"Apa aku tahu soal pernikahan Yoongi? Hm, ya. Aku yang jadi pembawa acara bersama Yeonjun di perayaan pernikahan mereka."
Ini sudah beberapa bulan setelah insiden Sabrina yang membuat Yoongi mengumumkan pernikahannya. Yoongi juga sudah menceritakan lebih lanjut soal hubungannya di siaran langsung beberapa bulan lalu. Jadi Seokjin pikir tak ada salahnya ia jujur pada ARMY.
"Bagaimana perasaanku karena Yoongi menikah duluan? Entahlah. Tadinya aku sempat iri, tapi melihat semua yang harus ia hadapi untuk mempertahankan pernikahannya, aku tidak seharusnya merasa begitu. Aku tidak tahu apa aku bisa melewatinya jika ada di posisi Yoongi."
"Apa aku mengenal istrinya? Hm, seperti kata Yoongi dia pernah bekerja di Big Hit. Jadi kami cukup mengenalnya. Dia juga pernah masuk ke timku, walau hanya sebentar."
"Apa aku sudah memiliki pasangan juga? Menurut kalian bagaimana? Apa aku harus mulai menjalin hubungan serius?" Jin membaca komentar di sela mengunyah makanannya.
"Yak jangan bawa-bawa masalah umur, aku sadar diri kok kalau sudah tua. Ck, Jungkook juga mengatakan itu kemarin." Kata Jin dengan ekspresi terganggu. Walau begitu ia kembali membaca komentar.
"Jadi aku harus mulai berkencan? Hm, aku akan mempertimbangkannya. Tapi... Apa kalian akan menerimanya? Jika kelak aku berkencan dan punya pasangan?" Tanya Jin dengan nada santai. Padahal ia takut dengan respons penggemar setelah ini.
"Kalian tidak akan mempermasalahkannya? Benarkah? Aku tidak sekuat Yoongi jika harus mendapat respons yang serupa nanti." Kata Jin dengan jujur.
"Aku tidak mengatakan aku punya kekasih, hanya misalkan. Tapi, sekalipun kami punya kekasih, harusnya kalian tidak boleh mempermasalahkan itu. Kami sudah dewasa, Jungkook bahkan sudah 30 tahun. Seperti kata kalian, sudah saatnya kami mulai mencari pasangan."
"Kalian ingin aku mengenalkannya dulu saat sudah menemukan orang yang kusukai? Hm, baiklah. Aku akan memberi tahu jika sudah menemukannya."
Jin melihat komentar sambil merenung. Haruskah ia memberi tahu sekarang?
"Sebenarnya, aku sedang mengagumi seseorang. Apa kalian punya tips untuk mendekatinya?"
"Siapa orang itu? Rahasia, aku sudah berbaik hati memberi tahu soal ini tapi kalian menuntut lebih banyak, huh?" Ucap Jin dengan nada mengomel.
Setelah itu ARMY mengirimkan banyak tips, dari yang terdengar masuk akal sampai yang absurd. Tapi kebanyakan yang mereka tulis adalah, "jika dia tidak mau, bersamaku saja Jin."
****
"Yeori-ah, katakan ap-pa."
Seokjin duduk di karpet bersama putrinya yang mulai belajar merangkak. Usia Yeori sudah memasuki satu tahun. Mulai berlajar berjalan kesana kemari. Membuat Jin dan Eumji was-was jika putri kecil mereka tidak sengaja membentur sesuatu yang keras atau terjengkang saat berjalan dengan langkah kecilnya. Sekarang hampir semua sudut perabotan di rumah Jin sudah diberi pengaman. Jin juga mengganti karpet di ruang tengah dengan yang lebih tebal, agar putrinya aman dan nyaman sebab ruang itu sekarang sudah seperti tempat bermain putrinya.
"Ap-pa, Jinnie appa." Tunjuk Jin pada dirinya sendiri, berharap Yeori mengikuti ucapannya.
Sementara Eumji yang ada di sana melihat sendu interaksi mereka. Ia takut, jika ternyata Yeori juga tidak bisa bicara sama sepertinya. Eumji sudah mengatakan kekhawatirannya ini pada Jin bahkan sebelum putri mereka lahir, tapi Jin bilang laki-laki itu akan menerima bagaimanapun kondisi Youri.
Mereka juga sudah melakukan pengecekan konsultasi ke dokter. Semuanya normal, itu kata dokter. Sejauh ini memang tidak ada yang salah dengan tumbuh kembang Youri. Hanya saja, Eumji tetap khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Special Love
FanfictionSebagai kakak tertua, Jin merasa bertanggung jawab Mengalah dan mengorbankan bahagia untuk adik-adiknya Menekan ego dan perasaannya Berusaha selalu menghidupkan suasana Lalu menyimpan sulit dan lukanya sendirian Sampai ia bertemu seseorang Seseoran...