33

7.9K 463 25
                                    




Setelah mencoba beberapa wahana, rombongan keluarga yang kelelahan itu makan siang bersama di salah satu kafetaria di area tersebut, Alkam dan Aliyah memilih kursi paling ujung diikuti oleh Prabu dan Indra di belakangnya, sedangkan Bagas dan Rinjani yang menggendong Alden berjalan pelan sambil membawa gulali kapas di tangannya

Saat melewati beberapa saudara yang lain tak jarang mereka menyapa Rinjani maupun si kecil Alden, hingga sebuah suara menarik perhatian Rinjani

"Di sekolahin tinggi tinggi nikahnya sama duda? Bunuh diri banget, putus asa perawan tua takut ga kebagian lakik" Ucap Ajeng salah satu sepupu Rinjani membuat Rinjani menghentikan langkahnya sejenak sebelum melanjutkan langkahnya kembali menuju keluarganya

"Yangg pegangin anaknya dulu dong" Ucap Rinjani memberikan Alden pada Indra dan memberikan gulalinya pada Bagas

"Sayang liat aku" Ucap Rinjani menangkup kedua pipi suaminya

"Aku kayaknya butuh bertindak" Prabu yang tadinya duduk di antara Bagas dan Alkam langsung berdiri di sebelah kakak perempuannya itu

"Kalo gebukin orang gapapa kan? " Tanya Rinjani pada suaminya, Indra yang belum paham masalah keluarga dan situasi disini

"Boleh, siapa... " Belum selesai Indra berbicara sang istri sudah menyaut "oke" Sambil memutar badannya menuju meja Ajeng, Indra kira istrinya itu hanya bercanda

Benar saja Rinjani langsung menarik kerudung wanita itu ke belakang dan seketika membuat ajeng berteriak dan menjadi bahan tontonan

"Ngomong apa tadi? Hah? Mulut lo emang ga sekolah ya, mending gua telat nikah tapi terhormat dari pada lo hamil duluan setan" Ucap Rinjani berapi api, tubuh ramping Rinjani diangkat oleh Prabu menjauh dari keramaian itu

Namun Ajeng tak mau kalah ia berteriak dan menangis kencang seolah olah dia adalah korban, beberapa anggota keluarga lain yang sudah terbiasa dengan pertengkaran Rinjani dan Ajeng melanjutkan makan mereka seolah tak terjadi apa apa. Sementara Indra yang terkejut dengan hal itu dari tadi masih diam di tempat karna memang kejadiannya juga sangat cepat, untung saja Prabu berhasil melerai mereka

"Kakakkkk..." Ucap Alkam penuh penegasan pada putri sulungnya itu

Jika sejak kecil Rinjani dan Dave adalah sahabat maka berbeda dengan Ajeng, sejak kecil mereka sudah menjadi rival yang sengit satu sama lain, karna usia yang sepantaran di tambah saat itu cucu perempuan hanya Rinjani dan Ajeng membuat mereka berebut dan bertengkar dalam hal apapun apa bila mereka di satukan dalam satu lokasi seperti saat ini

"Papa harus tau sampah itu bilang... " Ucapan Rinjani terputus saat Indra menggenggam tangannya dan memberinya air minum

"Duduk dulu yangg" Ucap Indra dengan suara lembut, ia tau istrinya sedang emosi

"Bilang apa Ajeng kak? " Tanya Aliyah

"Tadi pas kakak lewat dia bilang, kakak perawan tua, ngapain nikah sama duda takut ga kebagian lakik.. Hiiiiiiii mamaaa.... Pengen aku colok matanya" Ucap Rinjani menggebu

Indra merangkul istrinya dan menggumamkan maaf berkali kali

"Maaf ya.. Gara gara saya" Ucap Indra penuh penyesalan

"Ga gitu yangg emang mulutnya busuk" Rinjani memeluk suaminya dan menenggelamkan kepalanya pada dada bidang itu

"Permisi mbak, maaf ya Rinjani.. Lagi lagi ajeng bikin ulah, tante minta maaf ya" Ucap Tante Rinjani adik kandung dari Aliyah Intanti dan merupakan ibu kandung Ajeng, belum sempat Rinjani menjawab Aliyah sudah mendahului

"Kalo kamu ga bisa didik Ajeng, bawa sini dia biar aku yg didik" Ucap Aliyah tegas

"Aku juga ga asal nikahin anak, liat calonnya juga... Masa depannya terjamin atau engga, bisa hidupi anakku atau engga, bukan sembarang laki Rinjani juga nyari yg bibit bebet bobotnya jelas, liat mantumu itu kerja apa suami Ajeng sekarang? Makan ikut mertuanya aja kok bangga" Imbuh Aliyah lagi, mendengar laporan dari putrinya membuat darah Aliyah mendidih bagaimana mungkin putrinya yang berharga di rendahkan seperti itu tentu saja ia tak terima

Sedangkan Alkam dan Indra sama sama diam, melihat dua wanita keluarga tersebut bertarung dengan sangat menakjubkan

Saat tiba di Jakarta Indra dan Rinjani langsung berpamitan untuk kembali ke rumah mereka sendiri, di tengah keheningan Indra membuka pembicaraan

" Ga nyangka saya, kamu jago juga ternyata ributnya yangg" Ucap Indra meledek Rinjani

"Ya itu sama Ajeng doang, ga usah diingetin ah" Kata Rinjani

"Kamu besok sarapan apa yangg? Dimasakin apa? " Tanya Rinjani

"Ga usah masak, kamu pasti capek besok sarapan saya beli aja kita sarapan bubur ayam kesukaan kamu mau ga? " Tawarnya pada Rinjani

"Mauuuu.. " Jawab Rinjani sambil memeluk lengan kiri Indra yang tengah menyetir



*****


"Besok sore kamu diundang ke rumah bapak yangg, datang sama bella atau saya jemput? " Kata Indra sambil memakan sarapan buburnya

"Tumbenan sore, ada acara apa bapak? " Tanya Rinjani

"Besok bapak nerima penghargaan bintang 4 dari pak Presiden, sorenya ada acara di rumah kamu sama Bella diminta datang juga, oh jangan lupa cucu beliau juga" Ucap Indra sambil melihat Alden yang tengah sibuk dengan mainannya dalam box bayi

"Hebatnya bapak, ih aku merinding yangg.. Oke besok aku kesana sama Bella aja, kamu ga usah bolak balik jemput" Ucap Rinjani




*****



"Buset... Ini semua tamu negara ya? Cuman kita berdua yg mirip orang ilang disini Rinjani" Ucap Bella sambil celingak celinguk mencari area parkir yang masih tersedia

"Ih jangan nakutin, makin ga berani aku turun... Ruame banget ya" Ucap Rinjani memandang keluar jendela

"Alden dengerin mama, di dalam banyak orang... Alden ga boleh takut kan mau ketemu kakek, semua yang di dalam itu temen kakek jadi Alden ga boleh takut ga boleh teriak teriak oke? Harus berani" Rinjani memberi arahan pada sang putra untuk tidak rewel walau ia tau di dalam pasti ada sang suami namun acara ini juga bagian dari tugas Indra maka kemungkinan Indra membantu menjaga Alden sangat kecil

Saat mereka memasuki kediaman Presiden terpilih 2024 itu di sambut dengan hangat oleh beberapa ajudan Bapak Prabowo yang sudah sering mereka temui

"Hallo jagoan Wijaya... Papanya ada di dalam" Ucap Agung saat menemui Rinjani dan Bella di dekat pintu utama

"Hallo om Agung, bapak dimana? " Tanya Rinjani

"Oh nyari bapak? Ada di dalam bu mari saya antar" Ucap Agung mengantarkan Rinjani dan Bella menemui bapak Prabowo Subiyanto

"Selamat sore Jendral" Ucap Rinjani memberikan hormat diikuti oleh Bella

"Selamat bapak, kami sangat bangga... Semoga bapak panjang umur" Ucap Rinjani

"Selamat bapak, pencapaian bapak sangat luar biasa semoga sehat selalu" Ucap Bella

"Trimakasih mantu mantu, doa terbaik untuk kalian juga ya" Kata Pak Prabowo

"Ini cucu kakek, ini sebentar kakek mau gendong" Ucap Pak Prabowo melepas Jasnya

"Ini jasnya harus di lepas sebentar biar bintang bintangnya ga kena Alden nanti sakit ya, luka luka ya" Ucap Pak Prabowo menciumi pipi gembul Alden

"Selamat ya kakek, semoga Alden kelak bisa sehebat kakek" Ucap Rinjani menidukan suara anak kecil

"Oh harus, harus lebih hebat dari kakek dan papanya" Ucap Pak Prabowo lalu menyerahkan Alden kembali pada Rinjani dan memakai jasnya kembali

Rinjani mengedarkan pandangan tak menemukan sosok suaminya

"Mas Rizki tuh, sana yuk Jan" Ajak Bella berjalan ke arah Rizki dan diikuti Rinjani di belakangnya

Rinjani melihat Agung, Rajif dan Rizki bernyanyi hingga Rajif menarik tangan Rinjani untuk bergabung menyanyikan sesudah Rinjani memindahkan Alden pada gendongan Bella, Rinjani, Rajif dan Agung menyanyikan sebuah lagu dari coldplay berjudul Fix you

Lantunan suara halus Rinjani membuat beberapa tamu terkesan, suara itu pula membuat Indra terkesima.. Ia Sering mendengar suara ini menghiasi pagi atau sore harinya hanya saja kali ini berbeda, Rinjani menyanyikan lagu ini membuat hatinya berdebar








Bersambung....














Kamu dan Negara S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang