30. Misi C

7 5 0
                                    

" Hai " sapa Devano, Ryunna yang melihat hal itu langsung membuang pandangan nya, ia merasa kesal akan perlakuan Devano padanya dan juga Bintang tadi pagi.

" Ih Ry!, tunggu dulu !! " ucap Devano yang gerak cepat langsung berada di hadapan Ryunna.

" Lo mau apa sih sebenernya? "

" Nih, buat lo " Devano pun memberikan coklat dan juga boneka kecil pada Ryunna, namun hal itu tak membuat Ryunna salting sedikit pun.

" Coklat? sejak kapan lo tau gue suka coklat? " ujar Ryunna, yang masih berusaha menahan emosi nya.

" udah, ambil aja "

Ryunna sedikit heran pada nya, perasaan hati nya mengatakan bahwa ia tak pernah mengatakan bahwa dirinya menyukai coklat batang.
Mungkin saja Devano memang mengetahui bahwa ia menyukai slay strawberry, karena Devano selalu melihat nya makan roti bakar dengan topping strawberry di atas nya.
Kalau soal coklat? sepertinya ia tak pernah memberi tahu Devano.

" Nyogok gue ceritanya? " ucap Ryunna dengan mengambil coklat dan boneka tersebut dari genggaman Devano.

" Actually ngga juga sih, gue cuma pengen liat lo seneng aja, makan white chocolate "

" Sedetail itu lo tau? kalo gue suka nya White chocolate ? " tanya Ryunna.

" Apa sih yang gue ga tau soal lo Ry, bentar lagi bell nih, masuk kelas yu? " ajak Devano, dengan melirik jam tangan milik nya, wajah Ryunna pun seketika memerah, menandakan bahwa ia merasakan hal yang tak pernah ia rasakan sejak SMA, terakhir ia rasakan hal itu ketika ia masih SMP, ah sudah lah !!

Ryunna dan Devano pun masuk kedalam kelas mereka, Ryunna selalu melirik lirik boneka beruang yang berwarna pink itu di dalam tas nya.
Betul-betul sangat menarik perhatian saat ini.
Saat pelajaran sedang berjalan, Ryunna merasakan ada sedikit sakit di perut bagian bawah, mungkin ini memang rasa sakit yang selalu ia rasakan setiap bulan nya.
Namun, ia merasa rasa sakit ini lebih sakit dari pada biasa nya, guru mapel yang sedang berbicara pun mulai memerhatikan gerak wajah Ryunna yang semakin pucat.

" Ryunna? kamu sakit? " tanya guru mapel Ilmu Pengetahuan Sosial.

" Sebaiknya kamu ke UKS saja, wajah kamu sudah semakin pucat " sambung guru IPS tersebut.

Devano yang langsung peka akan kondisi Ryunna pun langsung mengajukan diri untuk menemani Ryunna di UKS.
Devano mengangkat tangan kanan nya untuk mengalihkan pandangan guru IPS tersebut pada nya.

" Maaf bu, saya izin untuk menemani Ryunna di UKS " ucap nya.

" Silahkan " Devano pun langsung berdiri di hadapan Ryunna, ia mengulurkan tangan nya pada Ryunna, untuk membantu nya berdiri dari tempat duduk nya. Dan, mereka pun mulai meninggalkan kelas nya, menuju ke UKS.

Sesampainya mereka berdua di UKS, Devano langsung bereskan tempat tidur (brankar) UKS, agar Ryunna bisa tidur nyaman di atas brankar UKS.

" Lo lagi dapet ya? biar gue ambilin air anget ya? Lo tunggu di sini " ujar Devano yang langsung pergi ke kantin, di lantai dasar.
Dengan penuh effort, Devano berlari melangkahi banyak nya anak tangga di sekolah tersebut.

" (Devano baik banget sama gue, ga nyangka dia bisa se khawatir itu sama kondisi gue)" ucap batin Ryunna, yang masih memegang perut nya.

Tak lama kemudian, Devano pun kembali dengan membawakan segelas air hangat untuk Ryunna.
Ia langsung memberikan segelas air itu pada Ryunna, dan Ryunna meminum air hangat tersebut dengan eye contact pada Devano.

" Udah lega, sekarang? " tanya halus Devano.
Ryunna pun mengangguk, akan jawaban yang ia miliki saat ini.

" Makasih, ya? " ujar Ryunna, perkataan yang sangat halus dan lembut, mulai menyadari Devano, bahwa Devano betul-betul mencintai nya dengan tulus, tak seperti misi-misi busuk yang ia rencanakan.

" I-Iya Ry, sama-sama, sekarang lo mau apa? biar gue yang beliin buat lo "

" Gue cuma mau lo tetep di sini, temenin gue, dan ga kemana-mana " jawab Ryunna yang membuat Devano semakin yakin, bahwa Devano memang betul-betul menyukai sekaligus mencintai Ryunna.

" Eeee, Ry " ucap Devano, yang sedikit gugup menjadi lawan bicara dari Ryunna.

" Kenapa? "

" Gue mau ngomong sesuatu sama lo, gapapa kan? " tanya Devano, ia ragu akan pernyataan ini, namun, mau bagaimana pun ia sudah terjebak di permainan nya sendiri.

" Ngomong aja kali Van, gapapa kok " jawab Ryunna yang masih memegang segelas air hangat itu.

" G-Gue, Guee " gugup Devano.

" Lo? kenapa? abis maling? mukanya takut gitu " ucap Ryunna menganggap lucu, akan wajah dan tingkah laku Devano.

" Gue suka sama lo " kalimat itu yang merenggut tawa Ryunna dalam dua detik.
Ryunna tak menyangka, mereka baru saja berkenalan selama 1 bulan 14 hari, dan Devano sudah menyukai nya?.

" Maksud lo? " tanya Ryunna yang tak percaya
akan perkataan yang keluar dari bibir Devano.

" Gue suka sama lo Ry, lo mau ga jadi pacar gue? " jawab Devano yang membuat Ryunna berfikir ke 3 tahun lalu, 3 tahun yang dimana ia di ghosting oleh kakak kelas nya.
Renaldo Anggara.

" Lo nembak gue? " tanya Ryunna yang seolah-olah terlihat bodoh di hadapan Devano.
Jantung Ryunna semakin tak aman, detakan jantung itu yang meyakinkan hati nya untuk menerima cinta Devano.
Dan mencoba untuk membuka hati pada nya.

" Iya, masih kurang jelas ya gue nembak nya? jadi gimana Ry? "

" G-Gue, huftt gue terima cinta lo " dan pada akhirnya, kalimat itu pun keluar dari Ryunna.
Devano yang ke girangan seketika mengucapkan kata berhasil, dan melakukan tingkah aneh, seperti loncat-loncat tak jelas di depan Ryunna.

Jam pun terus berganti, menit demi menit terus berlalu, Elangga yang masih menahan hati dan emosi nya di dalam kelas, merasa bosan akan pelajaran ini.
Pikiran nya seketika tertuju pada Gladissa yang berasa di sebrang tempat duduk nya.
Bell kelas pun berbunyi, dan itu artinya ia biasa bebas dari Jerry dan juga Gladissa.

" Huftt. Gila, bisa gila gue kalo gini terus Sat " ucap El pada Satria.

" Sabar El, ini emang berat buat lo, tapi lo harus inget, masih banyak cewe yang ngejar-ngejar lo, secara nih, cowo ganteng kek lo itu banyak yang mau El, apalagi bokap lo tajir " sambung Satria dengan menepuk nepuk pundak Elangga.

" Lo ga naksir sama gua kan Sat? " tanya El yang seketika menepis tangan Satria yang menempel di tubuh nya.

" Gila beneran kali gua, yang bener aje lu " jawab Satria dengan mendorong ringan tubuh Elangga.

" Eh yaampun, gua lupa, bokap gua nyuruh gua balik ke kantor nya nih. Nice to meet you Sat " ucap El yang langsung bergegas pergi ke parkiran mobil, untuk segera berkunjung ke kantor pribadi Dirgantara.

Sesampainya nya Elangga di kantor, Arga sudah siap sedia di parkiran mobil, agar jika El sudah sampai di kantor, bisa langsung pergi ke tujuan yang ia mau.

" Eh? Pah? udah lama nunggu El? " tanya El.

" Papah baru datang 10 menit yang lalu, kamu sudah siap El? kita harus segera pergi biar tidak terlalu sore " jawab Arga yang tak ada ekspresi di dalam wajah nya.

" Oh, ayo Pah, mau pake mobil El atau mobil Papah? " tanya El.

" Pakai mobil Papah saja, kamu parkir mobil dulu, Papah tunggu di sini " jawab Arga. Elangga pun segera parkirkan mobil mewah nya di parkiran pribadi keluarga Dirgantara.
Setelah itu, El dan Arga pun pergi meninggalkan kantor begitu saja. Sebetulnya, El tak mengetahui, kemana tujuan Arga saat ini? tapi mau bagaimana pun, ia harus menuruti keinginan Papa nya.

" Kita keluar kota, ambil jalur tol saja El " ucap Arga yang seketika membuat El membulatkan kedua mata nya.

" keluar kota? mau kemana sih pah? " tanya Elangga yang sangat penasaran akan kalimat yang keluar dari Arga Dirgantara.

" Cianjur " singkat Arga yang membuat El semakin penasaran, untuk apa Arga tiba-tiba ingin pergi ke Cianjur? ada apa di sana? sangat aneh.

Kisah cinta ElanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang