35

7.6K 441 18
                                    




Di kesempatan libur kali ini Indra mengajak Rinjani berkencan. Ya... Berkencan, hal yang sangat langka bagi mereka berdua terlebih lagi setelah ada Alden diantara keduanya, kali ini putra mahkota Alden Tirtana Wijaya di titipkan di rumah Akung dan Uti sementara papa mamanya berkencan mengendarai motor berdua

Rinjani tak bisa menyembunyikan senyumnya sepanjang jalan, ia bagai gadis remaja yang tengah di landa kasmaran

Tujuan pertama adalah sarapan di soto ayam tikungan langganan Rinjani dekat kampus tempatnya kuliah dulu

"Abis ini kita kemana? " Tanya Rinjani

"Hmmm saya mau ajak kamu ke suatu tempat yg dari dulu saya pengen banget kesana, Tunggu... Kasian istri saya kepanasan" Ucap Indra sambil mengelap keringat yang turun di kening wanita cantik itu sedangkan Rinjani merona dibuatnya

"Kemana sih? " Rinjani penasaran

"Ada, tapi kita ke mall sebentar" Ucap Indra Rinjani hanya mengangguk mengiyakan

Sesampainya di mall Rinjani kembali dibuat bingung saat suaminya itu membeli cukup banyak sembako dan kebutuhan bayi

"Belanja bulanan kita kan udah yangg, ini buat apa? Barang barang Alden juga kita ga biasa beli disini" Tanya Rinjani

"Kita mau ke panti, kita kencannya di sana gapapa kan? " Indra bertanya balik, Rinjani tersenyum... Suaminya ini selalu penuh kejutan dan tak bisa di tebak

"Gapapa sayangg, aku suka... Kemana aja asal sama kamu, aku suka" Jawab Rinjani

Usai membeli cukup banyak belanjaan Rinjani memesan taksi online untuk mengantarkan barang barang tersebut ke lokasi panti yang dimaksud, sedangkan ia dan sang suami mengekor di belakang taksi tersebut

Sesampainya di panti asuhan Rinjani terenyuh, banyak sekali anak anak di sana yang tak seberuntung dirinya yang memiliki kehidupan cukup nyaman di luaran sana, tak jarang juga bayi bayi seusia putranya mengulurkan tangan meminta gendong, mata Rinjani berkaca kaca... Dunia yang nyaman untuknya ternyata tak cukup adil bagi sebagian lainnya

Ia di besarkan oleh orang tua lengkap dan berkecukupan, hunian yang nyaman dan di limpahi banyak kasih sayang sangat jauh berbeda dengan yang ada di hadapannya saat ini

Rinjani dan Indra tidak berlama lama di sana selain karna Rinjani terlalu banyak menangis waktu juga mulai menjelang sore hari waktunya anak anak panti itu beristirahat

Dan disinilah mereka berdua sekarang, duduk di pinggir jalan yang padat penduduk dekat lingkungan kumuh sambil meminum kopi kemasan kaleng yang mereka beli di mini market terdekat

"Kenapa disini sih yangg? " Ucap Indra sedikit risih dengan kebisingan sekitarnya

"Kalo tadi kamu ngajak aku ke panti karna kamu pengen banget kesana, sekarang aku ajak kamu kesini karna aku mau kamu tau sesuatu yangg" Ucap Rinjani

"Duluuu... Duluu banget, Rinjani kecil sering sekali keluar masuk ruang BP, tau ga kenapa? " Tanyanya pada sang suami

"Hmmm bikin onar? Kayaknya ga mungkin sih" Jawab Indra meneliti wajah istrinya

"Haha.. Sayangnya kamu salah karna emang aku bikin onar yangg" Rinjani tertawa terbahak

"Dulu aku ngerasa papa mama itu ga adil, aku sama sekali ga punya teman sekolah sama sekali garis bawahi... Ikut papa pindah dari surabaya, ke tomohon, ke jayapura, ke bali, terakhir jakarta ga ada satupun sekolahan yang aku ga bikin onar di sana" Ucap Rinjani

"Oh ya?? Astagaa... Mendadak aku khawatir Alden niru kamu yangg" Ucap Indra

"Tapi dengerin dulu... Aku begitu karna papa sibuk banget kerja bolak balik sana sini, trus mama juga sibuk banget sama prabu kan, aku ngerasa aku ga punya waktu buat kenal sama temen temen aku.. Ga ada waktu penyesuaian ganti ganti terus sampe capek, ya mentok mentok temenan sama Dave lagi Dave lagi, ga jarang Dave juga ikut ribut juga sama aku bayangin... Nakal ya" Lanjutnya

"Banget banget... Istri siapa ini" Ucap Indra menarik hidung istrinya

"Sampe puncaknya aku ribut sama anak kelas sebelah waktu itu ga ada Dave pokoknya ga tau dia kemana, aku ribut sampe di panggil kepala sekolah aku udah takut banget papa marah kan tapi enggak... papa ajakin aku kesini, tempat ini jauh lebih kumuh waktu itu yangg... Papa ajak aku duduk di sebelah situ sambil makan ice cream" Kata Rinjani menerawang masa lalu, Indra menyimak cerita istrinya dengan seksama

"Tiap ada orang yang lewat papa bilang 'kak... Kakak tau, bapak itu mungkin aja kerja dari pagi buat makan anaknya tapi ga bisa sekolahin anaknya' trus pas ada anak kecil lewat papa bilang lagi 'kak... Anak itu mungkin pengen sekolah tapi dia ga punya uang dan ga punya waktu' ada lagi aku inget banget yangg pas itu ada orang yg sorry to say disabilitas kakinya dan papa bilang 'kak.. Bahkan kaki sehat kakak aja jadi impian orang orang yang tidak memiliki kaki, kakak punya semuanya tapi kenapa kakak begitu? Kakak jauh lebih beruntung dari mereka semua disini tapi kenapa kakak begitu' kata papa saat itu juga mata aku bener bener kebuka yangg... Aku punya banyak hal yang harus aku syukuri dari pada hal hal yang butuh aku tangisi" Air mata Rinjani mengalir lagi mengingat panjangnya hari yang ia lewati dengan air mata

Indra menyeka air mata itu dan tersenyum, ayah mertuanya sangat hebat membesarkan Rinjani menjadi sosok yang memiliki empati sangat tinggi tak heran mengapa begitu mudah Rinjani tersentuh oleh Bagas kecil

Indra ikut menghela nafas berat, Rinjani benar banyak sekali hal di dunia ini yang tidak pernah ia tau sebelumnya seperti tempat ini dan segala kenangan Rinjani

Rinjani menyenderkan kepalanya pada pundak sang suami dan berkata "kamu liat sekumpulan orang di sana? " Tanya Rinjani menunjuk sekumpulan orang yang tengah duduk dan berbincang sambil sesekali tertawa di balas deheman oleh suaminya

"Kita ga akan pernah tau duka apa yg mereka miliki sampai kita menanggung duka yg sama dalamnya" Ucap Rinjani, Indra tersenyum dan menggenggam tangan istrinya

Ini kencan teristimewa yang pernah ada, selain menikmati momen romantis berdua mereka juga mendapatkan arti hidup bagi satu sama lain














Bersambung...

















Kamu dan Negara S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang