0.5 : CHEERS

209 40 3
                                    

Happy Reading 🖤

Jangan lupa tekan tombol ⭐

_______________________________________________________

Seperti pada hari biasanya ia pagi ini tengah sibuk menyiapkan tas nya untuk dibawa ke sekolah tak lupa jersey cheers yang akan digunakan untuk latian pertama nya nanti.

Lalu ia turun untuk sarapan dengan Ayah dan ibu tirinya. Berhubung pagi ini rasanya ia lapar sekali jadi ia memutuskan untuk ikut sarapan.

Hening.

Itulah kondisi suasana pagi hari ini hanya ada suara dentingan antar sendok dan juga piring.

Hingga suara Ayah mengalihkan atensi Ayrin dan Dina.

"Nih buat uang jajan kamu!" Ayah menyodorkan sebuah amplop berwarna putih itu ke hadapan nya.

"Sukur jika bisa berhemat." imbuh Ayahnya.

"Makasih yah!" jawabnya senang.

Dina sedari tadi hanya menatapnya sinis.

"Ayah pergi dulu ada meeting pagi ini!" ujarnya lalu melenggang pergi.

Saat Ayah sudah pergi Dina merebut amplop di genggamnya.

Ayrin melotot kaget, "Kembaliin amplop aku tan!" gadis itu berusaha merebut amplop  miliknya.

Dina menggeleng lalu menghitung jumlah uang didalam nya.

Ia mengambil 5 lembar uang berwarna merah.

"Nih!" Ia menyodorkan kembali amplop miliknya.

"Kenapa di ambil tan? itu kan punya Ayrin! lagian baru ini kan Ayah ngasih uang ke Ayrin." protesnya tidak terima.

"Uang Ayah kamu , uang ku juga paham itu!" tekannya lalu pergi dari ruang makan itu.

Ayrin menunduk lemas, matanya memanas dan berkaca-kaca.

Ia menangis.

"Hikss... Bunda... Ayrin ...kangen!" ucapnya lirih.

Ayrin mengecek amplop tersebut hanya tersisa setengah dari yang diambil Dina.

Ayrin mengeluarkan ponsel lalu menghubungi Ayah-nya.

Ayah

Ayrin
yah uang ayrin di ambil setengah sama tante Dina

Ayrin

mengirim pesan suara

Ayrin sengaja mengirim pesan suara saat dirinya menangis agar ayahnya mempercayai nya. Karena ia tau Dina selalu pandai berbohong dan membalikkan fakta.

•>•>•>

Saat tiba di kelasnya ternyata ketiga temannya sudah sampai lebih dulu.

"Rin mata lo kenapa?" tanya Bianca yang menyadari mata Ayrin sembab.

"Kok bengkak?" Salwa juga bertanya demikian.

"Lo abis nangis kan? " tebak Lisa.

Ayrin yang baru saja sampai di kelas sudah ditanya oleh teman-temannya.


"Ngga usah boong lo!" tukas Bianca.

"Ngga boong." alibinya.

ALZARDA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang