BAB 41

385 3 0
                                    

Tepat pukul 06:00 pagi Dirga masuk kedalam rumah.Dilihatnya ke arah ruang tv tampak nadin tengah menonton cartoon yang dirga sendiri kurang tau itu cartoon apa.

Dirga menghela nafas sejenak,sebelum ia menghampiri nadin.Dirga rela meredam amarah serta rasa kesal nya demi nadin.Tampaknya ia benar benar sangat mencintai perempuan yang kini tengah menikmati tayangan cartoon yang tengah ia tonton.

"Cup.

Dirga mengecup pipi nadin membuat empunya pipi terkejut.

"Nonton apa yank?tanya dirga basa basi sembari langsung membaringkan kepalanya pada paha nadin.

Belum ada tanda tanda nadin ingin menjawab ucapan dirga.

"Hmm,masih marah.Batin dirga

Dirga meraih sebelah tangan nadin dan diletakkan pada kepalanya,berharap nadin mau mengelus rambutnya agar ia bisa memajamkan matanya sebentar.Karna jujur,kepalanya saat ini benar benar pusing dan tubuhnya juga terasa panas.

Bukan,bukan rambut dirga yang nadin elus.Melainkan Nadin meletakkan tangannya pada dahi Dirga.

"Pok! Nadin memukul lengan dirga.

"Aw.ringis dirga berpura pura sakit dengan tepokan nadin dibahunya.

"Loe demam dirga,masuk kamar gih biar gue ambilin obat dulu.Ucap nadin.

Dirga tersenyum.Ternyata wanitanya ini peduli juga dengan dirinya.

"Bangkit.Bukan malah senyum senyum kayak orang sinting.Omel nadin.

Dirga malah meraih kedua tangan nadin dan ia kalung kan pada lehernya.

"Suami sakit bukannya disayang,malah ditepok.Gumam dirga.

"Alesan.Jawab nadin.

Dirga tersenyum sembari memejamkan matanya karna rasa pusing yang ia rasakan.

"Ga...panggil nadin saat melihat mata dirga terpejam.

Nadin takut karna saat ini badan dirga sangat sangat panas,terlebih akhir akhir ini cuaca tampaknya kurang bersahabat.

"Emmm,gumam dirga.

"Loe pindah ke kamar ya.Bujuk Nadin

Dirga menggelengkan kepalanya.

"Loe gak bakal sembuh dirga kalau loe gak minum obat dan istirahat.omel nadin

"Disini juga istirahat nad.Jawab dirga dengan mata tertutup.

Nadin cemas,kalau panasnya semakin tinggi jika dirga tak minum obat.Tadinya jika tangannya tak dikalungkan pada leher dirga dan dirga masih memegangnya,sudah jelas pasti ia sudah lari mengambil obat untuk dirga.

"Dir...panggil nadin kembali.

"Hemmm,jawab dirga.

"Gue ambil obat dulu ya.ucap nadin

Dirga kembali menggelengkan kepalanya.

"Ya terus kalau gini ceritanya gimana loe mau sembuh sih.Geram nadin

Dirga membuka matanya dan menunjuk bibirnya.

"Enggak.Tolak nadin yang mengerti maksud dirga.

"Cuman itu doank obatnya nad.Habis itu pasti sembuh.Ucap dirga.

"Ngawur.Jawab nadin.

Tak ingin berdebat dengan nadin,dirga melepaskan tangan nadin,dan meraih tengkuk nadin.

"Cup.Dirga mengecup bibir nadin lama,setelahnya dirga mengusap bibir nadin lembut

"Udah.Bentar lagi aku bakalan sembuh.Ucap dirga tersenyum sembari memejamkan matanya kembali.




***

Tak seperti ucapan dirga tadi,nyatanya panas badan dirga belum juga turun sampai sekarang.

"Modusin aja gue.Gumam nadin sembari mengompres dirga agar panasnya turun.

Beberapa kali nadin mengompres dirga sampai ia rasa cukup.

"Kruuuukkk,cacing diperut nadin tampaknya memberontak untuk minta di kasih makan.

Nadin bangkit sembari membawa kom kecil perlengkapan kompres dirga ke dapur.Kini matanya menuju meja makan yang sudah tersaji mie goreng,lengkap dengan telur mata sapi dan juga timun.

Nadin tersenyum melihat menu sarapan pagi ini.

"Buk,maaf saya tidak bertanya dulu sama ibuknya mau sarapan apa.ucap seorang pekerja rumah.

"Panggil mbak aja,bik.ucap nadin.

"Enggeh mbak.jawab bik inah.

"Gak apa apa kok bik.Lagian nadin suka malah mie goreng gini.Jawab nadin.

"Bibik mau lanjut pekerjaan dulu ya mbak.pamit bik inah.

"Loh,bibik gak sarapan dulu?sini bik sarapan sama saya.Ajak nadin.

Bik inah tersenyum hangat.

"Makasih mbak,bibik nanti sarapan sama temen temen lain di belakang.ucap bik inah.

"Oh ya bik.Saya sarapan duluan ya.ucap nadin.

"Enggeh mbak.Jawab bik inah sembari jalan kebelakang.

Nadin mulai menyendokkan mie gorengng ke dalam mulutnya.Ia begitu menikmati sarapannya pagi ini.Lihat saja begitu lahapnya nadin menikmati mie goreng.Baru saja ia akan kembali menyuapkan sendok ke tiga ke mulutnya,namun...

"Cup.

Kecupan lembut mendarat ke pipinya.

Nadin menoleh kearah sang pelaku.

Tampak dirga tersenyum manis.

"Kok aku gak di ajak sarapan,yank?protes dirga.

Nadin meletakkan sendoknya.Kini tangannya kembali ia letakkan dikening Dirga.

"Masih pusing?tanya nadin setelahnya.

Dirga pun mengangguk.

"Mau sarapan?tanya nadin kembali.

Lagi lagi dirga mengangguk.

Nadin bangkit dari kursi makan dan dengan cekatan menyiapkan sarapan untuk dirga dengan menu yang sama.

Sementara dirga sudah duduk manis di kursi makan.

"Ini ga,sarapan loe.ucap nadin.

Dirga menepuk pahanya seolah menyuruh nadin duduk dipangkuannya.

Nadin menggelengkan kepalanya.

"Nad...ucap dirga.

"Ga,sarapan yang bener donk.Gimana ceritanya coba,loe sarapan sambil mangku gue.Ucap nadin.

"Ya gak gimana gimana nad.Ya bisalah,toh kamu juga nyuapin aku.Jawab dirga.

"Enggak.bantah dirga.

"Nadin....ucap dirga kembali.

Tak ingin ribut pagi ini,nadin pun mengalah.Siap siap ia menahan malu jika para pekerja memergokinya tengah duduk dipangkuan dirga sang suami mesum,batin nadin.

"Dasar suami mesum.batin Nadin


****End****

CENGKRAMAN DIRGA'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang