Chapter 17 Percakapan Neji dan Naruto

474 19 22
                                    

Lanjut...

Setelah selesai memakan semua makanannya Neji meletakkan mangkuk itu di nampan tadi. Ia kembali duduk di sebelah Naruto yang masih tidak sadarkan diri. Ia mengelus lembut surai pirang Naruto dengan menatapnya sendu, ia mengingat kebersamaan keluarga kecilnya bersama Naruto saat dia menjemput ketiga anak-anaknya dengan Naruto, ia tersenyum saat mengingat kebersamaan keluarga kecil mereka yang begitu hangat dan harmonis dengan anak-anak mereka yang tampan, cantik, menggemaskan dan pintar. Tapi senyumnya sirnah saat mengingat kenyataan bahwa Naruto harus keguguran akibat depresi saat kehilangannya, ia juga semakin sedih saat mengingat ketika mereka berempat di sana meninggalkan Naruto sendirian di dunia, ketiga anak mereka selalu menanyakan keadaan Naruto, mereka juga mengatakan pada Neji ingin bertemu dengan Naruto karena mereka sangat merindukan Naruto. Neji mencium kening Naruto agak lama untuk menyalurkan semua perasaannya saat ini terutama rasa cintanya pada Naruto, air matanya jatuh kembali membasahi pipinya karena rasa sedihnya saat ini. Setelahnya ia mengelus lembut pipi kanan Naruto.

"Gomen Hime sayang, kau melalui begitu banyak hal berat sendirian tanpa diriku disisimu saat itu. Andai aku tidak mati saat itu, kita pasti saat ini sudah menjadi keluarga bahagia meskipun aku harus masuk rumah sakit dulu karena dihajar oleh Tsunade-sama dan Hiashi-sama karena sudah membuatmu hamil diluar nikah. Aku yakin kau akan minta yang aneh-aneh pada ku karena kau sedang ngidam, jika membayangkan itu aku merasa sangat bahagia, meskipun kau pasti akan meminta hal yang bahkan tidak bisa aku pikirkan, kau pasti akan sangat manja padaku, tapi jujur aku senang jika kau seperti itu karena selama kita menjalin hubungan kau tidak pernah manja padaku, bahkan kau tidak pernah mau merepotkan aku, kau tidak seperti wanita pada umumnya yang ingin ini itu dari pasangannya, kau terlalu mandiri dan sangat pengertian dan jujur terkadang aku kesal karena sifatmu itu Hime, aku juga ingin kadang kau manja padaku seperti wanita lain manja ke pasangannya, aku ingin sesekali kau meminta aku membelikanmu sesuatu atau apapun yang kau mau dengan uangku, tapi kau selalu menolak untuk ku belikan sesuatu selain aku traktir makan ketika kita sedang berkencan dulu, bahkan saat itu aku harus mendesakmu untuk mau membeli beberapa baju dan perlengkapan pribadimu dengan uangku, kau bahkan merasa tidak enak hati saat aku memberikan itu semua. Kau tau Hime? Meskipun aku hidup berkecukupan aku tetap bekerja keras selama ini hanya untuk masa depan kita dan anak-anak kita, aku tidak ingin di masa depan kau atau anak kita ingin membeli sesuatu tapi kalian tidak bisa membelinya karena tidak punya uang seperti yang kau alami saat kau masih kecil di masa kita, aku tidak mau kalian sengsara saat bersamaku, aku ingin selalu melihat kalian bahagia, aku selalu ingin melihat senyum kalian saat bersamaku, itu sebabnya aku bekerja keras meskipun aku hidup berkecukupan. Saat kita menjadi sepasang kekasih aku ingin bisa memanjakanmu sesekali dengan uang hasil kerja kerasku seperti yang dilakukan pria lain pada pasangannya, saat aku membelikan sesuatu padamu kau pasti akan mengatakan, Danna ini terlalu mahal, Danna aku tidak mau kau membelikan semua ini, ini terlalu banyak dan berbagai keluhan lainnya. Karena sikapmu itu aku suka datang ke apartemenmu lebih awal dari yang aku janjikan atau saat kau berangkat misi dan kembali keesokan harinya agar aku bisa membawakan kau stok makanan selama satu minggu, aku membelikan mu bahan makanan yang baik untuk kesehatanmu agar kau tidak sering memakan stok ramen instan mu itu, hah mengingat ramen instan aku jadi kesal saat pertama kali aku ke apartemen mu setelah kita resmi menjadi sepasang kekasih, kau dengan santainya mengatakan padaku bahwa kau makan ramen instan itu sehari satu kali, untung saja ada Kurama dalam tubuhmu jika kau orang biasa kau pasti sudah terkena penyakit serius, aku masih ingat wajah cemberut mu itu ketika aku memaksamu berjanji padaku untuk tidak memakan ramen instan setiap hari dan hanya boleh makan ramen instan satu minggu 2 kali, itu sebabnya aku melakukan itu padamu agar kau berhenti memakan makanan tidak sehat itu. Kembali ke sifat terlalu mandiri mu itu jujur saja aku kesal dengan sifatmu itu Hime, kau boleh seperti itu dengan orang lain tapi tidak denganku, aku tidak mau kau sungkan menerima pemberianku karena aku pasanganmu, menurutku itu wajar saat seseorang lelaki memberikan sesuatu pada pasangannya, lagi pula saat kita menikah nanti aku akan bertanggung jawab untuk memenuhi semua kebutuhanmu dan anak-anak, jadi aku tidak mau kau merasa keberatan atau sungkan saat menerima pemberianku. Saat aku menceritakan sifat burukmu itu kepada anak-anak, anak-anak kita juga mendukungku, mereka mengatakan seperti ini, Tou-san memang jenius, kami mendukung tindakan Tou-san, kami tidak mau Kaa-san makan-makanan instan terlalu sering apalagi setiap hari, kami tidak mau Kaa-san tidak menjaga kesehatannya, kami ingin Kaa-san tetap sehat dan ceria. Mereka juga bilang aku memang harus membahagiakan dirimu agar kau tidak pernah merasakan lagi hidup susah seperti saat kau masih kecil di masa kita karena aku juga menceritakan pada mereka tentang beratnya masa kecilmu, aku menceritakan pada mereka ketika kau ingin membeli semangkuk ramen tapi kau tidak punya cukup uang untuk membelinya. Saat mendengar perkataan mereka aku senang sekali karena anak-anak begitu menyayangimu. Kau tau Hime? Saat aku bersama mereka di sana ketika melihat mereka makan, aku selalu mengingatmu, cara makan mereka sama sepertimu selalu belepotan, aku sedih saat itu tidak bisa mengajakmu untuk berkumpul dengan anak-anak, tapi disisi lain aku lebih bahagia kau tetap hidup daripada harus menyusul kami dengan cepat. Hime, aku berharap kau tidak lagi seperti itu, aku ingin kau tidak sungkan saat bersamaku, aku sungguh tidak menyukai sikapmu itu karena semua yang aku lakukan selama ini hanya untuk masa depan kita dan anak-anak, aku kesal dengan sifatmu itu tapi dilain sisi aku mengerti kau masih punya trauma masa kecil yang masih belum hilang sehingga menjadikan pribadimu saat ini, hidup masa kecilmu begitu keras dan penuh perjuangan sehingga kau menjadi dirimu yang sekarang, aku akan selalu membantumu pulih dari trauma masa kecilmu sayang, gomenasai aku belum bisa menghilangkan trauma mu itu tapi aku akan berusaha lebih keras, aku juga akan membantumu sembuh dari trauma kehilangan ketiga anak kita dan jika dugaanku benar kau mengalami pelecehan setelah kehilangan kami, aku akan membantumu menghilangkan trauma mu itu, aku akan selalu ada disisimu. Aku tidak akan membiarkanmu sendirian lagi seperti saat itu, jika memang kau dilecehkan di masa kita aku bersumpah akan menjauhkanmu dari pria brengsek itu, aku tidak ingin kau dilecehkan lagi oleh siapapun, aku tidak mau gagal lagi menjagamu. Saat kita pergi keluar desa 3 bulan lalu aku ingin menangis saat melihat kau bermimpi seperti sedang dilecehkan. Aku kecewa pada diriku sendiri karena aku tidak bisa melindungimu saat kau membutuhkan aku, aku tidak akan membiarkanmu diperlakukan buruk lagi oleh siapapun, aku janji Hime. Hime di masa ini aku diberikan kesempatan kedua untuk menepati semua janji yang sudah aku buat denganmu. Aku akan menepati janjiku dulu padamu Hime, aku akan mewujudkan mimpimu sekarang, dulu kau mengatakan padaku ingin keluar desa berdua tanpa takut dikejar Akatsuki kan? Dulu kau juga ingin kita tidak perlu menyembunyikan hubungan kita lagi, aku akan mewujudkannya karena aku tidak pernah lupa senyum terbaikmu itu saat kita berlibur selama satu hari setelah kita menjalankan misi berdua ke luar desa, aku juga sudah berjanji padamu saat itu untuk sering membawamu berlibur keluar desa kemanapun kau mau, aku akan mewujudkannya dan aku akan mewujudkan keinginanmu dan janjiku itu. Kau tau Hime? Setelah kita berjalan-jalan dan membuat foto yang lucu, saat kita di penginapan aku sedih melihat wajah sedihmu ketika kau mengatakan kau lelah dengan situasi yang kita hadapi saat itu, kau lelah menjalani hubungan sembunyi-sembunyi seperti itu denganku, aku semakin sedih saat kau mengatakan kau sering iri dengan Kiba dan Hinata-sama yang bisa menampilkan hubungannya tanpa beban, tidak seperti keadaan kita saat itu. Saat itu aku berjanji pada diriku sendiri, ketika masalah Akatsuki selesai dan kita menikah aku akan sering membawamu keluar desa untuk jalan-jalan, aku akan menggandeng tanganmu setiap kita berjalan-jalan di desa atau di luar desa dan ketika kita punya anak aku juga akan mengusahakan agar kita menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Aku tidak mau anak-anak kita mengalami hal yang sama dengan kita di masa kecil karena orang tua kita sudah tiada. Tapi sayang semuanya hanyalah rencana, aku malah gugur saat perang dan aku tidak bisa mewujudkan janjiku itu,tapi saat ini aku akan mewujudkan semua janjiku padamu. Kita akan keluar desa satu hari sebelum tanggal kematian anak kita untuk menghabiskan waktu berdua agar kita bisa saling menguatkan satu sama lain karena aku juga pasti akan menangis di tanggal itu, aku juga begitu menyayangi mereka sama sepertimu, aku tidak akan membiarkanmu menangis sendirian lagi, kita akan menangis bersama dan saling menguatkan satu sama lain. Setelah bisa mengendalikan kesedihan kita, kita akan pergi ke kuil untuk berdoa agar Kami-sama mau memberi kita masa depan yang baik bersama ketiga anak kita di masa depan dan setelah itu kita akan jalan-jalan untuk menghilangkan kesedihan kita di hari itu agar besoknya ketika kita pulang, kita bisa melanjutkan aktivitas kita dan tanggung jawab kita. Hime saat kita pergi keluar desa berdua 3 bulan lalu, kita sudah sepakat untuk tidak mengulangi kesalahan kita di masa itu lagi bukan? Aku senang saat aku mengajakmu untuk memperbaiki semuanya ternyata kau juga ingin mengatakan hal yang sama. Aku tidak mau lagi kita melakukan hubungan suami istri sebelum kita menikah, aku tidak mau mengulangi kesalahan ku dulu, aku janji akan menjagamu untuk tetap suci sampai kita menikah nanti karena dari awal aku menjalin hubungan denganmu murni karena cinta, dulu saat kita memulai hubungan ini, kita sudah berkomitmen kita akan melakukan seks saat kita sudah menikah dan aku sudah berjanji padamu saat itu bukan? itu sebabnya meskipun kita tidur berdua ketika aku menginap, aku selalu menjaga tindakanku agar hasratku tidak terpancing, aku tidak mau menyentuhmu karena aku begitu menghargaimu, jika aku melakukan itu sebelum menikah itu sama saja aku tidak menghargai dirimu, aku selalu mempertahankan prinsip itu, sampai dimana kita tak sengaja memakan kue yang terdapat obat sialan itu yang membuat aku melanggar janjiku padamu, harusnya aku tidak melakukannya lagi setelah kejadian itu, tapi aku malah membujuk mu terus menerus untuk melakukan hubungan suami istri padahal kita belum menikah, gomenasai aku malah merusakmu, gomen karena sudah membuatmu mengandung anak kita sebelum kita menikah, gomen karena sudah membuatmu menderita karena kehilangan buah hati kita. Aku sudah merusakmu sampai seperti ini, aku sudah menjadi pria brengsek yang menghamili kekasihnya sebelum menikah, aku malu kepada orang tua kita terutama kepada orang tuamu karena sudah membuatmu hamil di luar nikah, meskipun aku sudah bersujud kepada mereka berempat di alam sana untuk meminta maaf atas kesalahanku padamu yang sudah menyentuhmu sebelum menikah, tapi rasa bersalahku tidak bisa hilang meskipun mereka memaafkan aku, apalagi saat aku tau kau mengandung anak kita dan kau keguguran. Aku malu kepada orang tua kita karena membuatmu sampai melalui itu semua, aku memang bodoh karena aku tidak pernah berpikir bahwa kau yang menanggung semua kesalahan yang sudah kita perbuat. Gomen aku sudah membuatmu seperti ini, aku tidak akan mengulangi kesalahan ku di masa itu kepadamu. Kali ini aku tidak mau ketiga anak kita tumbuh di rahimmu sebelum kita menikah, aku tidak mau mengambil kehormatanmu sebelum kita menikah, aku tidak mau merusakmu lagi kali ini, aku akan menjagamu dan memastikan kau tetap utuh sampai kita menikah nanti karena kau adalah wanitaku yang begitu aku hormati dan aku ingin jaga sepenuh hatiku. Aku ingin mewujudkan janjiku padamu untuk tidak menyentuhmu sebelum menikah, kita akan menjalin hubungan seperti sebelum kita melakukan hubungan suami istri sampai kita menikah nanti, meskipun aku tidur satu ranjang dengan mu aku janji, aku tidak akan melakukannya sebelum kita menikah, aku akan menahan hasratku sampai waktunya tiba karena aku tidak mau mengulangi kesalahanku, aku tidak mau mengecewakan orang tua kita yang sudah memberikan kita kesempatan kedua. Aku akan memegang janjiku padamu dan janjiku pada orang tua kita untuk tidak menyentuhmu sebelum kita menikah, aku berharap kedepannya kita bisa mewujudkan semua impian yang sudah kita susun dulu Hime. Hime, aku tau kau pasti sangat tertekan 3 bulan ini melalui semuanya sendirian, aku sedih karena kau harus menyembunyikan itu semua demi diriku dan mulai saat ini aku tidak akan membiarkanmu menangis sendirian lagi karena ada aku yang akan selalu menjadi sandaranmu. Kau tau Hime? Saat aku pergi meninggalkanmu saat itu aku sedih sekali, setiap malam aku selalu memohon agar kau tetap baik-baik saja dan pada saat Rikudo Sennin memintaku menjemput anak-anak kita, hatiku sangat hancur karena aku tau aku menjadi seorang ayah tapi anak-anakku harus meninggal karena ibunya depresi kehilangan ku, kau ingat kan apa yang aku katakan ketika kau syok atas kematian Shikaku Ji-san dan Inoichi Ji-san? Sebagai orang tua, aku bersyukur aku lebih dulu mati daripada anak-anak kita, tapi dirimu? Kau bernasib malang, anak-anak kita malah mati sebelum dirimu. Dan itu sangat menyakiti hatiku, aku melihat kehancuran orang-orang yang paling berharga di hidupku. Kau tau Hime? Saat aku disana, setiap malam ketika aku menidurkan anak-anak, aku selalu sedih setiap melihat mereka, apalagi melihat Hima yang wajahnya begitu mirip denganmu. Aku selalu memikirkan bagaimana nasibmu di dunia, aku sedih saat melihat kenyataan bahwa kami tidak bisa bersamamu, aku semakin sedih saat mendengar apa yang anak-anak katakan tentang keinginannya, mereka ingin kita berdua menemani mereka bertiga sampai mereka tertidur, mereka ingin makan makanan buatanmu, mereka begitu merindukanmu dan masih banyak lagi hal yang mereka katakan saat mengungkapkan rasa rindu mereka padamu, bahkan Ryu yang paling pendiam dari yang lain bisa banyak bicara jika itu menyangkut dirimu. Aku ingin menangis saat mereka mengungkapkan perasaan rindu mereka padamu karena aku juga sama, aku begitu merindukanmu, tapi aku berusaha tegar karena mengingat aku adalah seorang ayah dan aku tidak mau membuat mereka bersedih karena melihat aku menangis. Saat Rikudo Sennin mengatakan aku bisa bersamamu kembali dan kita bisa mendapatkan ketiga anak kita lagi, aku sangat bersyukur dan tidak berhenti mengucapkan terimakasih pada Kami-sama karena sudah memberikan aku kesempatan kedua untuk mewujudkan mimpi kita. Hime kau tau? Satu jam kebersamaan kita dengan anak-anak adalah hal yang paling indah yang pernah aku alami sepanjang hidupku saat terlahir menjadi Neji. Itu adalah impian terbesarku untuk hubungan kita saat aku mulai jatuh cinta padamu, itu juga impianku waktu kecil sebelum kematian Tou-sama, kau tau impianku, aku ingin punya keluarga bahagia dan harmonis seperti itu bersama wanita yang aku cintai dan mencintaiku, kita sama-sama tidak pernah merasakan bagaimana hangatnya keluarga kecil, kita sama-sama tau perasaan iri saat melihat anak-anak seusia kita bermain bersama kedua orang tuanya, kau dan aku yang dulu sebatang kara bisa membangun keluarga kecil yang begitu bahagia seperti saat itu, anak-anak kita sangat tampan dan cantik persis seperti kita berdua dan mengalami momen seperti itu adalah anugrah yang paling indah sepanjang hidupku menjadi Neji, tapi setelah satu jam itu berakhir, hatiku benar-benar hancur, aku dihantam kenyataan pahit bahwa aku dan ketiga anak kita harus meninggalkanmu sendirian saat itu. Aku merasa menjadi manusia paling gagal di dunia ini saat melalui itu semua Hime. Kau keguguran dan aku tidak ada disampingmu saat itu, kau menghadapi semuanya sendirian padahal itu adalah kesalahan kita, gomen karena aku kau harus melalui itu semua, aku tau betul bagaimana dirimu, saat kau kehilangan Jiraiya-sama saja kau tidak bisa istirahat dan sering menangis, aku sudah melihat ingatan yang Sasuke berikan bagaimana wajahmu itu, itu sangat menyakitkan untukku, semenjak kematian ku, aku tau kau tidak pernah tidur dengan benar dan selalu menangis, semuanya terbukti ketika aku menanyakan tentangmu kepada Hinata-sama. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kau melewati 2 minggu yang seperti neraka itu bagimu, kau sudah kehilangan aku, setelahnya kau harus kehilangan buah hati kita dan jika dugaanku benar kau dilecehkan setelah kematian anak-anak, membayangkannya saja dada ini sakit sekali Hime, rasa sakit ini lebih sakit daripada saat aku kehilangan Tou-sama dulu, malaikat kecil kita, buah cinta kita harus pergi untuk selamanya meninggalkanmu sendirian waktu itu dan kau merasakan rasa sakit dan kehilangan itu sendirian tanpa siapapun di sisimu, hatiku benar-benar merasa sangat sakit melihat semua orang yang paling berharga di dunia ini untukku mengalami itu semua. Gomen sayang, kepergianku telah menghancurkan semua rencana dan impian kita, aku benar-benar membuatmu sehancur itu, andai saat itu aku bisa bertahan, andai aku tidak mati hiks... Aku memang ayah dan pendamping yang gagal untuk kalian berempat, aku meninggalkan kalian berempat sendirian di dunia yang kejam ini, gomen ne Hime, Ryu, Bolt, Hima hiks... Aku gagal melindungi kalian saat itu. Gomenasai Hime aku tidak bisa mendampingimu layaknya sebagai seorang suami saat kau mengandung anak kita di masa itu, Gomenasai Bolt, Ryu, Hima Tou-san tidak bisa menjaga kalian di kandungan Kaa-san dan Tou-san malah menjadi alasan kematian kalian hiks.. semua memang salah Tou-san hiks… Hime saat ini aku berjanji padamu, saat Boruto, Himawari dan Ryuji tumbuh di rahimmu aku akan menjaga kalian berempat dengan sebaik-baiknya agar kita tidak akan kehilangan mereka lagi. Ryuji, Boruto, Himawari Tou-san berjanji akan menjadi ayah yang baik untuk kalian bertiga, Tou-san tidak akan membiarkan kalian dan ibu kalian sendirian lagi seperti saat itu. Tou-san dan Kaa-san akan membesarkan kalian dengan cinta kami berdua, Tou-san tidak akan meninggalkan kalian lagi, Kita tidak akan terpisah lagi, kita berlima akan berkumpul bersama-sama, Tou-san janji pada kalian, tunggu Tou-san dan Kaa-san di masa depan anak-anak. Hime, aku sedih saat dua hari lalu kau mengatakan padaku kau sering menangis sendirian, aku tidak tau jika kau menanggung beban sebesar ini, aku akan selalu bersamamu melalui semuanya, aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi, aku tidak mau melihatmu terluka lagi seperti saat itu. Aku janji Hime." Ucap Neji yang air matanya jatuh membasahi pipinya dan masih setia mengelus lembut pipi Naruto.

Back to the Past (NejiNaru) (NejiFemNaru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang