27

7.9K 442 34
                                    




Weekend pagi Indra kali ini sangat sibuk, dikarenakan dua orang kesayangannya itu tengah berebut perhatian padanya, Rinjani duduk di paha kiri sang suami sambil menyuapi suaminya itu potongan puding coklat dengan fla diatasnya, sementara sebelah kanan ada Alden yang sama sekali tidak mau turun dari gendongan ayahnya saat libur itu

"Amm .. Permisi Pak Alden kakinya bisa ga, ga usah tendang tendang mama" Ucap Rinjani protes karna si kecil tak berhenti mengayun ayunkan kakinya seperti menyuruh mamanya untuk berpindah posisi

"Ihh..Berbagi dong bayiikkk" Ucap Rinjani mencubit gemas paha bayi gembul itu

"Yangg ah sakit itu, nanti nangis anaknya" Bela sang ayah

"Gemes aku yangg, liat aja pahanya montok banget gembull" Ucap Rinjani

"Siap siap gih yangg, katanya mau ke rumah bapak" Imbuh Rinjani lagi

"Siap siap gimana? Kalian aja begini nemplok ke saya semua" Kata Indra

"Oh iya hehe, ayo sini pak Alden.. Kita mandi.. Kita mau pergi ke rumah kakek, mama udah cantik tinggal Pak Alden dan Pak Indra yang belum siap siap" Ucap Rinjani mengangkat Alden dari gendongan Indra tentu saja bayi kecil itu tak terima di pisahkan dari papanya, ia menangis kencang

"Nih nih nih... Lebaynyaa, anak Rinjani lebay" Ucap Rinjani terus menciumi Alden gemas

Sementara sang ayah melihat interaksi ibu dan anak itu hanya bisa menggelengkan kepala

Sesampainya di kediaman Bapak Prabowo Subiyanto tentu saja yang di sambut pertama kali adalah bayi kecil Alden Tirtana Wijaya

"Cucu kakek... Haduh, senengnya ketemu kakek ya" Pak Prabowo tertawa saat bayi itu mengayunkan tangan dan kakinya bersemangat melihat sang kakek

"Anak kamu udah bisa ketawa karir yangg" Bisik Rinjani di telinga Indra saat Alden sudah diambil Presiden Indonesia terpilih 2024 itu

"Ketawa karir? " Tanya Indra

"Itu.. Ketawa lebar banget depan kakeknya, kayak aku dulu waktu diajakin bercanda sama bos di kantor" Ucap Rinjani lagi

"Ada ada aja kamu tuh, anak Rinjani beneran berarti dia yangg" Kata Indra mengacak rambut Rinjani

"Rinjani.. Nanti kalau saya sudah pelantikan, suami kamu kembali pendidikan.. Kamu sama Alden harus tetep sering nengokin saya" Kata Pak Prabowo

"Siap pak, saya dan Alden juga seneng bisa sering sering ketemu bapak" Jawab Rinjani

"Iyaa.. Nanti sama anaknya Rizki ini juga, ya Ki? " Tanya Bapak pada Rizki

"Siap pak, semoga secepatnya juga" Jawab Rizki


*****


Persiapan pernikahan Rizki dan Bella telah mencapai 70% tinggal menghitung minggu menunggu hari H dan mulai menyebarkan undangan

"Kayaknya aku ga mampu Jan" Ucap Bella

"Apa? " Tanya Rinjani

"Nikah" Jawaban singkat Bella membuat Rinjani memukul lengan gadis cantik itu

"Gila gila ya Bell, perjuangannya dapetin restu pak Heru aja susah banget, masa udah di restuin mundur sih gila" Omel Rinjani tak percaya pada temannya itu

"Kamu tau, kenapa papa aku akhirnya ngasih restu? " Tanya Bella

"Apaan? " Tanya Rinjani balik

"Papa minta Rizki mundur dari kerjaannya sekarang dan fokus ngurusin usahanya, papa kayak ga nyari mantu tapi nyari staff dan aku ga suka" Jawab Bella

"Sumpah?? Dan mas Rizki setuju? " Tanya Rinjani lagi

"Dia bilang setuju, tapi aku ragu.. Aku ga suka dia berkorban terlalu banyak Janii" Jawab Bella

