FOURTEEN

390 23 2
                                    

23.30

"Malam tuan"
"Target yg anda minta sudah berada di ruang eksekusi" Ucap sang asisten

Tanpa bicara mr. Jorch segera melangkah tegas ke arah ruang bawah tanah yg cukup remang remang disana terlihat seorang pria muda yg terduduk lemas tak berdaya, banyak luka di wajah dan tubuhnya.

Suara derap sepatu mr. Jorch dengan dentuman tongkat baseball yg menyentuh lantai di seret menuju target nya.

"Kau tau mengapa aku membiarkan mu memakan habis seluruh uang ku yg kau curi??" Ucap lirih mr. Jorch pada pria tersebut ,ia mendekat  dan menjambak erat rambut targetnya hingga menatap takut dirinya keringat yg mulai membasahi tubuh pria tersebut dengan rasa takut yg menyelimuti perasaannya.

"Karna aku ingin memberi kesempatan padamu"
"Namun perasaan baik ku kau acuhkan begitu saja dengan terus menerus mencuri apa yg bukan hak mu"
"Dan sekarang kau harus membayar mahal ada apa yg telah kau curi dari ku"
"Tenanglah itu tak kan sakit, aku akan mempercepat segalanya" Ucap mr. Jorch sembari menancapkan jarum suntik pada area lehernya hingga membuat penghianat itu kejang hebat.

"Ambil organ nya"
"Lalu lakukan pengiriman pada klien"
"Buang tubuhnya pada harimau kesayangan ku dan kirimkan sejumlah uang pada keluarganya" Ucap tegas mr. Jorch lalu meninggal ruang eksekusi tersebut.

............

"Bagaimana kelanjutan dari kontrak Narendra??? " Tanya revan pada sang asisten

"Mereka menyetujui banding dari kita tuan, dan menyetujui kembali kontrak kerja sama tersebut"
"Namun selama kontrak terserah berjalan Anda tidak di perbolehkan melakukan hal tidak pantas pada model kita Narendra Alexander" Ucap sang asisten

"Kau percaya jika aku akan melecehkan nya???"
"Kau tau se cinta apa aku dengan pradipta"
Ucap santai revando dengan meminum secangkir kopi nya namun mereka di kejutkan dengan kedatangan pradipta

"Maaf aku tidak melihat cherry di depan jadi aku langsung masuk saja" Ucap dipta

"Tidak masalah"
"Sayang kau kekasihku kau boleh masuk kemanapun di perusahaan ini" Ucap revan yg berjalan mendekati dipta lalu menggandeng nya dan membawanya untuk duduk di sofa ruang kerjanya cherry yg melihat hal tersebut segera pamit untuk menyelesaikan pekerjaannya.

"Nichols masih mencari tau soal mr. Ripper"
Ucap pradipta

"Hmm aku tidak tau bagaimana jalan fikir nic"
"Padhl sudah jelas seburuk apa angelina" Ucap revan yg tak suka dengan apa yg adiknya lakukan

"Revan sepertinya aku harus pergi" Ucap pradipta yg berdiri hendak melangkah pergi

"Nanti malam di mansion" Ucap revando dengan senyum tipis nya pradipta yg mengerti itu hanya mengangguk dan berlalu pergi dari sana.

Revan yg melihat kepergian pradipta bangkit dari duduknya dan berjalan angkuh menuju nakas yg terdapat papan catur di sana, melihatnya sekilas lalu tersenyum tipis

"Sebentar lagi"
"Akan ku pastikan kemenangan itu untuk ku" Ucap revando sembari melangkahkan salah satu bidak catur nya dan menjatuhkan musuh nya.

............

"Pagi hari ini model terkenal dan berbakat Tuan Narendra Alexander putra dari tuan Marcelino Alexander CEO dari rine x corporation sedang melakukan amal pada panti asuhan terpelosok pada setiap desa serta membantu para warga tidak mampu di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pagi hari ini model terkenal dan berbakat Tuan Narendra Alexander putra dari tuan Marcelino Alexander CEO dari rine x corporation sedang melakukan amal pada panti asuhan terpelosok pada setiap desa serta membantu para warga tidak mampu di sana........ "

"Ku rasa tuan Marcelino ini begitu haus dengan pujian"
"Dan Ku rasa aku akan begitu terhormat jika harus mengkoleksi salah satu organ miliknya " Ucap sinis mr. Ripper dengan senyum licik nya

"Akan ku beri kau waktu beberapa saat lagi untuk menikmati hari indah bersama putra tersayang mu"
"Narendra Alexander" Ucap mr. Ripper sembari menatap datar pada berita di televisi.

Ia berdiri dari tempat duduk nya dan berjalan pelan kearah perkakas yg berjejer rapih, mengelus satu persatu benda tajam tersebut

"Kalian lapar?? ""Ku harap kalian bisa bersabar""Karna sebentar lagi akan ada makanan spesial untuk kalian" Ucap nya dengan terkekeh penuh arti dan menatap datar pada bola besi yg mengantung apik di sudut ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalian lapar?? "
"Ku harap kalian bisa bersabar"
"Karna sebentar lagi akan ada makanan spesial untuk kalian" Ucap nya dengan terkekeh penuh arti dan menatap datar pada bola besi yg mengantung apik di sudut ruangan.

............

"Apakah kita memang di takdirkan bersama" Ucap revando sembari duduk di depan Narendra yg sedang sibuk pada macbook nya.

"Kurasa kau pandai dan juga tidak butuh"
"Semua orang tau bahwa caffe ini milik ku"
"Jadi tak perlu berfikir berlebihan" Ucap sinis naren menatap revan sekilas lalu kembali fokus pada macbook nya

"Besok kau ada jadwal pemotretan di kantor ku kan"
"Jangan datang terlambat"
"Dan jangan gunakan kostum milik mu aku akan mempersiapkan segalanya kostum mu terlalu terbuka" Ucap revan

"Siapa kau berani begitu saja mengatur kostum ku?? " Ucap naren sinis

"Aku adalah CEO dari perusahaan yg mensponsori pekerjaan mu"
"Narendra jangan keras kepala" Ucap revan final ia pun memilih untuk pergi dari sana dari pada harus terus berdebat dengan naren namun sebelum pergi ia cukup emosi dengan apa yg sudh naren ucapkan

"Jangan pernah ganggu hidup ku"
"Aku bukan gay menjijikkan seperti dirimu"
"Lagipula kau sudah memiliki kekasih maka setialah dengan pasangan mu kalian dari kelompok yg sama kan itu tandanya kalian berjodoh"
"Lakukan apapun yg kau inginkan tpi jangan usik diriku"
"Aku bisa bertindak lebih di luar bayangan mu"
"Dan juga aku bukan lah GAY SEPERTI DIRIMU" ucap Narendra sinis lalu ia pergi meninggalkan revando yg diam membatu karna apa yg ia ucapkan.


TBC

SEE YOU NEXT CHAPTURE

SECRET  (Blm Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang