Yang Ditakuti (77)

49 14 10
                                    

Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.

.

.

.

.

Sudah dua bulan lebih Seungri dan Min Jun kembali ke Korea dan menetap di penthouse milik peninggalan ibu Jiyong. Min Jun sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Seungri juga terkadang membantu appanya berdagang.

Urusan Minji sedang berjalan proses hukum. Ayah Minji yang mengetahui anaknya menjadi tersangka atas penculikan serta penganiayan seorang anak bayi yang usianya bahkan baru tiga tahun hingga mengalami hiportemia. Sang ayah sempat mendatangi Jiyong di perusahaan kecilnya untuk memohon pengampunan untuk putrinya dan melepaskan tuntutannya.

Jiyong yang juga sebagai seorang ayah tentu saja tidak akan mengabulkan permintaan ayah Minji. Baginya nyawa sang anak lebih berarti dan Minji harus mendapat hukuman setimpal. Jiyong tidak akan membiarkan siapapun menyakiti keluarga kecilnya. Jiyong menyerahkan segalanya pada pengacara terbaik yang ditunjuknya.

Terlepas dari urusan Minji, kini keluarga kecil Jiyong biasanya selalu menghabiskan waktu bersama saat akhir pekan. Entah itu yang mengunjungi tempat wisata dan mall atau sekedar nonton film bersama di kediamannya yang memiliki home theater sendiri.

Namun, sedikit berbeda akhir pekan ini. Jiyong tidak mengajak keluar keluarganya karena Seungri mengeluh sakit kepala sejak semalam. Min Jun pun tidak banyak menuntut jika harus berada di dalam penthouse. Di luar juga salju masih suka turun.

"Susu Min Jun biar aku saja yang buatkan," kata Jiyong saat di kamar melihat istrinya sedang memakai baju.

"Tak apa. Aku masih bisa membuatnya. Hanya sakit kepala ringan," tukas Seungri, "kau bangun dan mandilah!"

Seungri mengecup bibir suaminya yang masih terbaring di kasur dengan bertelanjang dada. Jiyong hanya menyelimuti setengah badannya saja.

"Jagi, untuk kedaimu ... Serahkan pada orang lain untuk urus. Kau hanya perlu mengawasinya," usul Jiyong seraya mencekal tangan Seungri.

"Tapi, aku tetap harus turun tangan langsung untuk dapatkan hasil terbaik dari desain yang aku inginkan," jelas Seungri, "aku sudah menuruti keinginanmu untuk tidak bekerja sabtu dan minggu."

"Aku hanya tidak ingin kau lelah," ujar Jiyong.

"Tidak, Sayang. Aku baik-baik saja," balas Seungri.

"Tapi, belakangan kau sering pusing."

Seungri mendadak terdiam. Suaminya telah berkata benar dan dia akan sulit memberi alasan apapun kalau dirinya sampai sakit. Sebulan yang lalu Seungri mengutarakan pada Jiyong ingin membuka kedai ramen untuk cabangnya yang dari Gusu. Jiyong sempat menolak dengan alasan akan menyita waktunya dan dia tak ingin istrinya kelelahan. Jiyong beranggapan mampu memberi kehidupan yang layak, jadi sang istri tak perlu bekerja. Namun, Seungri memaksa dengan alasan sambil membunuh waktu saat Jiyong kerja. Jiyong pun mengalah dalam debat dengan istrinya.

The Unpredictable Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang