Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!
.
.
.
.
.Seminggu Jiyong absen dari perkuliahannya dan selama itu juga Seungri lebih sering datang karena mengurus kekasihnya juga memberi materi yang tertinggal. Biar begitu Jiyong juga sama cerdasnya dengan Seungri, maka ketinggalan materi bukan jadi halangan baginya.
Selama seminggu itu juga kondisi Jiyong sudah lebih baik, namun kebalikannya dengan Seungri yang terkadang menurun. Akan tetapi, dia pandai menyembunyikanya dari sang kekasih. Seungri hanya tidak mau menambah beban pikiran Jiyong selama masa pemulihan. Dia juga bukan orang yang harus bermanjaan saja.
Senin pagi, seperti biasa Seungri akan naik bis menuju kampus. Jiyong sendiri memaksa untuk mengantar-jemputnya, tapi Seungri menolak. Dia tak mau jadi tergantung oleh pacarnya meski Jiyong berasal dari orang berada. Seungri itu mandiri.
Dia tersenyum setelah selesai membalas pesan Jiyong yang mengatakan akan menunggu dirinya di depan gerbang kampus. Jiyong memang suka seperti itu. Dengan tibanya bis yang ditunggu, Seungri naik dengan perasaan tanpa beban apapun.
Sampai bis tiba di halte tak jauh dari kampus, Seungri berjalan kaki di pinggir trotoar. Dari kejauhan sudah bisa dia lihat Jiyong sedang menunggunya di seberang jalan dengan wajah yang kembali dingin.
Seungri segera menyeberang di zebracross bergitu jalanan agak sepi dan kebetulan hanya ada dua orang lagi yang menyeberang bersamaan. Dua orang sudah lebih dulu jalan, disusul Seungri di belakang.
Tanpa dia melihat ke arah di mana mobil melintas, tiba-tiba ada mobil yang melaju cukup kencang ke arahnya. Jiyong menyadari jika Seungri dalam bahaya, maka dia berlari sangat kencang demi menolong kekasihnya.
"AWASSS!!!" teriak Jiyong, lalu mendorong tubuh Seungri hingga jatuh ke aspal.
Brak
Seungri dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan tubuh Jiyong melayang beberapa meter karena ditabrak mobil tersebut. Dia terpekur dengan seluruh tubuhnya menegang dan bergetar. Orang-orang yang melihat kejadian itu langsung teriak histeris. Bertepatan itu juga Hae Jin baru datang.
Seungri dengan tubuh lemas dan pandangan yang masih tak percaya itu mendekati Jiyong yang sudah terkapar tanpa gerak. Ada darah keluar entah dari mana.
"Hyung ...," panggilnya pelan, "Hyung ... bangun Hyung ..."
Seungri menggerakan badan Jiyong pelan, namun tak ada reaksi apapun. Seungri pun mulai panik.
"Hyung, jangan bercanda! Bangun!" panggilnya semakin kencang.
Tangisnya pecah saat Jiyong tak juga menunjukkan akan sadar.
"Arkhh Hyuuunnggg bangun! Jangan menakutiku! Hyuuunnggg! Seseorang, panggilkan ambulance!" pekik Seungri sejadinya.
"Seungri-ah, ada apa ini?" tanya Hae Jin.
"Hiks Hae-Hae Jin-ah, tolong ... tolong panggilkan ambulance!" Seungri meminta tolong hampir setengah berteriak.
Dong Hyuk berlarian saat mendengar ada kecelakaan yang melibatkan adiknya dan dia amat terkejut melihat Jiyong sudah di pangku Seungri dengan wajah berdarah dan Seungri yang menangis histeris.
"Jiyong Hyung ... bangun! Jangan tinggalin aku ... bangun!"
"Ri ... ada apa ini?" tanya Dong Hyuk sulit berkata apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unpredictable Love [End]
RomanceCinta yang datang tanpa diduga dan tidak bisa ditebak akan berlabuh pada siapa. Begitulah yang dirasakan Seungri ketika bertemu dengan pria dengan ekspresi dinginnya. Pria yang selalu ingin dia usili agar mendapat perhatiannya dan bahkan ingin digen...