20. mencuri ciuman

1.5K 115 10
                                        

HAPPY READING BRO!
Jangan lupa tinggalkan tap vote dan share.
Hope you enjoy

****

"lo keluar duluan aja, gue belum laper"

Farel mengerit mendengar ucapan dio, alasan apa lagi ini. Sedari pagi dio belum makan dan sekarang sudah saatnya makan malam tapi anak itu berucap jika tidak lapar

Teman temannya sudah keluar dan duduk di meja makan bersama kedua orang tua dio hanya tinggal menunggu dio dan farel saja yang masih di kamar

"Lo lagi ada problem sama ortu?"

Dio menggelengkan kepalanya "ga ada rel, gue emang lagi ga laper aja"

"Lo belom makan dari tadi pagi, ga baik kalo ngelewatin makan malem juga"

Dio berdecak, farel ini kenapa sangat memaksa nya "nanti gue makan kalo gue udah laper"

"Yaudah"ucap farel kemudian kembali duduk di tepi kasur bersebelahan dengan dio

"Lo sana makan, ngapain duduk lagi bego"

"Kalo lo ga makan gue juga ga"

"Lo mau gue pukul ga?"

"Boleh kalo bisa"

Dio menghembuskan nafasnya, sangat sia sia jika beradu argumen dengan farel

"Ayo"

Farel tersenyum dan merangkul pundak dio sambil berjalan ke lantai satu untuk ikut berkumpul mereka

"Lama bener lo"

"Brisik"dio berucap dengan nada judes, ia duduk bersampingan dengan farel.

"Nah udah kumpul semua kan, ayo di makan bebas mau pilih apa aja"ucap nia langsung mendapat anggukan antusias dari putra

"Gue bingung sendiri mau milih yang mana, soalnya enak enak"gumam putra pelan kepada dirinya sendiri tapi karena suana di sana memang sedang hening jadi suara putra dapat di dengar oleh telinga mereka

"Ga usah di pilih, ambil semua juga boleh"ucap nia yang memang mendengar gumaman putra itu

"Takut kekenyangan tan"

Mereka tertawa, makan malam ini terasa sangat ramai dengan gelak tawa dan lelucon dari teman teman dio,biasanya jika tidak ada mereka dio hanya akan makan bersama setelah itu masuk kembali ke kamar, di meja makan tidak ada yang bersuara karena sang ayah sangat kaku, dirinya tidak ada teman berbicara dan ibunya yang memang tidak mau bicara saat makan

"Makanlah terlebih dahulu, makanan akan dingin jika kalian hanya mendiamkannya"

Mereka mengangguk setelah mendengar perintah dari kepala keluarga tersebut kemudian mereka mulai makan dan hanya ada suara decitan antara sendok dan piring, tidak ada yang berbicara karena bicara saat makan itu tidaklah sopan

"io ada apa dengan wajah mu?"

Dio menoleh ke sumber suara, sang ayahlah yang berbicara kepadanya "anak muda"jawabnya

"Kamu berkelahi karena apa? Apa tidak ada cara lain selain berkelahi?"ucapnya, wajar saja ia bertanya seperti ini karena ia adalah mantan kapolri jadi ia harus tahu atas kasus apa anak nya berkelahi.

"Fa--"

"Cuma main main pa, bukan masalah besar"saat farel ingin bicara dio dengan sengaja memotong ucapannya

"Jika bukan masalah besar untuk apa berkelahi?"

"Udah mas, jangan di tanya terus kaya gitu anaknya"nia berucap sambil mengelus ngelus lengan suami nya, ia sadar jika dio tak suka dengan topik ini

 D'amourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang