08. Sikap yang sulit ditebak

6.7K 398 15
                                    


***

Lana dan Leo sudah menyelesaikan ujiannya, liburan semester pun dimulai.

Orang tua mereka menelpone menanyakan kapan akan pulang. Leo berencana pulang esok hari tapi tidak dengan Lana. Lana dibantu Leo menjelaskan pada orang tuanya jika ia tidak bisa pulang karna diterima bekerja di cafe dekat universitas, Lana beralasan ingin mencari pengalaman kerja selama libur.

Orang tua Lana percaya karna Leo membantu menjelaskan setelah mendapat banyak sogokkan uang dari Lana.

"Kak bisa izin gak sama bos lo itu? Temenin gue beli oleh-oleh sama pesenan Mama," ucap Leo.

"Jam berapa?"

"Jam 2 lah, gue mau tidur dulu," ucap Leo duduk di depan televisi menatap Lana sedang menyantap sarapan bersiap untuk pergi ke rumah Arka.

"Kayaknya bisa ntar gue kabarin."

"Bos lo umurnya berapa? Keliatan masih muda," tanya Leo.

"27 tahun."

"Masih muda itu, dia sekaya apa?"

"Kalo liat rumahnya netes ludah lo, anaknya aja punya banyak wahana main di halaman rumah. Lo tau merek Modesty?"

"Taulah, lemari rumah penuh sama merek itu karna Ibu," ucap Leo.

"Nah dia yang punya perusahaan itu, bukan cuman peralatan makan tapi semua furniture ruman mereka jual. Lo bisa cek di internet berapa harga barang asli mereka," jelas Lana.

"Anjer! Bos lo bukan kaleng-kaleng! Kak lo harus baik-baik ke anaknya biar dikasih bonus!"

"Selama ini gue juga berusaha ngejaga anaknya. Queen aman sama gue aja udah syukur, gue gak mikirin dapet bonus atau semacamnya," ucap Lana menyelesaikan sarapannya.

"Udah ah, gue cabut. Jangan lupa cuci piring," sambung Lana mengambil tas bersiap pergi bekerja.

"Hati-hati!" teriak Leo mendengar pintu tertutup.

***

Tiba di rumah Arka, Lana melihat lelaki itu keluar dari rumah tampak terburu-buru sambil menelpone. Arka hanya menatap Lana sekilas lalu masuk ke dalam mobil.

"Sibuk banget kayaknya," ucap Lana masuk ke rumah.

"Bi, Queen belum bangun ya?" tanya Lana menghampiri Bi Ratna.

"Eh ada Mbak Lana, Pak Arka sudah berangkat?" tanya Bi Ratna.

"Barusan pergi, kenapa Bi?"

"Berkas Pak Arka ketinggalan di meja makan, kalau ada barang ditaruh di meja berarti penting tapi tadi ada telpone kayaknya Pak Arka lupa sama berkasnya," jelas Bi Ratna.

"Oh?" cicit Lana mengikuti pandangan Bi Ratna pada pintu utama rumah.

***

Arka masuk ke dalam ruangan meletakkan tas kerja dan segera menuju ruang meeting diikuti Rafka.

Rafka menyadari ada yang berbeda, ia menghentikan langkah Arka. "Pak, Bapak tidak membawa laptop dan surat kita?" tanya Rafka.

Arka menepuk Rafka, ia baru mengingat jika barang itu tertinggal di meja makan. "Saya meninggalkan di rumah," ucap Arka menghela nafas seraya memegang kepalanya.

"Saya bisa mengambilnya sekarang," ucap Rafka.

"Tidak, kamu juga harus presentasi pada meeting kali ini." Arka melirik arloji, lima menit lagi meeting dimulai dan semua peserta sudah hadir di ruangan.

ARKALANA (Babysitter & Boss) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang