9. Nightmare

53 4 0
                                    

Seokjin tahu industri barat bisa sangat toxic, Namjoon sudah memperingatkan ini sejak mereka debut di US bertahun-tahun yang lalu. Tapi Seokjin terlalu percaya diri dan menganggap jika ia sudah terbiasa, sudah menjadi bagian dari mereka. Nyatanya ia salah, masih ada sebagian dari mereka yang memberikan penilaian buruk hanya karena dia seorang asia atau menjadi anggota boyband. 

Tadinya ia memutuskan untuk ikut after party untuk menghormati staf dan artis lain yang juga terlibat di projek ini. Yang ia dapatkan justru sebagian dari mereka yang mengucapkan hal-hal buruk tentangnya, Seokjin tidak lancar berbahasa inggris tapi ia mengerti sebagian. Ia bersyukur karena tidak mengerti keseluruhan yang mereka ucapkan, sebab ia tidak yakin bisa menahan diri jika memahami sepenuhnya apa yang mereka katakan. Jadi begini yang dirasakan Namjoon saat mengikuti after party bersama artis-artis barat ya. Mereka dulu sangat antusias padahal, ia baru memahami kenapa Namjoon tampak tidak bersemangat padahal adiknya itu member yang paling gemar dugem setelah Hoseok.

Ia memilih untuk keluar dari ruangan, menelpon manajernya agar menjemput. Ia tidak mungkin pulang sendiri dalam kondisi sudah mabuk begini. Taksi juga terlalu beresiko untuk orang terkenal sepertinya.

"Ugh aku benci karena mengerti apa yang mereka ucapkan, menjijikkan." kata Seokjin menahan diri agar tidak muntah. Sebagian karena terlalu banyak minum, sebagian lagi karena mengingat ucapan mereka yang merendahkan Seokjin. Mereka menganggap bisa menggunakan dirinya untuk fantasi seksual yang menjijikan. He is f*cking straight. Suka warna pink dan bersikap lembut bukan berarti ia mau menyodorkan pantatnya untuk mereka gunakan. Sekalipun ia gay, ia tidak serendahan itu mengizinkan mereka menyentuhnya, benar-benar menjijikan.

"Jadi selama ini itu yang mereka pikirkan tentang kami. Aku tidak akan ikut after party sendirian lagi setelah ini." kata Seokjin membenturkan kepalanya di tiang yang ada di dekatnya.

Kepalanya sudah berputar dan pandangannya mulai berkunang-kunang, Seokjin juga merasa tubuhnya semakin gerah. Ia hanya berharap dugaannya tidak benar, atau dia akan benar-benar menyesal sudah mengikuti after party malam ini.

Ia tidak yakin saat seseorang membantunya memasuki mobil yang ia kenali, mobil yang agensi siapkan untuknya selama disini. Orang itu jelas bukan manajernya, maksud Seokjin, ia mabuk berat tapi masih ingat jika manajernya laki-laki. Tapi orang yang menyetir di sampingnya jelas wanita yang punya rambut panjang. Dia sudah bertanya, tapi tidak mendapat jawaban. Wanita itu hanya membiarkannya merancau di sepanjang jalan pulang.

****

Seokjin terbangun dalam kondisi pusing dan mual. Ia berlari ke kamar mandi karena ingin muntah. Mengaduh saat dirinya tersandung celana yang entah bagaimana ada di lantai.

Sialnya pintu kamar mandi tertutup, Seokjin mengetuknya dengan brutal sebab sudah tidak tahan. Saat pintu kamar mandi terbuka buru-buru ia memuntahkan apapun yang ada di perutnya. Dirinya bahkan tidak sempat melihat siapa yang dini hari begini ada di kamar hotelnya. Ia benci after effect minum terlalu banyak.

Setelah menyelesaikan rasa mualnya, Seokjin membasuh muka agar lebih segar. Ia masih pusing tapi kesadarannya mulai terkumpul sekarang. Hanya saja, ia tidak mengingat apa yang terjadi semalam, jadi saat melihat kondisi kamar hotelnya, ia mengernyit bingung.

Apalagi ia tertidur telanjang dada dan hanya menggunakan boxer pendek. Seokjin merasa melewatkan sesuatu yang penting. Ia mulai mengingat-ingat apa yang terjadi lalu merasa ketakutan saat ingatan-ingatan samar muncul di kepalanya. 

"F*ck, tidak mungkin. Aku kacau jika melakukannya, sh*bal!" umpat Seokjin mengamati seisi kamarnya.

"Sial, Kim Seokjin you f*cked up!"

Ia buru-buru mencari ponselnya, kembali mengumpat saat ponselnya mati karena lowbat. 

"Apa yang kau lakukan bodoh!" omel Seokjin sambil memukul kepalanya sendiri. 

Special LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang