27. tangisan pilu

476 51 0
                                    

HAPPY READING BRO!
Jangan lupa tinggalkan tap vote dan share.
Hope you enjoy it

*****


Tubuh dio lemas saat melihat tubuh mama nya tergeletak tak berdaya di jalanan dengan darah yang mengalih kemana mana, menggenangi tubuh sang mama.

Beberapa orang mulai mengerumuni tubuh mama ya, dio berjalan dengan langkah pelan. Pandangan tak luput dari tubuh mamanya yang sangat mengerikan itu

Dio menjatuhkan tubuhnya di samping tubuh mamanya, persetan dengan semua baju nya yang terkana dengan darah sang mama

"Ma, ini mimpi buruk kan? Nanti kalo io udah bangun tidur mama juga bangun kan? Mama bakal siapin sarapan buat io lagi kan. Ma, ayo bangun ma....ayo"dio menggoncangkan tubuh mamanya pelan, air mata nya terus menetes tanpa henti

"Mas minggir dulu atuh, jangan di sentuh dulu jenazah nya biar kepolisian sampai dulu"

Ucap seseorang pria sambil memegangi pundak dio, biasanya jenazah yang meninggal secara tragis tidak boleh di sentuh terlebih dahulu sebelum kepolisian datang

Sedangkan dio sama sekali tidak mempedulikan nya, ia tak peduli dengan semua nya, ia tak peduli jika sekarang ia menjadi tontonan, yang ia pedulikan sekarang hanyalah mamanya seorang

"Ma io mohon bangun ma, ayo bangun. MA AYO BANGUN, AYO BANGUN MA"dio tambah kencang menggoyangkan tubuh mamanya, berharap itu membuat mamanya bangun

"Ma ayo buka mata mama, ayo kita pulang ma, di sini dingin, mama ga mau buka mata? Mama marah sama io? Mama ga sayang io lagi? Mam- ayo pul-ang..."nafas dio tercekat, ia sudah tidak bisa melanjutkan ucapannya, untuk berbicara dan bernapas sangat sulit

"Mas, ibu nya udah ga ada mas, yang sabar aja jangan terus terus nolak fakta"

Dio menoleh ke arah suara dan menatap nya dengan tatapan nyalang "BUTA YA LO! MAMA GUE DISINI, MAMA GUE DISINI SAMA GUE! STOP BILANG MAMA GUE GA ADA! DIA CUMA LAGI TIDUR! Iya dia cuma lagi tidur kan?"suara dio melemah di akhir katanya, meski dio berucap seperti itu tapi dia ragu dengan ucapannya sendiri

Sekarang semakin banyak orang yang mulai mengerumuni tempat itu untuk menunggu polisi dan ambulan mengamankan

Dio meletakkan telapak tangannya di genangan darah dan melihat nya, tangan dio bergetar hebat.

"AGRHHHHH"

"MAMA AYO BANGUN MAMA, MAMA BUKA MATA MAMA AYO, AYO KITA PULANG"Dio menggoncangkan nggoncang kan tubuh mamanya dengan kesetanan

"Io kasian mama mu jika terus kamu usik jenazah nya"

Dio diam, tanpa ia berbalik badan pun dio sudah tahu siapa pemilik suara ini. Dio membenci ayahnya, dio membenci hari ini, dio membenci hari ulang tahunnya.

"Mama, orang orang bilang mama udah ga ada padahal mama lagi disini sama io hehehe mereka kenapa ya ma, mereka kenapa suka bilang mama udah ga ada?"

"Mama, nanti io ajak temen temen io main ke rumah lagi ya, nanti mama mau kan masaki mereka makanan yang enak ya ma? Soalnya mereka suka sama masakan mama"

"Ma, jangan diem aja, ayo jawab omongan io. Mama kenapa diem aja? Mama kenapa ga buka mata?"

"Mos tolong sedikit menjauh dari area ini karena akan saya amankan dan lagi pula jenazah akan segara di angkut ke mobil ambulans untuk melakukan pemeriksaan dan mencatat tanggal kematian"ucap seseorang menggunakan seragam polisi kepada dio yang terus saja mengoceh kepada jenazah ibunya

"Ma, mereka kenapa suruh io jaga jarak sama mama, io kan pengen terus sama mama, io bakal bareng bareng terus sama mama. io ga bakal tinggalin mama sendiri"

Dio terus meracau dengan ucapan ucapan aneh yang selalu keluar di mulutnya, ia berharap ini hanya mimpi buruk dan nanti ia akan bangun dengan keadaan mama nya yang masih hidup

Sret

"Bawa jenazah itu"

Angga menarik lengan dio hingga anak itu berdiri dan meminta salah satu perawat untuk mengangkat jenazah istri nya masuk ke dalam mobil ambulans

"MA, JANGAN MEMBAWA MANA KU BANGSAT"dio meronta ronta dari pegangan papanya, ia ingin menyusul sang ibu tapi tangan papa nya masih terus mencengkram lengan dio yang membuatnya tak bisa kemana mana dan hanya bisa menyaksikan tubuh sang ibu yang sudah masuk ke dalam mobil ambulans

Dio berbalik badan menatap ayahnya "Papa gila, io benci sama papa! Kenapa papa biarin mereka bawa mama?"ucapnya dengan suara serak

"Sadarlah io! Mama mu sudah tidak ada"

"Ga pa, mama masih ada, mama masih ada pa"

Angga benar benar tak kuasa terus mendengar ucapan pilu anaknya

"MAMA MASIH ADA!"dio berucap dengan nada keras tiba tiba, ia berusaha menyakinkan dirinya sendiri jika ini semua adalah mimpi buruk tapi otaknya berkata lain

"DIO!"

Dio tersentak kaget mendengar bentakan keras ayahnya, tubuh nya lungsuh ke bawah tapi dengan cepat ayahnya menahan tubuh dio. Sang ayah sangat paham perasaan dio sekarang, seorang anak laki laki yang selalu manja kepada ibunya tiba tiba harus merelakan sang ibu di jemput oleh tuhan dengan cara yang tragis seperti ini, ia tahu jika dio masih sangat syok dan masih belum bisa menerima semua ini

"io benci papa, io benci papa"ucap dio dengan nada pelan ia sudah tidak punya tenaga lagi

Sang ayah sangat sakit mendengar ucapan dari dio tersebut, ia di benci oleh anaknya sendiri

"io mau nyusul mama, io pengen peluk tubuh mama, io mau bilang ke mama kalo mama ga perlu pria bajingan kaya papa, mama masih punya io"dio terus meracau dengan suara pilunya, air matanya tidak bisa ia hentikan

"Ayo susul mama mu"ucap angga sambil menarik sang anak pergi dari kerumunan tersebut

Tapi dengan cepat dio langsung menangkis tangan ayahnya dan menatap ayahnya tajam

"Io bakal susul mama sendiri, papa ga perlu ikut"ucapnya

"Dengan keadaan mu seperti ini apa masih memungkinkan bisa mengendarai mobil sampai ke rumah sakit?"

Dio berjalan meninggalkan ayahnya dengan langkah gontai gantai "kalaupun io ga sampe rumah sakit palingan io nyusul mama"

"Anak itu"angga mendesis mendengar ucapan anaknya, ia sangat tidak menyukai ucapan terkahir yang dio ucapan tadi

Ia tak mau semuanya sia sia, ia tak mau anaknya mati muda, ia tak mau pengorbanannya dulu sia sia jika dio harus mati sekarang, ia akan memastikan sendiri jika dio sukses nantinya.

Tangan dio gemetar kencang dan itu membuatnya susah untuk membuka pintu mobil. Ia benar benar tidak punya tenaga, bahkan menahan berat badannya saja ia rasa ia sudah tidak kuat lagi

"Agrhhhhh"dio bersandar di mobil, pandangan kosong tangannya tak henti henti memukul sisi samping mobil

"Biar papa yang mengemudi, berikan kunci mobil nya kepada papa"

Dio sama sekali tidak memedulikan papanya, sekali lagi ia tegasnya jika ia membenci papanya, papanya adalah alasan mamanya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, meninggalkan ia sendiri di dunia yang semakin hari semakin jahat kepadanya

"Io, sampai kapan kamu tetap duduk di situ. Apa kamu tidak ingin melihat mama mu untuk terkahir kalinya? Kamu ingin menyusul mama mu ke rumah sakit kan? Maka berikan kunci mobilnya kepada papa dan papa akan mengantarkan mu ke rumah sakit"ucap angga panjang lebar, ia harap dio memikirkan ucapannya, ia sangat paham jika mental dio sekarang sedang down atau tidak stabil

Tangan dio mengambil kunci mobilnya yang berada di saku dan membuang kunci tersebut ke arah papanya

"Masuklah ke mobil"

Seseorang keluar dari tempat persembunyiannya dan menatap iba ke arah mobil yang baru saja pergi dari sana ia juga menatap ke arah kerumunan yang perlahan mulai sepi karena lokasi akan di amankan oleh polisi

"Gue ga nyangka bakal jadi separah ini"gumamnya

 D'amourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang