TWENTY

386 25 8
                                    

Tay mengikuti langkah panjang naren lalu masuk ke dalam condominium nya, ia begitu bingung dengan apa yg terjadi pada Narendra semenjak dari caffe kemarin ia banyak diam seperti memikirkan suatu hal yg begitu rumit

"Kau kenapa sih"
"Dari kemarin uring uringan kayak anak perawan aja" Ucap tay kesal pada Narendra yg sedari kemarin emosi tanpa sebab banting barang sana banting barang sini

"Phiiiii"
"Aku jatuh cinta" Ucap naren sukses membuat tay yg sedang menikmati americano menyembur ke depan dan terbatuk

"Uhukkuhukkk"
"Ap... Apa? Jatuh cinta? "
"Pada siapa naren? " Ucap tay penuh selidik

"Revan" Balas naren singkat

"Astaga Narendra"
"Kau serius??? "
"Maksud ku kemarin kau memaki nya begitu lalu sekarang kau mengatakan cinta?? " Tanya tay dengan terkekeh lucu namun terdiam menatap naren serius

"Kau benar mencintanya Narendra?? "

"Apakah aku pernah bercanda phi?? "
"Aku mencintainya"
"Namun ia memiliki seorang kekasih aku tidak ingin merusak hubungan orang lain" Ucap naren pasrah

Naren beranjak dari duduk nya berjalan melewati tay menuju kamarnya berniat mandi untuk meredam perasaan gundah nya, tay tawan yg melihat itu hanya mampu terdiam .

............

malam ini Narendra mendapat tugas dari ayah nya untuk melakukan transaksi senjata ilegal pada pelabuhan lama, ia tak ada pilihan selain menuruti perintah ayah nya. Naren berjalan tegas sembari memeriksa satu persatu senjata yg akan ia berikan kepada pembeli

"Semuanya sudah sesuai dengan pesanan? "

"Sudah tuan muda" Jawab Albert

"Baiklah kita berangkat malam ini"
"Pastikan tidak ada kesalahan lagi"
"Albert pantau dari jauh aku sendiri yg akan melakukan transaksi" Ucap naren

"Tapi tuan"

"Lakukan sesuai rencana aku bisa menjaga diriku sendiri" Ucap naren final lalu memasuki mobil BMW nya menuju pelabuhan lama dengan diikuti 2mobil lain berisi seluruh anak buah nya menuju tempat yg sudah di janjikan.

Seorang pria tampan dengan setelan jas ribuan juta dollar berdiri tegap di samping mobil kesayangannya, ia berdiri tegap memiringkan kepalanya sembari tersenyum ketika melihat lampu mobil menyala menuju tempatnya. Seorang pria manis turun dari mobil mengenggam erat koper berisi barang pesanan.

"Tidak ku sangka, tuan muda Alexander sendiri yg akan melakukan transaksi"
"Kau datang sendiri tanpa ada pengawalan"
"Sungguh berani"
Ucap pria misterius tersebut dengan terkekeh pelan

Karna suasana pelabuhan cukup gelap Narendra tak dapat melihat jelas siapa seseorang yg ada di depannya ini terlebih ia menggunakan masker dengan topi yg menutupi wajahnya.

"Tidak perlu basa basi, kita lemparkan ini bersama sama" Ucap naren sembari menendang koper miliknya ke arah pria tersebut begitu juga sebaliknya namun setelah koper itu sampai pada naren ia hendak melihat isinya dan begitu terkejut jika koper tersebut berisi kertas.

"SIALAN!!"
"KAU MENIPU KU! " naren hendak mengeluarkan pistol dari balik jas nya namun ia sudah terlebih dahulu terkepung oleh beberapa orang ber jas hitam mengelilinginya naren begitu terkejut dengan apa yg terjadi fikirnya langsung tertuju pada kelompok riverdosh yg selama ini menjadi musuh keverdal, sial ia tak memperhitungkan ini semua maki naren dalam hati.

"Bawa dia" Perintah pria mr. Jorch

"Bagaimana dengan yg lainnya? "

"Mereka semua mati tuan"
"Namun seperti Albert asisten dari tuan Marcelino berhasil lolos" Ucap sang asisten

"Biarkan dia pergi"ucap mr. Jorch dengan tersenyum tipis menerawang akan semarah apa Marcelino jika mengetahui putra kesayangan berada di tangan musuh

Albert memasuki mansion dengan terburu buru, berlari cepat dengan mengenggam luka sayat di lenganya, membuka pintu Marcelino tanpa mengetuk.

"Tuan"
"Tuan muda tertangkap" Ucap Albert dengan terus menekan luka di lenganya

Marcelino yg mendengar itu berdiri dari kursi kepemimpinannya membanting asal gelas wine yg ia genggam.

"APA! "
"PUTRA KU TERTANGKAP! "
"Siapa yg melakukan ini"

"Ini adalah rencana dri riverdosh tuan, mereka menipu kita dengan melakukan transaksi palsu"
"Tuan muda memaksa untuk melakukan transaksi mandiri" Ucap Albert dengan menundukkan kepalanya

"Lacak lokasi markas mereka"
"Aku ingin putra ku selamat! " Ucap marcelino penuh emosi

Albert yg mendengar itu segera melangkah pergi dari sana menjalankan perintah tuanya, menyusun strategi untuk melakukan penyerangan.

TBC

SEEYOU NEXT CHAPTURE

SECRET  (Blm Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang