bimbingan. Contohnya kayak dosen kakak, mau bimbingan sama minta revisi susah bang--" Penjelasan Askar pun terpotong oleh Fiona.
--Fiona pun tidak mendengarkan dan mengejek Askar, "Nyenye, sudah selesai kan keluh kesahnya. Aku mau lanjut pergi dulu, sampai jumpa Kak Askar."
"Brengsek! Aku belum selesai, ngobrolnya tai!"
Usai mengobrol dengan Fiona, tak lama Askar menerima pesan dari Fitri. Saat memperhatikan isi pesan, kini ia mendapat panggilan.
Dreet! Suara deringan gawai untuk membuat Askar sedikit kaget, kemudian ia mengangkat nya.
"Hallo, Kak Askar. Hari ini jadi kan meeting nya sama anggota-anggota BEM baru?" panggil Fitri.
"Hallo juga Fitri. Baiklah, sebentar lagi aku akan pergi ke sana, sekitar jam delapan," balas Askar.
"Siap kak."
Selepas bertelponan dengan Fitri. Askar bergegas pergi ke dapur sambil lanjutkan sarapan pagi, lalu ia kembali ke kamar nya sambil membawa handuk dengan gerak cepat demi pertemuan.
***
Setelah bercanda dengan Askar. Fiona kini datang kembali menghampiri Reyhan seraya membawa kantong kresek yang berisi bekal dan botol air minum.Kini Fiona tersenyum, usai bercanda dengan Askar. Sedangkan Reyhan yang berada di atas motor malah kebingungan melihat Fiona tersenyum sendiri.
"Bi, kamu kenapa senyum-senyum begitu?" tanya Reyhan.
"Enggak, tadi aku bercanda dengan Kak Askar. Terus saat dia menjelaskan, aku malah memotong pembicaraan Kak Askar, lalu Kak Askar marah-marah," balas Fiona.
"Heh. Nggak boleh gitu, Bi. Lagipun Kak Askar adalah kakak kamu dan harus dihormati. Kita sebagai bungsu, harus saling menghormati."
"Orang kayak Kak Askar mau dihormati, dia aja nggak memahami ku. Harusnya saling memahami dan menghargai, contohnya seperti Kak Aziz." Fiona membandingkan Askar dengan Aziz.
Melihat Fiona yang tak mau didengar, membuat Reyhan tutup mulut, sebab tak mau berdebat dengan pacarnya.
Reyhan tidak mau, perdebatan itu akan terjadi lagi seperti malam kemarin. Selepas mengobrol, Fiona pun berjalan di belakang Reyhan lalu menaiki motor.
Kemudian mereka berdua bergegas pergi menuju kampus, agar tidak terlambat saat belajar jam kedua.
***
Sebelum setengah jam, kini Filio sudah sampai di belakang rumah Ayu. Kemudian, Filio mengchat Ayu.[Assalamualaikum, Yang. Kini aku sudah sampai di lokasi seperti sore kemarin,] pesan Filio.
[Wa'alaikum salam, Sayang. Sebentar lagi aku bakalan keluar,] balas Ayu.
[Baiklah, Yang. Jangan lama-lama yah, bentar lagi jam kuliah mau masuk.]
[Siap sayang.]
Selepas chatan dengan Ayu. Beberapa menit berlalu, Ayu sudah sampai dengan mengenakan kemeja panjang berwarna putih garis-garis merah, celana jeans sambil memakan kacamata.
Pandangan Filio tak berhenti, ketika melihat paras cantik Ayu. Kemudian Ayu datang menghampiri Filio dan melihat bercak merah di bawah saku kemeja Filio.
"Yang, kenapa di kemeja mu ada bercak merah?" heran Ayu.
"Hah. Bercak merah, di mana? Oh, ini tadi adikku yang merangkul dengan erat, terus dia nangis hingga membasahi kemejaku. Aku nggak tahu, kalau ada bercak merah di sini," balas Filio.
Ayu pun diam saja sambil mendengarkan balasan Filio. Namun, Ayu berusaha untuk tidak cemburu, sebab Fiona juga adalah adik kandungnya Filio.
"Oh begitu. Ya sudah, deh. Kita kapan lanjut jalan ke kampus?" tanya Ayu.
"Ho'oh lah, aku lupa. Ya sudah, ayo kita pergi ke kampus, nanti kalau kesiangan bakalan kena marah sama dosen," ajak Filio.
Ayu mengangguk tersenyum, lalu ia duduk di belakang Filio. Kemudian mereka berdua bergegas pergi menuju kampus.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enam Pangeran, Satu Putri [TAMAT]
Genç KurguSeorang wanita yang baru masuk dunia kuliah dengan mengambil jurusan ekonomi bersama kembarannya, lalu ia tidak sengaja bertemu dengan pria yang sama masuk dunia kuliah -- akhirnya mereka pacaran. Mampukah hubungan wanita itu bersatu dengan pria yan...