BAB 35

220 2 0
                                    

Sepanjang malam nadin selalu teringat kata kata dirga.Ia ragu,apa ini hanya pikiran konyol negatifnya atau.....dirga memang akan menceraikannya.

Nadin terus saja gelisah.Ia melihat kesampingnya.Tak ada dirga berbaring disampingnya.

"Bukannya tadi ia sudah berbaring disini?batin nadin.

Di ruang kerja,Dirga memandangi cincin pernikahan yang telah dilepas oleh nadin.Ya,ia menemukannya di kamar mandi saat ia membasuh wajahnya.

Pikirannya berkecamuk.Ia hanya mau pernikahan sekali seumur hidup,tapi tampaknya nadin tak ingin bersamanya.

Dengan helaan nafas berat,dirga mengusap wajahnya dengan kasar.

"Rasa tak terbalas.gumam dirga dengan kekehan kecilnya.

Kemudian ia menarik laci dan meletak cincin milik nadin didalamnya.

Cukup lama dirga berada diruang kerjanya.Sebelum akhirnya ia memutuskan untuk berbaring di sofa sembari memejamkan matanya.


*****

Tepat 9:30 wib Dirga dirga sudah tampak rapi meskipun hanya memakai kaos dan celana santai.Sebab mereka hari ini akan datang kerumah sang mama.

"Apa dia tidak dikamar?batin dirga saat melihat pintu kamar terbuka.

Bergegas dirga masuk ke kamar,namun ia melihat nadin tengah berdiri menghadap jendela kamar.Entah apa yang tengah dipikirkan perempuan cantik itu.

"Nad,sudah siap?tanya dirga.

Nadin membalikkan badannya mendengar suara dirga.

"Sudah.Jawab nadin.

"Kita berangkat sekarang.ucap dirga

Nadin pun menganggukkan kepalanya.

Dirga langsung keluar kamar dan bergegas turun kelantai bawah,diikuti nadin di belakangnya.

"Mama gak sabar pa nyambut mantu mama datang.Ucap novia begitu senang.

Prawira tersenyum hangat melihat wanitanya begitu bahagia.

"Papa gak mau kasih tiket buat mereka bulan madu?ya....itung itung hadiah pernikahan mereka.tanya novia sembari meletakkan cake buatannya di atas meja.

"Apa tampang pelit ada di diri papa,ma?tanya prawira.

"Ya bukkanya gitu,karna papa itu apa apa harus diingetin.Jawab novia.

"Mereka tinggal bilang mau bulan madu kemana,papa langsung kasih tiketnya.jawab prawira yang tengah membaca surat kabar harian.

Mendengar jawaban sang suami,novia pun menghampiri prawira.

"Makasih pa.Ucap novia sembari mencium pipi prawira.




*****

Selama diperjalanan menuju rumah orang tua dirga,mereka hanya sibuk dengan pemikirannya masing masing.Tak ada obrolan atau pun tak ada dari mereka yang tampaknya membuka obrolan.

Entah mengapa kali ini bagi dirga jarak yang ditempuh untuk sampai di rumah orang tuanya sangat lama.

Ditengah tengah ia harus tetap fokus menyetir,ia bingung harus bagaimana menjelas kan pada orang tuanya tentang perpisahan mereka.

Sesekali dirga melirik nadin.

"Gue berat ngelepas loe.Batin dirga.

Lagi,dirga akan mengucapkan kata loe-gue jika membatin dan pada orang lain.Tidak pada nadin.

"Terlebih,loe ibu dari calon bayi gue,meskipun ia belum sempat lahir ke dunia.batinnya kembali.

Dirga membuka dashboard,mengambil sebotol air mineral,membukanya dengan satu tangan,lalu meneguknya hingga tandas.

"Kok lama sih pa dirga bawa mantu mama kemari?tanya novia tak sabar.

"Mungin masih dijalan ma.jawab prawira.

"Tin...tin...

Terdengar suara klakson mobil.

Novia langsung berlari ke arah pintu.

Prawira pun hanya menggelengkan kepalanya.

Tepat novia membuka pintu rumah,nadin turun dari mobil.

"Mantu mama...sambut novia sembari memeluk nadin.

Dirga membuang arah pandangnya melihat sang mama memeluk mantu yang sebentar lagi akan menjadi mantan menantunya.

"Kok lama sih kalian sampainya?tanya novia pada nadin.

Sedangkan dirga malah berjalan masuk kedalam rumah lebih dulu.Tampak jelas wajah uring uringan dirga.Dan hal itu tak bisa ditutupi,terlebih dari sorot mata prawira.

Dirga berjalan kearah lemari pendingin,mengambil satu kaleng minuman dingin.Membukanya lalu ia meneguk minumannya.

Kini ia berjalan kearah ruang Tv setelah meletakkan kaleng minumannya dimeja.

"Ada apa Ga?tanya sang papa.

"Maksudnya pa?tanya dirga

"Kamu ada masalah apa?tanya prawira.

"Enggak ada.Jawab dirga bohong sembari menyalakan televisi.

Tak lama,terdengar suara novia dan nadin masuk ke dalam.

"Ga,ayok bangkit.Kita sarapan bareng.Ajak novia

"Duluan ma,nanti dirga nyusul.Jawab dirga.

Nadin merasa sikap dirga pagi ini cukup aneh,tak seperti biasanya.Ya...walaupun ia sendiri juga belum mengenal lebih jauh sikap sang suami.

Kini,novia,nadin dan prawira sudah berada di meja makan.Mereka tinggal menunggu dirga yang sampai detik ini masih betah berada diruang Tv.

"Dirga....kamu mau buat mama kelaparan karna nunggui kamu?????teriak novia dari ruang makan.

Mendengar teriakan sang mama,membuat dirga terpaksa bangkit memuju ruang makan.

"Duduk donk dir.Ucap novia melihat sang putra yang hanya berdiri disamping kursi nadin.

"Ada yang mau dirga katakan.Ucap dirga dengan mimik serius.

Dirga menghela nafas sejenak,sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Dirga akan berpisah dengan nadin.ucap dirga.

"Deg! Batin nadin.

Sontak nadin pun menatap wajah dirga dengan raut sendu.

Novia bangkit dari kursinya.

"Plakkk!! Satu tamparan tepat di pipi dirga.

Dirga hanya tersenyum menampilkan smirknya yang khas.

"Mama boleh tampar dirga,tapi ini keputusan dirga.ucap dirga dingin.

Setelahnya,dirga berjalan keluar dan masuk kedalam mobilnya.

"Pa,ada apa dengan dirga???tanya novia yang akan mendatangi sang putra di mobil.

"Ma,ma...panggil prawira sekaligus menahan langkah sang istri.Biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka.ucap prawira tegas.

Nadin pun akhirnya pamit untuk menyusul dirga setelah beberapa saat terdiam.

"Ma,pa,nadin pamit dulu ya,mau nyusulin dirga.ucap nadin dengan tersenyum.







●●●●

CENGKRAMAN DIRGA'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang