***Bruk!
"Anjir! Lo bisa kerja yang bener gak sih!"
Suara bising menarik perhatian Renata, ia memutar kursinya melihat salah satu staff tidak sengaja menumpahkan minuman mengenai heels yang akan dipakai.
"Ck! Cepet ganti heels baru!" ucap sang manager.
Renata berdiri dari kursinya mendekati staff perempuan itu, "tidak apa-apa," ucap Renata menepuk punggung seraya tersenyum.
"Saya minta maaf Kak, saya gak sengaja."
"It's okey bukan masalah besar, kamu bisa lanjut kerja," balas Lana.
Staff itu berterima kasih dan pergi sementara manager mendekati Renata merasa heran Renata tidak mempermasalahkan padahal itu termasuk heels mahal.
"Lo beneran gapapa?"
"Buat apa kita minta ganti rugi sama staff itu, memangnya dia bisa ganti?" ucap Renata mengambil heels kotor.
"Syuting 30 menit lagi bukan? Gue ada urusan," ucap Renata keluar dari area syuting.
Renata langsung menuju ruangan Arka, ia mengabaikan peringatan pegawai supaya tidak masuk ke ruangan Arka.
Saat pintu terbuka Rafka sedang mengobrol dengan Arka, kedua pria ini melirik ke arah pintu.
Renata melegang masuk dan meletakkan heels di atas meja Arka, selama ini Arka ada di ruangannya namun tak pernah sekalipun pria ini berada di lokasi syuting.
"Saya tahu anda sangat sibuk, tapi bukankah projek anda masih berjalan. Anda tidak tahu bukan ada salah satu staff berbuat hal ceroboh," ucap Renata melipat kedua tangan di dada.
Arka melirik brand heels itu, "terima kasih atas keluhan anda."
"Rafka?" panggil Arka.
"Temukan heels yang sama dan berikan kepada pemilik heels yang rusak ini," sambung Arka.
"Baik Pak," balas Rafka mengambil heels kotor itu dan membersihkan meja Arka.
Renata menatap Arka sibuk pada dokumen di tangannya. "Kemana kamu kemarin? Kenapa gak ada di perusahaan?"
"Arka?" panggil Renata mendapati Arka malah mengabaikannya.
"Gimana kabar anak itu? Dia baik-baik aja?" ucapan Renata membuat Arka menatap wajahnya.
"Anak saya," koreksi Arka.
Renata mendadak terbata saat Arka menatapnya, dapat terbaca wajah Arka sedang tidak bersahabat sekarang.
"Gue gak mau ada kesalahan lagi, kalo hal ini terjadi lagi gue bakal keluar dari projek ini," ucap Renata mengubah nada bicaranya dan keluar dari ruangan.
Sepeninggal Renata, kertas di tangan Arka diremas kuat. Arka meregangkan tubuh menghirup udara sebanyak mungkin.
"Tidak ada lagi yang bisa masuk ke ruangan saya seenaknya," ucap Arka.
"Baik Pak," balas Rafka sejak awal berdiri di dekat atasannya.
***
Dipenghujung hari Rion mengajak semua staff untuk makan malam bersama termasuk Renata dan Arka.
Rion sampai memohon pada Arka agar menyempatkan datang, Arka setuju tapi datang cukup terlambat.
Saat sampai di restoran bersama Rafka, Arka dituntun Rion menuju ruangan khusus.
Pintu dibuka Arka bisa menebak siapa ada di ruangan ini, "silahkan masuk terlebih dahulu, saya akan menyambut tamu," ucap Rion.
Arka masuk ke dalam dan duduk berjarak 2 kursi dari Renata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALANA (Babysitter & Boss) HIATUS
Teen FictionKalana secara tiba-tiba mendapatkan tawaran menjadi babysitter anak dari duda bernama Arka. Arka menjabat sebagai CEO salah satu perusahaan industri membuatnya selalu sibuk dengan pekerjaan hingga memiliki sedikit waktu untuk anaknya. Arka seorang...