Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!
.
.
.
.
."Makanlah sedikit lagi," pinta Seungri.
Pasalnya hari ini dia sedang merawat Jiyong yang sakit usai acara menangisnya setelah melihat kondisi pacarnya. Usaha menyuapi Jiyong bagai menyuapi anak kecil yang sulit makan.
"Bibirku sakit, Sayang."
Seungri malu dipanggil 'sayang' untuk pertama kalinya oleh Jiyong. Wajahnya yang pucat jadi merah padam.
"Kau baru makan sedikit. Ini hanya bubur," bujuk Seungri.
"Pakai bibirmu," goda Jiyong.
Kejutan lain dari Jiyong adalah kekasih Seungri ini mampu bersikap frontal sekarang. Jiyong tak ragu mengutarakan keinginannya lagi di depan Seungri.
"Jangan konyol ya! Di luar ada DK Hyung, nanti dia bisa lihat," protes Seungri.
"Memangnya aku peduli?"
"Aku tidak mau!" tolak Seungri.
Penolakan dari Seungri membuat Jiyong agak kesal. Dia memanyunkan bibirnya karena tidak dapat ciuman dari pacarnya.
"Tidak pasang wajah seperti itu. Sebaiknya kau cepat sembuh dan aku akan berikan yang kau mau," ucap Seungri yang menjadi upaya bujukannya yang lain.
"Kau harus tepati janjimu!" tuntut Jiyong.
"Tentu saja!"
Seungri menaruh mangkuk bubur di atas nakas sebelah kasur. Saat ingin duduk lagi di kasur kepalanya mendadak pening. Dia memejamkan mata sejenak sambil menggeleng pelan.
"Kau kenapa?" tanya Jiyong yang memergoki kejadian itu dan langsung memegang pergelangan tangan Seungri.
"Aku sedikit pusing sejak tadi pagi. Mungkin karena cuaca dingin," jelas Seungri. Dia melihat Jiyong, lalu tersenyum padanya.
"Jangan khawatir. Hanya pusing sebentar," Seungri menambahkan sambil mengelus pipi Jiyong yang tidak memar.
"Tapi, wajahmu pucat. Apa kau demam?"
Seungri menghela napas pelan dan berkata, "Di sini yang demam itu kau. Kalau aku demam untuk apa datang ke pemthousemu hanya untuk merawatmu!"
"Kau banyak menangis tadi," tukas Jiyong.
Seungri jadi malu mengingat dirinya yang menangis hingga sesenggukan.
"Jangan bahas lagi atau aku pulang!" ancam Seungri seraya bangun dari duduknya. Namun, Jiyong menahannya dengan mencekal tangan Seungri.
"Tetap di sini," pinta Jiyong.
Seungri menatap Jiyong dengan bimbang. Dia pun bertanya, "Hyung, tidak bisakah kau melepaskanku?"
Jiyong mengernyit, "Apa maksudmu?"
"Lepaskan aku, kita akhiri semua ini sebelum semuanya terlanjur jauh dan kau bisa menjadi anak yang baik bagi appamu," ucap Seungri.
Rahang Jiyong mendadak mengeras. Dia tak menyangka kekasihnya mampu berkata seperti itu.
"Dengan apa yang sudah terjadi kau ingin mengakhirinya? Bagaimana jika kau hamil?"
Seungri tersenyum pahit. "Aku akan merawat dan membesarkannya sendiri. Mungkin saja kalau belum besar aku akan menggugurkannya," ucap Seungri dengan nada getir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unpredictable Love [End]
RomansaCinta yang datang tanpa diduga dan tidak bisa ditebak akan berlabuh pada siapa. Begitulah yang dirasakan Seungri ketika bertemu dengan pria dengan ekspresi dinginnya. Pria yang selalu ingin dia usili agar mendapat perhatiannya dan bahkan ingin digen...