"Akuuu speechless... Kalian Sebelumnya ga ada obrolan emangnya? " Tanya Rinjani

"Yaa ngobrol, dia juga iya iya aja tapi hiii... Aku ga suka Jani" Air mata Bella mengalir membayangkan hal hal yang harus di korbankan demi kebersamaan mereka berdua

Ia memeluk Bella, berharap itu bisa meringankan sedikit beban yang dirasakan sahabatnya itu, lalu sebuah pesan masuk dari sang suami

Suami 🐻

Yangg dimana?
10.11

Dirumah sayangg
10.15

Anaknya tidur?
10.16

Iyaa.. Baru bobo, ntar kalau bangun aku take video dia ya
10.16

Sekarang aja fotoin, saya kangen
10.20

GAK AKAN !!! .. Apa apaan sama bininya ga pernah kangen kangen
10.20

Indra tersenyum mendapat pesan dari sang istri, tak lama kemudian Rinjani mengirimkan foto dirinya menggendong Alden yang terlelap di pelukannya

Semenjak menjadi seorang suami dan ayah, hari hari Indra terasa jauh lebih ramai.. Ada yang menunggunya di rumah, ada yang memperhatikan bahkan berebut perhatiannya dan ia menyukainya, Senandung Rinjani di pagi hari, kopi hitam buatan Rinjani, tangis dan celoteh Alden membuat rasa lelahnya sirna seketika

Yang sering Rinjani katakan, ia bangga dan beruntung mendapatkannya, tapi bagi Indra ia jauh lebih beruntung dan bangga memiliki Rinjani Chandra Dewi sebagai bagian dari hidupnya hanya saja ia tak pernah mengungkapkan semudah Rinjani mengatakannya, bukan ia gengsi hanya saja ia tak tau caranya

Sebuah panggilan Video masuk dari Rinjani, menandakan Alden sudah bangun atau rewel mencari pawangnya itu

"Papaaaa.... " Seru Rinjani

"Haiiii... Bangun tidur ya? " Tanya Indra saat melihat putra kecilnya terus saja mengucek mata sambil menangis menandakan ia belum cukup tidur

Setelah imunisasi Alden kecil mengalami demam dan menjadi sangat rewel bahkan di tengah malam sekalipun, tak jarang Papa dan Mamanya harus bekerja ekstra menenangkannya di tengah malam

"Alden... Heii... Nakk.. Cupcup" Kata Indra menarik perhatian Alden, saat tangisnya mulai mereda barulah ia melihat sang papa tersenyum ke arahnya dari layar handphone milik ibunya

"Kenapa nangis begitu? Masih Ga Enak badan ya jagoan?" Tanya Indra lagi sementara Rinjani sibuk memakan makan siangnya yang tinggal setengah sempat tertunda karna mendengar Alden menangis

"Sabar ya.. Habis Ini sembuh ya" Ucap Indra lagi, bukannya tertawa atau berceloteh seperti biasanya Alden justru menangis lebih kencang dari sebelumnya membuat Rinjani kebingungan dan langsung berdiri menimang buah hatinya itu

"Yangg, nanti aku pulang agak cepet ya, kita bawa Alden ke klinik aja" Ucap Indra sedikit khawatir karna tak biasanya Alden demam lebih dari semalam seperti kali ini walaupun telah di imunisasi beberapa kali

"Gapa yangg, ga usah buru buru ada aku.. Lagian ini jimatnya udah di tempel abis ini juga dingin" Ucap Rinjani, jimat yg dimaksud adalah plester penurun panas anak yang di ia beli dari apotek terdekat tadi pagi melalui salah satu aplikasi pesan antar

Walaupun Rinjani belum memiliki pengalaman mengurus anak sebelumnya namun beberapa kelas parenting yang ia ambil semasa hamil dulu ternyata sangat membantunya, ia lebih tenang menghadapi situasi situasi seperti ini berbeda dengan sang suami yang langsung panik saat terjadi sesuatu kepada putra kecil mereka













Bersambung....













Kamu dan Negara S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang