38 : IT'S HURT

122 3 4
                                    

Happy Reading 🖤

Jangan lupa tekan tombol ⭐

____________________________________________________________

Tanpa sepatah kata apapun, gadis itu keluar cafe dengan perasaan kecewa. Para waiters yang melihat itu hanya kebingungan dan coba memanggilnya namun, ia hanya berkata akan pulang.

Dia berjalan sendiri pada malam ini, kebetulan jalanan juga lumayan sepi.

Mata cokelat itu meneteskan bulir air mata entah yang keberapa kalinya, "Brengsek! jadi ini alesan lo nggak nemuin gue?" ucapnya dengan lirih karena dia sedang menangis.

Bak alam semesta yang mengerti perasaan nya, hujan mulai turun karena sedaari tadi langit malam ini nampak mendung.

Bukannya meneduh, gadis itu tetap melanjutkan langkah kakinya perlahan seluruh tubuhnya basah akibat terguyur hujan.

Dress dan wajah cantiknya yang seharusnya menyambut bahagia di malam ini malah menjadi kekecewaan pada hatinya.

"Hiks... hiks... lo tega sama gue kak."

Ayrin mengusap-usap lengannya sendiri karena mulai terasa dingin.

Sebuah mobil melintas di jalan itu, pengendara itu menklakson beberapa kali karena ada seseorang yang berjalan hampir di tengah.

Merasa ada yang membunyikan klakson, Ayrin kembali menepi.

Gadis itu perlahan mendongakkan kepalanya karena merasa, air hujan tak lagi mengenai tubuhnya.

Dan ternyata seseorang yang berada di mobil tersebut datang dan membawa payung agar dia dan dirinya tidak terkena derasnya hujan.

"Ayrin! kamu kenapa?" tanya orang itu dengan raut wajah panik karena melihat kondisi Ayrin yang kacau.

Gadis itu hanya menggeleng lemah sebagai jawaban.

Cowok itu mengulurkan satu tangannya untuk mengusap tangan Ayrin.

"Ngga mungkin kalau ngga ada apa-apa, kamu hampir aja ngebahayain diri sendiri." Vito tidak yakin jika gadis itu baik-baik aja.

"Ayo aku anter kamu pulang!" ajaknya.

"Gausah Mas, Ayrin bisa sendiri." tolak nya.

"Udah malem Rin, aku gamau kamu kenapa-napa." ujarnya coba meyakinkan gadis dihadapannya ini.

Kebetulan sekali Vito tak sengaja melihat orang berjalan sendirian dan hujan-hujanan, hampir saja Ia menabraknya dan lebih mengejutkan seseorang itu adalah Ayrin.

Vito melepaskan jaket nya dan memasangkan ke kedua pundak Ayrin, lalu Vito menuntunnya untuk masuk ke dalam mobil.

"Makasih ya Mas."

"Sama-sama Rin, mata kamu sembab kamu habis nangis?" tanya Vito saat melihat lebih jelas wajah Ayrin yang duduk di sampingnya.

"Ngga." alibinya.

"Mau cerita?" tawarnya di sela-sela perjalanan mereka.

Lagi-lagi gadis itu hanya menggelengkan kepalanya. Namun sudah terlihat jelas jika gadis itu pasti sedang ada masalah.

Matanya kembali meneteskan air mata saat dirinya melihat ke arah luar kaca mobil, dengan segera Ia menyeka nya. Pergerakannya tak luput dari pandangan Vito.

"Jangan bilang kamu nangis gara-gara cowok itu."

•>•>•>

ALZARDA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang