***Lana enggan kembali ke rumah, ia memilih makan siang di salah satu resto makanan di desa ini. Tatapan tertuju pada televisi terpajang di resto ini namun sebenarnya fikiran Lana kosong.
Bagaimana bisa Arka ada di rumahnya sekarang, apa yang akan dilakukan lelaki itu.
Tuk!
Suara nampan berisi semangkuk soto serta nasi diantarkan oleh pemilik resto, wanita paruh baya ini tampak bingung menatap Lana tidak menyadari kehadirannya.
"Ibu kamu gak masak?" tanya wanita ini.
Tatapan Lana teralih, ia segera membenarkan posisi duduknya menatap pesanan makanannya sudah tiba.
"Tadi Tante bilang apa?" tanya Lana.
"Mba Kania gak masak hari ini?" ulang pemilik resto ini.
"Ibu masak kok, cuman lagi pengen soto Tante! Nanti pulang ke rumah aku makan lagi hahah," balas Lana disertai tawa yang dibuat-buat.
"Buruan dimakan sebelum dingin, ini kerupuknya."
"Terima kasih Tante."
***
Rintikkan suara hujan terdengar dari dalam rumah, Arka menatap ke arah jendela butiran hujan membasahi kaca hingga hujan berubah menjadi deras. Suasana di rumah ini mulai redup hingga lampu mulai dihidupkan.
"Leo sama Lana kok belum pulang," gumam wanita ini mendekati Arka membawa secangkir kopi.
"Tidak-"
"Sambil menunggu ibu buatin kopi, Arka suka kopi?"
"Iya," jawab Arka mengangguk.
Arka mengambil cangkir kopi dan meminumnya, "terima kasih Bu."
Sudut bibir wanita ini tertarik, "selain Leo ibu juga punya anak perempuan."
"Pasti anak perempuan ibu sangat cantik," ucap Arka menahan senyumannya.
Wanita ini beranjak dari duduknya membuka laci lemari pada ruang tamu memgambil album foto tersimpan disana.
"Namanya Kalana, di album ini isinya foto Lana dari kecil."
Pada halaman pertama terpajang foto bayi begitu cantik dan menggemaskan, bayi cantik ini berada digendongan ibunya dan tersenyum di depan kamera.
Di halaman selanjutnya foto Lana sedang menyuap makanannya, bermain, berjalan, semua yang Lana lakukan saat bayi diabadikan pada album ini.
"Ini Lana sudah SD, Arka sadar sesuatu gak?"
"Tidak? Maksud Ibu?" tanya Arka tidak mengerti.
"Liat ini foto satu kelas Lana, coba tebak anak ibu ada dimana?"
Arka menyipitkan matanya mengamati satu persatu anak, hingga perhatiannya tertuju pada anak berada dipaling ujung barisan mempunyai senyuman begitu khas.
"Ini?" tebak Arka.
"Hebat juga kamu langsung tau, bapaknya aja gak ngenalin anaknya sendiri di foto ini. Setelah SD Lana sering main diluar sama temen-temennya sampe gak inget waktu, kulitnya jadi gelap gara-gara matahari. Coba kamu perhatiin waktu bayi sama foto SD ini bedakan?"
"Tapi saya perhatikan senyuman anak ibu tetap sama."
"Lana lebih cantik diliat secara langsung," puji Kania mengulum senyumnya lalu melirik ke arah jendela.
"Dua anak itu kemana sih, udah tau hujan bukannya pulang," gumamnya.
"Mereka baik-baik aja?" tanya Arka, ia menyadari jika senyuman cantik Lana berasal dari ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALANA (Babysitter & Boss) HIATUS
Teen FictionKalana secara tiba-tiba mendapatkan tawaran menjadi babysitter anak dari duda bernama Arka. Arka menjabat sebagai CEO salah satu perusahaan industri membuatnya selalu sibuk dengan pekerjaan hingga memiliki sedikit waktu untuk anaknya. Arka seorang...