Seorang pria manis turun menuju ruang bawah hendak menemui tawanan yg sedari semalam mereka sekap, beberapa pelayan di sana menyambut sopan tuan muda kedua nya.
"Dia sudah bangun? " Tanya nic pada penjaga ruangan Narendra
"Sudah tuan"
"Namun ia tak menyentuh sedikitpun makanannya sedari pagi" Ucap bodyguard tersebutNichols yg mendengar itu segera masuk kedalam melihat bagaimana kondisi tawanannya sekaligus pria yg di kagumi kakak nya.
"Kau ingin mati? "
"Dengan cara menyiksa tubuhmu begini tak kan membuat mu terbebas" Ucap Nichols sinisNarendra menatap nichols bingung, mengapa ia berada disini fikirnya namun semua hilang ketika nic mencengkram kuat dagu naren menatap marah dirinya.
"Kau kira dengan menjadi tawanan spesial kakak ku kau bisa seenaknya saja!! " Ucap nic sembari menampar pipi kanan Narendra
Plak...... Plak......
"Putra pembunuh seperti mu pantas mendapatkan ini semua!! "
"KAU TAU AYAH TERCINTA MU ITU MEMBUNUH KEDUA ORANG TUA KU DENGAN KEJI!!!! " ucap nichols sembari melayangkan beberapa tamparan dan pukulan pada Narendra namun ketika ia hendak mencambuk tubuh lemah naren ia di berhentikan oleh seseorang yg memeluk nya kuat mundur kebelakang."LEPAS!!! "
"LEPASKAN AKU KAK REVAN!!! IA PANTAS MENANGGUNG KESALAHAN AYAHNYA!!" Ucap nic emosi ia berhasil lepas dari dekapan erat revan dan berhasil menyerang Narendra kembali namun berhasil di gagalkan pradipta"Tenang nic tenang"
"Itu kesalahan ayahnya kau tak bisa melampiaskan semuanya pada nya" Ucap pradipta dengan memeluk erat tubuh nic yg mulai melemas dan terduduk di lantai, ia begitu membenci pembunuh dari kedua orang tuanya yg membuat ia tak bisa merasakan kasih sayang dan dekapan hangat dari ibu dan ayah nya, dunia memaksanya untuk menjadi kuat dan mandiri ia tak bisa selalu bergantung pada kakak nya terlebih hidupnya di tangung oleh kedua orang tua pradipta, ia marah mengapa ia tak bisa sama seperti teman sekolahnya dunia begitu tak adil pada nichols kecil. Tangis nichols pecah di sana ia meraung sesak memeluk erat tubuh pradipta, Narendra yg melihat kejadian itu hanya mampu meneteskan air mata dengan fikiran bingung, ia menatap nichols sedih lalu beralih menatap revando bingung seakan ia butuh penjelasan dari ini semua."Bawa nic Kekamarnya" Ucap revan pada pradipta yg di balas angukan, ia langsung membawa tubuh nic kedalam gendongan nya membawa kembali ke mansion atas meningalkan revando dan Narendra berdua.
Revan yg melihat Narendra jatuh dengan tubuh yg masih terikat di kursi serta bibir yg terluka, segera membantunya berdiri melepas ikatan tersebut menatap naren dalam lalu beranjak dari sana untuk mengambil kotak obat.
"Apa maksud dari ini semua? " Revan yg mendengar itu hanya bisa terdiam
"Revan"
"Maafkan perlakukan nichols"
"Ia tak berniat menyakiti mu namun kehidupan masa kecilnya cukup membuatnya terkejut"
"Masa kecil yg begitu indah hilang begitu saja pada malam mengerikan itu" Ucap Revan dengan mengobati perlahan luka bibir naren"Kau belum makan kan? "
"Makanlah jangan melukai tubuh mu sendiri"
"Setelah aku berhasil membunuh daddy mu aku berjanji akan melepaskan mu dan tak kan mengganggu hidup mu lagi"
"Karna yg ku inginkan adalah mayat Marcelino bukan keturunannya" Ucap Revan tenang lalu beranjak meninggalkan Narendra sendiri di sana.Naren menatap kepergian Revan yg menghilang setelah menutup pintu, air matanya menetes otaknya berputar mencerna apa yg telah terjadi hingga ia berhasil menyimpulkan .
"Daddy membunuh orang tua Revan"
"Jadi pemimpin riverdosh adalah revando harverd" Ucapnya lirih lalu terkekeh dengan air mata yg mengalir begitu saja."Kau tau ibu, lelaki yg kau cintai begitu bajingan"
"Apakah kau melihatnya di sana ibu, putramu tersiksa karna permainan kekuasaan ini"
"SIALAN!!. " teriak naren emosi dengan rasa sesak dari DadanyaRevando mendengar semua perkataan Narendra, perasaan nya begitu menganjal seperti ada kesalahan yg telah ia perbuat fikirnya begitu berisik sedari semalam.
"Apakah aku perlu mencari tau lebih dalam lagi"
"Mengapa ia begitu terluka, matanya menampakkan luka yg begitu dalam" Ucap revan lirih lalu berjalan pergi dari sana menuju kamar sang adik.Revando mengetuk beberapa kali kamar nichols, lalu membuka perlahan pintu kamar tersebut memperlihatkan nichols yg sedang berpelukan dengan pradipta.
"Kak" Ucap nic lalu melepaskan pelukan pelukan tersebut, dipta yg melihat kedatangan revan menghembuskan nafas berat lalu duduk di sofa kamar nichols
"Maaf menganggu pelukan kalian" Ucap revan terkekeh
"Kak, kau sudah tau? "
"Kau kira kakak mu bodoh nichols? " Ucap revan sinis
"Lakukan apapun yg kau suka lagipula pradipta bukan milikku kau berhak memiliki nya"
"Namun kakak tak suka dengan sikap emosi mu tadi nic" Ucap revan serius ketika mengingat kejadian tadi."Maaf, aku rindu ayah dan ibu"
"Aku tak bisa mengontrol emosi ku tadi kak" Ucap nichols lirih, revan yg melihat itu berjalan mendekat menarik nic kedalam dekapannya, ia baru tersadar bahwa adiknya sekarang sudah dewasa ia melewati banyak fase buruk yg seharusnya tak perlu ia rasakan seorang nichols kecil yg masih begitu butuh pelukan orang tua harus bisa belajar mandiri .Revan melepas pelukan itu membawa tubuh nic duduk di sofa lalu berpamitan pergi.
"Istirahat lah, kakak harus ke kantor" Ucap Revan sembari mengacak acak gemas rambut sang adik lalu berjalan pergi dari sana.
........
"Permainan gila dengan pemain yg begitu gila"
"Baiklah ku ikuti bagaimana permainannya" Ucap pria tampan dengan menyesap wiski kesukaannya, tersenyum simpul dengan semua permainan rumit ini.TBC
SEEYOU NEXT CHAPTURE
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET (Blm Revisi)
ActionBagaimana jika seseorang yg kau anggap begitu lembut adalah sosok yg begitu manakutkan. rahasia yg mungkin selamanya akan tetap menjadi sebuah rahasia.