💞
Gosip pun tersebar, Zena hanya bisa diam saat notifikasi masuk di ponselnya tidak berhenti sejak beberapa detik lalu. Mandala cuek bebek, ia tak peduli bahkan saat dua ratu gosip tadi sudah pulang juga berpamitan dengan memanggilnya 'Cupu' seperti biasa.
"Ayo pulang," ajak Mandala. Zena tetap saja jutek bahkan hingga tiba di rumah Zano.
Kedua pria lanjut membahas kerja sama apalah itu sedangkan Zena duduk melongo membaca puluhan chat yang masuk di teras paviliunnya.
Undangan daring muncul di grup chat sekolah. Ratu populer sekolahnya mengadakan launching produk parfume terbaru milik perusahaannya. Maklum, menikah dengan crazy rich salah satu kota besar di tanah air.
Undangan itu diadakan di klub malam elite ibu kota. Hanya orang-orang tertentu yang jelas bisa masuk ke sana. Konsep acara juga akan ada red carpet sebelum pesta utama.
"Yah, gue udah kismin, mana bisa pamerin apa yang Papa sama Ibu punya." Zena mengetuk-ngetuk ponsel ke keningnya. Berpikir apa ia harus nekat izin ke papanya. Pasalnya lagi, ia harus beli pakaian baru dari desainer ternama juga! Malu dong, karena bagi Zena ini jadi ajang ia menyombongkan diri atas hasil kerja kerasnya juga.
Tercetus satu ide, Zena senyam senyum sendiri. Ia raih tangga aluminium di samping paviliun, lalu naik untuk mengintip apa orang tuanya sudah pulang. Oh, ternyata sudah. Karena pagar sudah digembok, Zena lompat tembok tinggi itu tanpa takut.
"Aduh!" serunya karena kurang tepat menapak saat lompat. Ia berjalan ke dalam rumah papanya lewat pintu samping yang ia tau kode kunci pintunya.
"Mau maling di rumah Papa, hum?!" tegur Dipa dari arah belakang. Zena memejamkan mata, ia putar tubuhnya lalu tersenyum lebar. Dipa sedang merokok sendirian sambil menikmati teh hangat.
"Kirain udah dikunci, Pa. Papa ngapain sendirian? Ibu mana?" Zena menggamit lengan Dipa yang melirik curiga.
"Ibu capek, udah tidur duluan. Mau ngapain kamu?" Dipa masih menaruh curiga ke Zena yang senyam senyum.
"Pa, Papa tau kan Zena itu cantik. Putri kebanggaan Papa, putri di istana megah ini dan selalu Papa didik harus jadi wanita anggun?"
Dipa mengangguk.
"Nah, untuk itu. Zena butuh modal buat dateng ke acara launching parfume baru temen SMA Zena, Pa, masa iya Zena nggak tampil cantik, anggun, mempesona dan cetar membahana. Boleh ya, satu hari Zena pake kartu kredit Papa buat beli baju baru, terus pinjem mobil mercy Papa buat dateng ke acara itu. Janji nggak aneh-aneh Zena, Pa." Zena membentuk jari angka dua. Dipa melepaskan gamitan pada lengannya ia hisap rokok lalu menghembuskan asap ke udara.
"Nggak boleh cuma-cuma, Zen. Papa mau timbal balik." Dipa menantang Zena.
"Ok. Apa, Pa!" serunya semangat.
"Kamu harus cari cowok di sana, acara itu Papa tau dan tamu undangannya juga bukan orang sembarangan. Kalau kamu nggak mau kenalin satu cowok mapan dan baik ke Papa setelah dari sana, nggak ada lagi Papa kasih pinjam kenyamanan hidup buat kamu. Papa tau kamu gengsi juga kalau dateng nggak bermodal."
Cowok? Halah, iyain dulu aja. Pikirin belakangan! seru Zena dalam hari.
"Deal!" Zena mengulurkan tangan ke Dipa yang menyambutnya.
***
Zena sibuk mengajak Samantha dan Lana belanja pakaian ke butik desainer kenalannya. Beberapa dress press body sudah dijajal Zena tapi belum menemukan yang cocok.
Warna yang ia cari adalah gold, supaya semua orang menatap ke arahnya nanti. Samantha mencari di rak gantung lainnya. Akhirnya warna yang dicari ketemu. Segera ia tunjukkan ke Zena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Mantan Belagu! ✔ (TAMAT)
Любовные романы☆Lanjutan Single Father & Love, Zano☆ _________ Meneruskan bekerja di perusahaan papanya, Zena seperti terjebak dalam cangkang. Akan tetapi ia tak mau membuat papanya kecewa karena perusahaan turun temurun. Tetapi apes menimpanya saat laporan keuan...