"Assalamualaikum" Kening Indra menyerit saat tak ada sambutan dari sang istri sepulangnya ia bekerja
"Yangg?... Yangg? " Panggilnya lagi, berjalan kearah kamar ia melihat istrinya tengah melamun menatap putranya yang tertidur
"Mikirin apa? " Ucap Indra mengecup pundak Rinjani dan mengalungkan tangannya di pinggang ramping itu
"Astagfirullah, kamu kapan pulang? Kok aku ga denger pager di buka? " Tanya Rinjani kaget membalikan badan tiba tiba sang suami sudah ada di belakangnya
"Kepala kamu itu kecil, jangan mikir banyak banyak.. Cerita sama saya ada apa hmm" Ucapnya mengelus rambut panjang itu
Rinjani memeluknya "Ga ada apa apa sayangku" Ia berbohong, hatinya tengah gundah oleh postingan yang ramai di sosial media mengenai suaminya yang terlihat sangat cocok dengan seorang wanita
Di kabarkan pula wanita tersebut merupakan salah satu anggota partai yang menaungi bapak Prabowo Subiyanto yang sudah pasti mereka sering bertemu, wanita itu berpendidikan tinggi jauh diatas dirinya yang hanya Strata Satu dari salah satu Universitas Swasta unggul biasa sedangkan wanita itu menempuh pendidikannya di luar negri
Membayangkan intensitas pertemuan wanita itu dengan suaminya, kedekatan hubungan kerja dan relasi membuat Rinjani lemas... Ia bisa saja marah namun, apakah itu baik untuk suaminya? Apakah itu mengganggu kinerja suaminya? Semuanya terasa penuh di kepala
Saat menikahi Mayor Indra Tirtana Wijaya, Rinjani tentu paham betul bahwa dia bukan prioritas utama lelakinya, jarang berada di rumah bahkan waktu libur yang tak menentu juga bukan hal besar baginya
Namun membayangkan waktu yang mungkin suaminya habiskan untuk bertemu wanita itu lebih banyak di banding bersamanya mendadak Rinjani cemburu, ia cemburu pada semua waktu yang mereka habiskan bersama, setiap momen yg mereka lewati bersama bahkan hal lucu terlintas di kepalanya saat memikirkan bahwa lebih banyak obrolan antara wanita itu dengan suaminya walau tentang pekerjaan di banding dirinya yang minim sekali mengetahui tugas tugas dan kewajiban kerja suaminya
"Terus kenapa merengut begitu, lemes banget yangg" Ucap Indra membalas pelukan istrinya
"Oh iya aku tadi nonton resep di internet, cobain deh aku bikin soft cookies, bentar aku ambil di kulkas.. Kamu mandi dulu gih yangg" Rinjani menghindarinya, bahkan menatap matanya saja tidak dan sekarang mengganti topik pembicaraan Indra tau ada yang salah disini
Setelah membersihkan diri Indra menghampiri Rinjani yang duduk di depan televisi yang menampilkan berita infotaintment
"Ini cobain" Rinjani menyuapkan kue itu ke suaminya
"Hmmmm enak yangg" Ucap Indra
Rinjani hanya tersenyum menanggapinya lalu mengalihkan pandangannya kembali ke layar televisi itu, Indra merangkul pundak mungil itu meletakan kepala Rinjani di bahunya
Tiba tiba layar televisi menampilkan isu kedekatan sang suami dengan mantan miss indonesia yang menjadi sumber beban pikiran Rinjani seharian ini, dengan cepat Rinjani mengambil remote dan mematikannya
"Berita makin lama makin ga jelas" Ucap Rinjani bangkit dari duduknya dengan cepat Indra menarik tangan kirinya membuat Rinjani jatuh ke pangkuan sang suami
"Karna berita itu ya? " Tepat... Astaga, apa sekarang kemampuan suaminya meningkat sehingga mampu membaca pikirannya juga?
