Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!
.
.
.
.
.
"Min Jun hanya demam biasa. Kau pasti sudah tahu ini musim dingin dan anak itu sangat sensitif dengan udara dingin. Jadi, sebisa mungkin untuk menjaganya tetap hangat," jelas Top usai memeriksa Min Jun.Seungri sedang memangku anak itu sambil menepuk dan mengelus punggungnya lembut. Min Jun sendiri memeluk Seungri dan menyandarkan kepalanya di dada papanya sambil terlelap. Sudah jadi kebiasaan Min Jun jika demam akan tidur dalam pelukan papanya.
"Ri, aku keluar dulu. Jangan terlalu lama memeluknya. Tidak baik untuk kandunganmu," Top menyarankan sebelum dia beranjak pergi.
"Hm, terima kasih, Hyung," balas Top.
"Aku antar Top Hyung dulu," ucap Jiyong. Seungri hanya mengangguk.
Jiyong mengikuti Top keluar dari kamar Min Jun. Begitu keluar dari kamar, Top langsung menghadap sahabatnya itu.
Top berkata, "Jangan biarkan anakmu terlalu sering kena udara dingin. Kau ingat dia pernah terserang hiportemia?"
"Mn, ingat."
"Hindari itu. Kau sendiri menyaksikan bagaimana 'istri'mu hampir gila saat itu."
Jiyong terdiam dan menunduk. Dia tidak pernah akan lupa hari di mana dunianya seakan runtuh saat tahu anak kandungnya dalam keadaan kritis, melihat Seungri dengan tatapannya hampir hilang. Sejak saat itu Jiyong berjanji pada dirinya sendiri tidak akan membiarkan hal buruk lagi terjadi pada keluarga kecilnya.
Top menepuk bahu Jiyong pelan. "Aku tahu kau sangat menyayangi mereka dan akan menjaga ketiganya dengan baik. Semangat, Teman!" seru Top yang kemudian pamit.
Tanpa disadari Seungri menangis di kamar Min Jun karena mendengar perbincangan Top dan Jiyong dari balik pintu yang ternyata tidak terlalu rapat saat Jiyong menutupnya. Dia mengingat masa berat yang pernah dia lalui. Seungri bagai kehilangan separuh jiwanya saat melihat anaknya terbaring di ruang ICU.
"Papa, kenapa nangis?"
Seungri dikejutkan oleh suara anaknya yang ternyata sudah bangun. Dengan tergesa dia menghapus air matanya.
"Papa tidak menangis. Tadi menguap, jadi air matanya keluar," bohongnya.
"Papa ngantuk?" tanya Min Jun lagi.
"Sedikit. Kenapa Min Jun bangun? Ada yang tidak enak?" Seungri menyugar poni Min Jun yang basah karena keringat.
"Min Jun haus," ucapnya.
"Kita ambil minum. Sekalian minum susumu, ya. Min Jun belum sarapan," balas Seungri. Dia hendak turun dari kasur dengan posisi masih memangku Min Jun.
"Berhenti!"
Seungri dan Min Jun kaget bersamaan karena Jiyong tiba-tiba saja berteriak. Ayah muda itu langsung menghampiri 'istrinya' untuk mengambil Min Jun dari pangkuannya dan berganti menggendong si kecil.
"Kau sedang hamil. Tidak boleh capek!" seru Jiyong dengan wajah muramnya.
"Iya, Hyung. Maaf, aku lupa. Jangan pasang wajah begitu, dong! Tampannya berkurang, lho!" rayu Seungri dan mencium pipi 'suaminya' setelah turun dari kasur guna meredakan wajah muramnya Jiyong. Jiyong langsung menggandeng tangan Seungri dan keduanya jalan bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unpredictable Love [End]
RomanceCinta yang datang tanpa diduga dan tidak bisa ditebak akan berlabuh pada siapa. Begitulah yang dirasakan Seungri ketika bertemu dengan pria dengan ekspresi dinginnya. Pria yang selalu ingin dia usili agar mendapat perhatiannya dan bahkan ingin digen...