BAB 3

271 2 0
                                    

Hari ini Nadin memutuskan untuk berangkat kerja.Ia memoles sedikit wajahnya dengan bedak beraromakan khas bayi,serta lip tint sebagai kamuflase menutupi wajah pucatnya.

Tak ada goresan senyum yang terukir dibibirnya.Bayang bayang kejadian kelam malam itu masih berputar jelas di otaknya.

Helaan nafas berat terdengar.

Di pakainya tas selempang yang biasa ia gunakan saat kerja.Dengan langkah berat,nadin membuka pintu kamarnya.

"Udah selesai aksi ngurung diri?sindir Ella.

Namun tak ada jawaban dari nadin.

"Dih,belagu banget loe.Numpang hidup juga.Lanjut ella.

Nadin menghentikan langkahnya saat ia akan menuruni anak tangga.Badannya berbalik kebelakang menatap Ella dengan tatapan membunuh.

"Gak pernah liat orang secantik gue?! Ucap ella

"Gak punya cermin! Sarkas Nadin.

"Eh nad,makin hari loe makin ngelunjak ya.Inget,loe itu numpang hidup sama nyokap gue.Jawab Ella.

"Gak kebalik.Loe sama nyokap loe yang numpang hidup dengan harta peninggalan ortu gue.Jawab nadin yang langsung berlalu menuruni anak tangga membuat ella menghentakkan kakinya kesal.

"Awas loe yaaaa.pekik ella.

Saat nadin sudah dibawah,ia melihat rita dengan santainya menonton acara televisi.

"Brakk! Nadin menutup pintu rumah dengan keras membuat rita terkejut.

"Astaga.Ucap Nadin.

Jujur,nadin benar benar kecewa,benci dan marah terhadap Rita.Tante yang seharusnya bisa menyayanginya,malah tega akan menjualnya hingga kejadian naas itu menimpanya.

Nadin memegang dadanya,seolah sesak yang kini menghimpit dadanya.Salah,bila nadin membenci Rita?Salah bila nadin tak ingin menganggap rita sebagai keluarganya.

Ia langkahkan kakinya sembari mengelus dadanya,seolah menenangkan dirinya sendiri.

"Apa Kau tengah mempermain kan hidup ku,Tuhan?lirih Nadin dengan bulir air mata yang sudah menggantung di pelupuk matanya.

Nadin memutuskan untuk belok ke taman yang letak nya sedikit jauh dari rumah milik orang tuanya.Ia putuskan tak masuk kerja hari ini.

Dengan tatapan kosong,nadin berjalan ke bangku taman.

Isakan kecil keluar dari bibirnya.

"Nadin harus gimana ma....

"Masa depan nadin hancur,hancur ma.....

Lagi lagi nadin terisak sembari memegangi dadanya.Tangisnya teramat pilu.Sungguh ia benar benar tak sanggup menjalani hidupnya lagi.

Icha kembali menghubungi nadin.

"Angkat donk nad telpon gue.gumam icha.

Icha benar benar gelisah saat sahabatnya tak ada kabar.Sembari menggit kukunya,icha kembali menghubungi nadin.Namun hasilnya tetap sama.

"Gue harus dateng ke rumahnya.Gak bisa cuma diem gini.batin icha

Sementara Novia terus saja mendesak prawira agar sang suami memastikan dirga benar benar mencari keberadaan nadin.

"Kamu yang tenang sayang,ucap prawira di telpon.

"Gimana mau tenang,kalau nadin hamil gimana,pa?dia pasti terpukul.Ucap novia.

"Papa yakin,pasti Dirga mencari nadin.Ucap prawira menenangkan sang istri.

"Mama gak mau tau ya pa,jika dirga belum juga bisa menemukan nadin,papa harus turun tangan.

CENGKRAMAN DIRGA'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang