SIX

449 30 13
                                    

1minggu kemudian

"Nic sudah tidur sayang?? " Tanya revan yg sedari tadi menunggu pradipta di luar kamar nichols.

Ia tak berani masuk ke kamar sang adik bukan karna tak ingin menguatkanya namun dia tak sanggup melihat nichols yg begitu kuat dan ramah menangis sesenggukan dengan begitu lirih dan menyakitkan.

"Sudah"
"Tadi aku juga sudah menyuapkan beberapa suap bubur ke dia"
"Aku juga sudah membantu dia menganti pakaiannya " Balas dipta sembari menutup pelan pintu kamar nichols agar lelaki manis di dalam tak terusik dari tidurnya.

"Kamu menginap saja malam ini"
"Ini sudah malam"
"Lagi pula kamu sudah bekerja seharian ini dipta"
"Menginap lah, istirahat di kamar ku"
Ucap revan yg juga khawatir dengan kondisi pradipta, bagaimana tidak semenjak kejadian tersebut dipta selalu menyempatkan datang ke mansion untuk melihat kondisi nic terlebih karna nic sedang cuti kerja dia menjadi cukup sibuk.

"Baiklah"
"Akupun cukup lelah" Balas dipta mereka berjalan bersama menuju kamar revando yg berada tepat di samping kamar nichols.

..............

Seorang pria tampan terduduk di kursi kepimpinannya sembari membaca dokumen yang telah di siapkan sang asisten, membaca pelan dari setiap halaman dengan senyum dinginya.

"Menarik"
"Mr.ripper"
"Ia sudah membunuh banyak target"
"Lalu korban terakhir adalah tunangan dari seorang penyidik kepolisian?? "
"Nichols harverd"
"Sangat menarik" Ungkap nya dengan memutar gelas wine yg ada di tangan kanannya

"Menurut informasi yg kita dapatkan mr. Ripper selalu mengambil organ dari sang korban" Ungkap sang asisten

" Dapatkan dia"
"Aku menginginkan nya"
"Aku penasaran dengan wujud aslinya"
"Dapatkan dia hidup ataupun mati"
ucap mr.Jorch disusul tawa besar memenuhi ruangan dan perlahan berubah menjadi kekehan kecil lalu menghilang, digantikan mimik muka datar penuh arti. Ia remas gelas wine hingga hancur dengan darah yang mulai bercucuran dari genggamannya.

...............

"Sayang belum tidur?? "
"Ini sudah malam apa yg kau kerjakan" Ucap revan menghampiri dipta yg terduduk di sofa kamarnya dengan memangku machbook. Ia mengambil alih machbook tersebut dan meletakkannya di atas meja.

"Revan aku masih mengurus pekerjaan"
"Sebentar lagi selesai" Ucap dipta dengan membiarkan revan berbaring di paha nya.

" Kenapa tidak tidur?? "
"Bukanya tadi kau bilang lelah" Balas revan dengan memainkan jemari pradipta, tangan kanan revan yg mulai naik ke atas mengelus wajah tirus dipta hingga turun ke area bibir nya memainkannya dengan begitu lembut dan sesekali mamasukan ibu jarinya ke dalam.

"Aku menginginkanya" Ucap revan yg nafsu nya sudah berada di ubun, ia bergerak terduduk langsung mulai mencumbu bibir manis tersebut menyesap nya perlahan dan sesekali mengigit nya. Ciuman Tersebut berlangsung cukup lama dan semakin menuntut lebih dalam.

"Ahh, eng van" Revan melepas ciuman tersebut dan menatap dipta

"Kau tau hanya kau yg bisa mengendalikan ku dipta" Ungkap Revan ia kembali mencium bibir dipta turun ke area leher nya menyesalnya dengan lembut dengan tangan Revan yg mulai menjamah tubuh dipta di balik kemeja nya.

"Ahh jangan emhhh meninggalkan bekas shhhh" Keduanya tak dapat lagi mengendalikan hasrat nafsunya yg begitu tinggi

PYARRRR........  Suara pecahan kaca terdengar begitu kencang

"NIC" Ucap mereka bersamaan yg langsung bergegas merapikan pakaian masing masing dan segera berlari ke arah kamar nichols, Revan masuk begitu saja kedalam kamar sang adik tanpa mengetuk pintu dan menemukan nichols yg sedang duduk berjongkok di depan pecahan kaca tersebut.

"Nic"
"Ada apa"
"Mengapa banyak pecahan kaca" Tanya revan yg segera menghampiri nichols

"Seperti ada seseorang yg melemparkan ini kak"
"Tadi aku melihat bayangan seseorang dari arah luar"
"Namun saat hendak membuka kelambu batu tersebut terlempar begitu saja"
Jelas nichols dengan menyerahkan sebuah gulungan kertas yg terikat dengan batu yg lumayan besar.

Tanpa menunggu lama revan segera membuka gulungan kertas tersebut yg tertulis "hasil tes DNA" Ia membaca dengan teliti isi dari surat tersebut lalu membelalakan matanya ia begitu terkejut dengan setiap hasil yg tertulis di sana
"Angelina menipu nichols" Ucap revan di dalam hati

"Nic"
"Ini hasil resmi tes DNA angel dan kandungannya"
"Disini tertulis bahwa kau bukanlah ayah biologis dari bayi tersebut"
"Dan ini adalah surat beserta foto angel yg sering melakukan aborsi "Ungkap revando.

nic tertegun dengan apa yg dia dengar. Seorang wanita yg begitu ia cintai menghianati nya dan bayi itu bukan anak nya bagai hantaman batu yg begitu kuat tubuh nichols jatuh terduduk di lantai begitu saja sembari mencerna apa yg telah terjadi, ia tak percaya dengan semua ini namun bukti tersebut sangat lah kuat difoto itu terdapat angel yg sedang berpelukan mesra dengan beberapa lelaki tua.

"Siapa yg mengirimkan ini?? "
" Apakah mr. Ripper?? "
"Aku akan cek CCTV" Ucap revando dan berlalu pergi menuju ruang CCTV.

Namun pada saat ia melakukan pengecekan revan tak dapat menemukan apapun, karna data penyimpanan itu hilang .

"SIALAN"
"berani sekali dia melakukan ini di wilayah ku"
"Berani sekali dia meretas data pengamanan ku" Ucap revan dengan nada emosi, ia mengepalkan tanganya dengan sorot mata  marah beserta senyum yg sangat tipis.



TBC

SEE YOU NEXT CHAPTURE

SECRET  (Blm Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang