——————————START——————————
Atsumu mengerjapkan matanya, kepalanya pusing dan pandangannya tidak hanya kabur tapi juga goyah. Atsumu merasa nyeri di kepalanya, sepertinya efek alkohol yang terlalu banyak ia habiskan kemarin bersama Osamu, Suna, dan Kita. Atsumu masih dalam posisi duduk, mengumpulkan jiwa-jiwanya yang masih berterbangan di alam mimpi.
Atsumu tidak melakukan joging hari ini. Untung saja kelasnya hanya ada tiga kali seminggu jadi Atsumu tidak begitu banyak mengatur waktu. Oh, mengingat bahwa kelasnya tidak banyak, Osamu kemarin menasehatinya untuk mencari pekerjaan di Tokyo. Suna juga menawari Atsumu menjadi pelatih voli anak SMP di sekolah Tokyo.
Akan Atsumu pikirkan nanti.
Atsumu berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya. Ia sudah bisa melihat ada kotak takoyaki yang kemarin tapi kelihatannya sudah dipanasi, ada juga beberapa obat pereda pusing tidak lupa surat yang ada di atas tutup botol obat pereda pusingnya.
Atsumu tidak melupakan kejadian semalam. Ia ingat bahwa dirinya menangis. Ia ingat bahwa sekarang ia tahu mengapa Sakusa bersikap baik dengannya. Ia ingat bagaimana Sakusa bercerita soal permasalahan empat tahun lalu.
Atsumu mengambil posisi duduk dan membaca surat dari Sakusa yang ia yakini sudah sejak lama Sakusa berangkat ke kantor, dilihat dari jam, bahkan sudah memasuki jam makan siang.
'Takoyakinya sudah kuhangatkan, obat pereda pusing untukmu, hanya beberapa karena aku hanya punya satu botol, semoga kamu tidak melupakan janjimu,'
Atsumu membelakan matanya.
Janji? Atsumu berjanji apa pada Sakusa?
Mati aku, bagaimana aku melupakan bagian akhirnya? Bodoh!
Kegiatan hari ini, Atsumu tidak bisa berpikir selain janji yang ia berikan kepada Sakusa. Atsumu juga tidak mungkin bertanya pada Sakusa. Atsumu merutuki dirinya sendiri sejak tadi. Saat makan takoyaki, Atsumu benar memakannya tapi pikirannya sangat kosong.
Bahkan ketika memilih bahan untuk masak, Atsumu memasukan bahan apa saja yang tangannya raih tanpa tahu apa saja bahan itu. Begitu juga dengan ketika Atsumu mencuci baju, ia bahkan tidak sadar untuk memindahkan baju yang sudah di cuci, ia kembalikan lagi ke dalam busa sabum cuci.
Membuka laptop juga hanya menyala saja, Atsumu sudah berusaha sekuat tenaga mengobrak-abrik memori dalam otaknya namun nihil, ia tidak ingat apapun.
Atsumu takut dia mengatakan hal gila pada Sakusa. Kebiasaan Atsumu kadang bahkan berbicara tak senonoh pada Suna, bahkan ia pernah menggoda Suna dalam mabuknya.
Atsumu takut hal itu terjadi kepada Sakusa. Bisa mati karena malu Atsumu dibuatnya.
———————————————————————
Tidak begitu larut, Sakusa pulang lebih awal dengan membawa banyak bahan masakan di kedua tangannya. Memasuki rumah, Sakusa meletakan bahan masakan tersebut ke meja dapur kemudian melepaskan tas selempamg serta berjalan untuk mengetuk pintu kamar Atsumu.
"Atsumu," panggil Sakusa sedangkan yang di panggil menjingkat dari selimutnya karena masih terpikirkan janji yang ia buat dengan Sakusa.
"Y-ya?" jawab Atsumu sembari menyelimuti diri dari kepala sampai ke bawah dengan selimut futonnya. Atsumu membuka pintu dan mendapati Sakusa sudah melonggarkan dasi dan melepas kancing kemeja di bagian tangannya. Jujur, Atsumu bergetar hebat, dia takut.
"Kamu bisa bikin adonannya kan?"
Tubuh Atsumu yang bergetar kini terdiam, mata yang menyiratkan kewaspadaan kini hanya menatap datar, serta postur yang sedikit membungkuk kini berdiri tegak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[CRĂZY IN LÔVÈ : IM BETTER WITH YOU ] SAKUATSU HAIKYUU!
FanfictionMengisahkan Kandasnya hubungan Sakusa dan Atsumu secara sepihak karena ketidakkuatan Atsumu dalam menjalani hubungan jarak jauh. Empat tahun berlalu, Atsumu secara tidak sengaja kembali bertemu dengan Sakusa ketika Atsumu mencari rumah sewa untuk me...