***
Lana keluar dari kamarnya menuruni tangga suasana rumah minim pencahayaan karna beberapa lampu dimatikan.
Sembari bersenandung Lana menuju dapur mengambil salah satu mie instan di lemari, perutnya terasa lapar dan Lana sudah meminta izin pada Arka untuk memasak mie melalui chat pesan meski belum dibalas.
Sembari menunggu rebusan air mendidih Lana menyiapkan piring dan sumpit.
"Kenapa ya makan mie malam-malam itu pasti enak," gumam Lana memasukkan mie saat air sudah mendidih.
Ia mendekatkan piring berisi bumbu di dekat kompor, Lana beralih mengambil gelas menuangkan air pada dispenser.
Suara dispenser terdengar kuat di dapur karna sunyi, tiba-tiba listrik di rumah ini padam.
"Ah gimana ini," gumam Lana meletakkan gelas di atas meja, ia lupa membawa ponsel dan keadaan benar-benar gelap sekarang.
Lana meraba-raba lemari mencari apakah ada lilin, "apa gak ada lilin ya."
"Kayaknya ambil hp dulu deh," ucap Lana mematikan kompor berjalan perlahan keluar dari dapur.
Dalam kegelapan Lana menggunakan tangannya meraba sekitar serta daya ingatnya menghafal letak bagian rumah ini.
Tangan Lana meraba ujung tangga, ternyata ia sudah sampai disini. Kakinya hendak naik namun Lana salah melangkah, jantungnya seakan lepas merasakan tubuhnya terjatuh membentur tangga.
Seseorang lebih dulu menangkap tubuhnya, "kamu gapapa?"
Suara berat Arka menyadarkan Lana dan mengusir ketakutannya.
Lana tidak menjawab, jantungnya berdegup kencang dan mungkin Arka bisa mendengar detak jantungnya.
pelukkan Arka terlepas, ia mengeluarkan ponsel dari saku celana dan menghidupkan senter.
"Sedang apa disini?" tanya Arka lagi.
"Tadi saya di dapur lagi masak mie tapi tiba-tiba mati lampu jadi saya mau ambil hp di kamar, saya udah minta izin ke bapak lewat chat mau masak mie," ucap Lana panjang lebar.
"Iya saya sudah membacanya, mienya sudah matang?"
"Sudah, tapi belum diseduh soalnya gak keliatan."
"Sekarang bisa terlihat." Arka mengangkat ponselnya, "buatkan juga saya mie," pinta Arka.
Di dapur pada pantry Lana meletakkan semangkuk mie kuah untuk Arka, ia duduk di hadapan Arka memakan mie pedasnya.
Penerangan dari ponsel Arka cukup untuk menerangi tempat makan mereka.
"Baunya pedas sekali," ucap Arka menatap piring Lana.
"Rasanya gak sepedes baunya kok, selamat makan," ucap Lana menyuap mie, Lana menyingkirkan rambut panjangnya ke belakang bahu agar tidak mengganggu.
Arka juga mencicipi mie sampai kepalanya sedikit merunduk menyeruput mie.
"Enak," ucap Arka kembali mengambil suapan dan memakannya.
Sesuatu menarik perhatian Lana, ia menatap Arka sibuk memakan mienya.
"Ada apa?" tanya Arka menyadari tatapan Lana.
"Bapak kalo makan mie gak dikunyah lagi?" tanya Lana.
"Saya tidak mengunyah mie?" balas Arka kembali menyeruput mie dan langsung meneguknya.
"Iya, langsung Bapak telen. Saya juga sadar waktu kita makan mie di villa, artinya Bapak bukan makan mie tapi telan mie."
Arka mengabaikan ucapan Lana terus menyuap mienya. "Benarkah? Saya juga bingung apa saya mengunyah atau tidak."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALANA (Babysitter & Boss) HIATUS
Teen FictionKalana secara tiba-tiba mendapatkan tawaran menjadi babysitter anak dari duda bernama Arka. Arka menjabat sebagai CEO salah satu perusahaan industri membuatnya selalu sibuk dengan pekerjaan hingga memiliki sedikit waktu untuk anaknya. Arka seorang...