23. Rumah kaca

7.9K 528 108
                                    




***

Mata Lana melirik ponselnya hidup karna pesan masuk dari Arka, ia mendesah perlahan bukannya tidak suka tapi Lana selalu ketar-ketir setiap Arka mendekati dan mencuri kesempatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Lana melirik ponselnya hidup karna pesan masuk dari Arka, ia mendesah perlahan bukannya tidak suka tapi Lana selalu ketar-ketir setiap Arka mendekati dan mencuri kesempatan.

Apalagi weekend saat tidak bekerja membuat Lana bisa seharian bersama lelaki itu, berbeda saat sedang bekerja Lana hanya bertemu Arka saat malam hari dimana Arka pulang bekerja.

Sungguh Lana belum terbiasa dengan semua perhatian Arka!

Argh baca typingnya doang bikin jantung gue mau copot!' - batin Lana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Argh baca typingnya doang bikin jantung gue mau copot!' - batin Lana.

***

Pukul 4 sore mata kuliah Lana selesai, ia keluar dari kelas bersama Yuki.

"Gue paling benci matkul pake kuis dadakan gini!" ucap Yuki menatap kertas kuisnya mendapatkan nilai dibawah 50.

"Tapi gapapa asal lo juga sama kayak gue, haha!" gelak tawa Yuki terdengar karna Lana mendapatkan nilai lebih kecil darinya.

"Emang lo doang yang benci! Gue pengen jajan aja lah biar gak emosi," ucap Lana.

"Gue langsung pulang, soalnya mau nyuci. Cucian gue udah melebihi gunung fuji!"

"Laundry aja," saran Lana.

"Udah setengahnya, kalo di laundry semua bisa abis duit gue. Lo mah enak dapet uang dari duda."

"Itu gaji karna gue kerja bukan dikasih doang," koreksi Lana.

"Haha, iyain deh. Gue cabut dulu ya!" ucap Yuki menepuk punggung Lana keluar dari gerbang kampus sementara Lana memilih menyebrang jalanan.

"Pak ciloknya," ucap Lana mendekat pada penjual cilok di pinggir jalan.

"Udah abis Neng, barusan aja diborong."

"Yah, beneran abis Pak?"

"Iya nih kalo gak percaya, sisa kuahnya doang," ucap penjual membuka panci kosong tak bersisa cilok satu pun.

ARKALANA (Babysitter & Boss) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang