26

8.6K 442 24
                                    




Usai mendapat ijin dari sang suami untuk mengembalikan bagas ke bangku sekolah dasar dan disambut antusias oleh anak kecil itu, Rinjani segera mendaftarkan bagas di sekolah dasar swasta terdekat dari rumah orang tua Rinjani

Yaa.. Bagas akan di adopsi secara sah oleh pasangan Alkam Chandra dan Aliyah Intanti sebagai putra bungsu keluarga tersebut setelah mendengar cerita lengkap Bagas dari Rinjani, di tambah lagi dengan sepinya rumah saat Rinjani telah menikah dan tinggal sendiri bersama suaminya, lalu Prabu yang mulai dewasa hingga rumah terasa sepi

Usai mendaftarkan sekolah Bagas, Rinjani yang di temani putra kecilnya, Alkam, Aliyah dan Bagas tentunya menuju ke salah satu mall terdekat untuk berbelanja barang kebutuhan sekolah Bagas

"Dek yang ini sepatunya bagus ga? Bagas suka ga?" Ucap Rinjani sambil menunjukan sebuah sepatu berwarna hitam putih

"Bagus kak, tapi jangan yang itu mahal" Ucap Bagas sungkan

"Kalau Bagas suka gapapa.. Kakak yg bayar, kalau bagas sungkan bagas harus bayar dengan nilai nilai sekolah yg bagus, gimana?" Kata Rinjani

"Gapapa kak, papa yg bayar nanti, papa belikan yg ini ya le? " Kata Alkam

"Jangan pa.. Suami Jani bilang dia yg mau bayar semuanya" Ucap Rinjani sambil mengelus sayang kepala bagas

Usai berbelanja kebutuhan Bagas dan Alden mereka semua memutuskan untuk makan siang bersama

Suami 🐻

Alden rewel ga yangg?
13.21

Aman, di ketekin mama
13.27

Oke
13.28

Aku ga di tanyain, tega banget.. Suami siapa kamu?
13.28

Sayang sudah makan?
13.30

Y
13.30

Mendengar rengekan Alden, Rinjani meletakan ponselnya menenangkan sang putra yang terganggu oleh suara keramaian restoran tersebut

"Baru aja laporan aman ke bapaknya" Omel Rinjani

"Sini sayangg.. Berisik ya tempatnya.. Alden ga bisa bobok ya... jangan takut ada mama" Ucap Rinjani menimang nimang Alden

"Kita telfon papa ya... Kayaknya papa lagi agak longgar" Kata Rinjani lagi

"Hallo... Aduhh kenapa nangis sampe begitu" Ucap Indra di seberang sana sambil tersenyum saat melakukan panggilan video dari dalam mobil Menhan menuju ke lokasi kunjungan kerja

"Alden... Alden... Alden... Nak... Heii" Imbuh Indra mencoba menarik perhatiannya dan berhasil membuat Alden melirik ke ponsel mamanya

"Kaget ya? Banyak orang ya? " Tanya Indra lagi

"Restonya berisik papaa.. Aku bingung" Ucap Rinjani menirukan suara anak kecil

Dan ajaibnya Alden memperhatikan sang ayah dengan seksama hingga lupa akan tangisnya

"Hmmm dasar anak papa" Ejek Rinjani pada Alden sambil mencium pipinya sontak membuat Alden kembali menangis kencang

"Yangg jangan di gitu gituin anaknya" Ucap Indra

"Tuhh papa tuhh.. Papanya siapa ituuu" Rinjani mencoba kembali memusatkan perhatian Alden pada Indra

"Papa masih kerja nak, sabar sama kelakuan mama sebentar ya..." Ucap Indra dan lagi lagi membuat Alden berhenti menangis

"Stopp jangan di matiin dulu yangg, biarin Alden minum susu sebentar trus tidur, aku belum makan" Ucap Rinjani buru buru membuka botol susu berisi asi untuk di berikan pada Alden

"Jadi kangen sama Alden saya Ndra, weekend ajak ke rumah ya" Ucap Pak Prabowo yang sedari tadi memperhatikan interaksi keluarga kecil itu

"Siap pak" Ucap Indra masih memandangi handphone nya yang menunjukan wajah Alden tengah menikmati susunya

Alden melepas susunya dan mulai berceloteh menghadap wajah papanya yang ia lihat di dalam ponsel, bayi berusia 3 bulan itu mencoba berbicara layaknya orang dewasa

"Oh gitu... Iya, rame ya tempat makannya ya? Temani mama sebentar ya, mama makan dulu ya... Kerjasama sebentar ya" Kata Indra mengobrol dengan bayi gembul itu




*****




Pagi hari ini Rinjani bangun lebih awal dari biasanya, melihat wajah damai suaminya yang terlelap membuat Rinjani diserbu rasa haru, Ia mengangkat tangan dan membelai rambut suaminya itu, Rinjani jatuh se jatuh jatuhnya pada lelaki ini, laki laki yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya

Laki laki yang berani menghadap langsung pada ayahnya, menjadi pilihan orangtuanya, laki laki yang walau lelah tetap memprioritaskan dirinya, saat Rinjani nyaman di rumah Laki laki ini bekerja keras demi dirinya, saat Rinjani terlelap laki laki ini tetap menjalankan tugasnya... Ah Rinjani benar benar kehilangan akal sehat saat bersama lelaki ini

Mendadak matanya berkaca kaca, andai ia bisa... Ia akan selalu memeluk raga ini setiap saat berharap ia akan selalu baik baik saja, ia berharap lelaki ini sama sekali tidak menemui hal buruk dalam hidupnya, Rinjani akan lakukan apapun untuk melindungi suaminya andai ia bisa, Mata indah itu terbuka, melihat wajah cantik istrinya penuh air mata

 "Kenapa? " Tanyanya dengan suara serak, menarik dara cantik itu kedalam pelukannya, Rinjani hanya menggelengkan kepala

"Ada yg bikin kamu ga nyaman? Kamu terganggu? " Lihatlah... Bahkan saat Rinjani di serang banyak rasa bersalah karna tak cukup baik menjadi istri seorang Indra Indra Wijaya, lelaki cintanya ini tetap memprioritaskan kenyamanannya

"Makasih ya yangg" Ucap Rinjani menciumi wajah suaminya bertubi tubi

"Ada apa sih? Nangis kenapa? Cerita sama saya" Tanya Indra

"Enggak... Mungkin mood swing aja mau mens, mellow banget aku liatin kamu tidur lelap kayak tadi" Ucap Rinjani

"Ganteng ya? Ganteng mana sama mas Agus? " Tanya Indra lagi

"Ya tetep mas Agus lah, jangan ngadi ngadi" Ucap Rinjani tertawa sambil menghapus air matanya, membuat Indra mengeratkan pelukannya pada pinggang istrinya

 "Cuddle gini aja mumpung anaknya anteng, bebas gangguan" Kata Indra menghirup wangi strawberry pada surai indah Rinjani

"Aku mau siapin sarapan kamu dulu yangg, lepasinn" Ucap Rinjani berusaha melepaskan pelukan Indra

 Belum sempat Indra menjawab sudah terdengar suara sang putra mahkota yang menangis

"Nih nih papanya nihh... " Ucap Rinjani mengangkat tubuh kecil Alden dari kasur kecil miliknya dan membawanya dalam pelukan sang ayah membuatnya langsung terdiam, sepertinya ia tak rela orangtuanya bermesraan

"Udah sana berjemur berdua biar eksotis" Kata Rinjani menepuk pelan pantat kecil Alden, membuat anak itu menangis kembali

"Apa sih yangg, diapain aja anaknyaa" Protes Indra pada Rinjani

"Cuman di puk puk doang yangg, dia emang baperan kayak mamanya... Dihh jadi bayi gitu amat" Ucap Rinjani sambil menguyel uyel menciumi wajah tampan sang putra gemas dan semakin membuat Alden menangis kencang

Si kecil Alden benar benar gabungan antara Indra dan Rinjani, memiliki paras setampan sang ayah namun ber kelakuan persis seperti ibunya, mudah tersenyum saat di sapa, mudah menangis juga namun yang paling mirip adalah sama sama penggemar berat seorang Indra Tirtana Wijaya














Bersambung...













Kamu dan Negara S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang