1bulan kemudian.
Seorang pria dengan setelan jas rapih berjalan memasuki area pemakaman, ia genggam bunga mawar di tangan kanan nya sembari berjalan menuju makam seseorang.
Revando terduduk sembari meletakkan bunga mawar tersebut di sisi pemakaman, ia usap lembut batu nisan itu dengan lembut sorot mata kesedihan terlihat jelas di wajah revando.
"Tenang lah di sana, berbahagialah "
"Ku harap kau tenang di surga"
"Naren, ketahuilah aku begitu mencintaimu namun kau lebih memilih untuk berada di sana" Ucap revan lirih sembari mengingat kejadian 1bln yg lalu air matanya menetes begitu saja jika mengingat kejadian tersebut"Sayang hiks hiks.... "
"Ka... Kau tak mencintai ku, mengapa kau memilih untuk berada di sana"
"Maaf... Maaf jika saat bersama ku kau tak merasa bahagia" Revan menangis meraung di sana, hingga seseorang menepuk bahunya pelan."Kak, jangan seperti ini"
"Biarkan kak naren bahagia di sana" Ucap nichols lalu berjongkok dan memeluk tubuh sang kakakIa juga begitu terluka akan kepergian narendra, sedari awal nichols tak pernah membenci naren .
Nichols pandang sendu tempat peristirahatan terakhir narendra, air matanya lolos begitu saja melihat kondisi revan serta perasaannya yg terluka karna kematian narendra .
"Seharusnya aku yg mati nic, seharusnya aku!!! " Ucap revan di dekapan Nichols ia meraung terluka dengan apa yg telah terjadi.
"Udah tenang ya"
"Kakak setiap hari datang ke mari nic yakin Kak naren bahagia di sana melihat kedatangan kakak"
"Kita pulang ya, lihatlah langit begitu gelap sebentar lagi hujan" Nichols membantu revando untuk berdiri, revan menatap sendu makam narendra lalu kembali terduduk melepaskan asal cekalan tangan Nichols dan memeluk kencang batu nisan tersebut"Ayo jemput aku sayang"
"Aku tak bisa jika kau pergi begini"
"Narendra ku mohon bawa aku juga, jangan tinggalkan aku sendiri hiks hikss "
"Narennnnnn ku mohon bawa aku ku mohon sayang" Tangin revan pecah ia meraung memejam memeluk batu nisan narendra.Nichols dan pradipta yg melihat itu ikut menangis mereka tau secinta apa revan pada narendra bahkan ketika ia mengatur ulang strategi ia meminta untuk tak melukai naren.
Awan semakin mendung membuat suasana pemakaman semakin gelap hingga rintikan air hujan mulai turun membasahi pemakaman, namun Nichols dan pradipta belum juga berhasil membawa pulng revando yg masih meraung di makam sang pujaan hati.
"Kak ayo pulang"
"Kau akan sakit jika seperti ini , lihatlah tubuh mu sudah basah oleh air hujan" Ucap Nichols namun revan seakan tuliPradipta menatap sendu revando, ia berjongkok mengengam tangan revan
"Revan ayo pulang, kau ingin melihat narendra bahagia bukan?"
"Jika kau begini apakah naren akan bahagia di sana?? "
"Tidak van, ia pun akan tersiksa jika melihat kau begini" Revan yg mendengar tutur kata pradipta segera menegakkan tubuhnya mengusap lembut batu nisan itu tersebut"Tidak naren aku tidak menangis"
"Maaf aku tidak akan mengotori tempat istirahat mu dengan air mata ku"
"Namun berjanjilah bahwa kau harus bahagia di sana" Ucap revan lirih lalu ia beranjak pergi dari sana berjalan tertatih menuju mobilnya...............
Nichols mengantarkan sup hangat kedalam kamar revando, setelah kejadian di pemakaman tadi siang dan juga tubuh revan yg terguyur hujan bisa di pastikan bahwa tubuhnya akan kedinginan.
Nichols berjalan perlahan menuju kamar sang kakak, ia berdiri tepat di depan kamar revan mengetuknya perlahan lalu membuka pintu kamar revan, pria tampan itu terduduk sendiri di sofa kamarnya menatap sendu hujan dari balik jendela.
"Kak"
"Nic membuatkan kakak sup untuk menghangatkan tubuh" Ucap Nichols yg ikut duduk di samping revan ia usap perlahan tangan revan"Letakkan saja di situ nanti kakak akan memakanya" Ucap revan lirih sembari menatap Nichols dengan senyum manisnya
Nic yg melihat itu hatinya begitu perih, ia tak tahan nic beranjak pergi dari sana berjalan menuju kamarnya.
"Hiks hiksssss"
"Aku tak bisa melihatnya selalu begini hatiku begitu sakit"
"Maaf kak " Ucap nic lirih lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang sembari mengingat kejadian 1bulan yg lalu kejadian yg membuat senyum kakaknya menghilang.Flashback.
"TEMBAK!"
"tembak jika kau ingin membunuh ku" Ucap naren emosiMarcelino menodongkan pistolnya ke arah narendra , pradipta dan revan berusaha untuk menangkap Marcel namun mereka tak bisa berbuat banyak karna narendra pun seperti memasang badan agar tembakan itu mengenai tubuhnya hingga Nichols berhasil mencekal lengan Marcelino mereka berebut pistol tersebut dan
DORRR........
"NARENDRAAAAA" teriak revan ia berlari menangkap tubuh lemah naren hingga terjatuh di pelukanya.
Peluru Marcelino menancap tepat di area perut naren, darah mengalir keluar begitu banyak tanpa menunggu revando segera menggendong tubuh narendra yg semakin lama semakin melemas hingga ia tak sadarkan diri.
"Tidak tidak kumohon"
"Naren sayang jangan tutup mata mu tolong" Ucap revan sembari menekan luka naren agar darah tak lagi keluar"Ma..maaf jika aku tak bisa menyatakan ini sedari kemarin van"
"Aku menc..mencintaimu" Ucap narendra terbata bata sembari menahan luka di perutnya.30 menit berlalu hingg mobil revando berhenti di depan rumah sakit ternama bangkok.
Ia menggendong tubuh naren memasuki rumah sakit, suster yg melihat itu segera membawa brankar untuk narendra dan membawa memasuki area UGD.
"Pak tolong tunggu di luar, kami akan menangani pasien" Ucap suster sembari menutup pintu
Tubuh Revan seakan lemas tak berdaya melihat kondisi naren yg penuh darah serta tubuhnya yg begitu banyak darah narendra, ia menangis berdoa agar pria yg ia cintai selamat.
Tay yg melihat revando terduduk lemas di depan UGD segera menghampirinya lalu memeluknya erat.
"Phiii narendra phi"
"Ia akan baik baik saja kan" Ucap revan lirih"Tenang nong"
"Kita berdoa yg terbaik untuk naren" Ucap tay sembari memeluk erat tubuh revan.25 menit narendra di dalam ruang UGD hingga sang dokter membuka pintu dengan wajah sedih.
Revan yg melihat itu segera berdiri menghampiri dokter
"Dok bagaimana keadaan kekasih saya"
"Ia baik baik saja kan""Maaf Pak, pasien tak dapat di selamatkan "
"Pasien atas nama Narendra alexander meninggal dunia pukul 04.45menit dini hari"
"Saya beserta pihak rumah sakit turut berduka cita"Revan yg mendengar itu mematung seakan tak percaya, tubuhnya terjatuh terduduk di lantailantai, tangisan revan terdengar begitu piluh dan menyakitkan.
Narendra pria yg ia sayangi harus menjadi korban dalam lembah dendam ini, jika sedari awal revan tau semua ini ia tak kan mau membuat strategi ini.
RIP. Narendra alexander (23-02-2024)
TBC
SEE YOU NEXT CHAPTURE
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET (Blm Revisi)
ActionBagaimana jika seseorang yg kau anggap begitu lembut adalah sosok yg begitu manakutkan. rahasia yg mungkin selamanya akan tetap menjadi sebuah rahasia.