"Enggak, aku kebal berita begitu" Ucap Rinjani
"Dengerin saya baik baik, saya ga pernah ada apa apa sama siapapun itu, semuanya urusan kerjaan sama bapak bukan sama saya" Rinjani menatap dalam mata elang itu berharap menemukan kebohongan di sana tapi nihil namun entah mengapa hatinya tetap saja tidak enak
"Bukan itu... Aku ngerasa ga ada apa apanya di banding perempuan itu, perempuan berkelas seperti itu pasti banyak di lingkungan kamu ya yangg" Rinjani tertawa sumbang lalu melanjutkan kembali kalimatnya
"Aku bukan apa apa, bukan siapa siapa semuanya biasa aja, karir biasa aja, bukan anak pejabat juga, kok bisa bisanya kamu dulu milih aku dari pada perempuan perempuan itu aku ngerasa aku kecil banget" Ucap Rinjani tertunduk. Indra memeluknya, pelukan hangat yang selalu Rinjani suka
"Sini ikut saya, saya dongengin kamu" Ucap Indra mengajak istrinya itu ke kamar
Rinjani merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan memasang selimut sementara Indra duduk di sebelahnya sambil menggenggam tangan Rinjani
"Dulu... Saya ketemu wanita yang cantik banget menurut saya, tapi ya udah gitu aja ga gimana gimana cantik aja gitu biasa aja, eh bapak nyuruh saya kenalan" Indra menarik nafasnya sejenak dan melirik Rinjani yang mulai cemberut
" Trus saya liat dia pas saya lagi kerja, dia ngobrol sama teman saya bahasa yang dia pakai sangat sopan benar benar seperti wanita berkelas yang sangat anggun lalu temen saya ada yg ngajak dia jalan dia ga mau, padahal temen saya cukup ganteng juga jadi saya mulai agak penasaran, perempuan ini sangat baik jaga dirinya dia nolak tapi sopan sekali" Rinjani tak tahan lagi ia menutup wajahnya dengan selimut, ia kesal bukan main, ia cemburu namun suaminya malah memuji habis habisan wanita lain di hadapannya
"Dengerin dulu yangg... " Ucap Indra menarik selimut Rinjani turun
"Enggak enggak, ngomong sendiri sama tembok sana" Rinjani malah memutar badannya memunggungi Indra, sudah ia duga wanita yang sangat di menarik perhatian suaminya itu tidak jauh jauh dari lingkungan kerjanya
"Ya sudah saya ngomong sama tembok aja... Jadi tembok, singkatnya pertemuan itu saya masih biasa saja, lalu Tuhan yang maha baik mempertemukan saya dan wanita itu lagi... Kami ngobrol cukup banyak, dia sangat humble dan wawasannya luas baru saat itu saya tertarik, tapi saya cukup tau diri saya ga mau dia terluka mungkin karna masa lalu saya atau apa jadi saya ceritakan semuanya dan lagi lagi Tuhan benar benar baik sama saya, wanita yang sangat saya kagumi itu, wanita yang sangat saya cintai itu dia menjadi alasan saya lebih giat bekerja, alasan bersemangatnya saya bangun di pagi hari, alasan tersenyum nya saya setiap hari, saya tidak pernah merasa di cintai dan mencintai dengan begitu hebatnya jika bukan karna dia, putri Bapak Alkam Chandra" Rinjani menangis di balik selimutnya, ia sudah kesal setengah mati lalu pria se kaku kanebo kering ini mendadak bisa menjadi puitis
Rinjani duduk dan menghapus air matanya membuat Indra tertawa
"Gitu aja kenapa nangis sih yangg" Ucapnya menghapus air mata Rinjani, Rinjani merentangkan tangannya meminta sebuah pelukan lagi tentu saja di turuti Indra
"Tadinya kalau perempuan itu bukan aku, aku mau pulang ke rumah papa aja seenggaknya kalau di sana aku berantem sama Prabu masih bisa menang dari pada berantem sama kamu" Ucap Rinjani di tengah sesenggukan
"Jangan insecure, kamu jauh lebih berharga dari yang kamu bayangkan.. Waktu pertama saya dengar tangisan Alden, saya bersumpah akan mengabdikan seluruh hidup saya untuk kamu" Kata Indra sambil memeluk erat istrinya
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Negara S1
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Berikut adalah cerita FIKSI -Karna hanya kamu, yg mampu membuat saya berfikir akan pernikahan ( Indra W)