13. What?

46 1 0
                                    

Hari demi hari berlalu, bulan sudah berganti. Jika dikira-kira sudah 2 bulan Eumji tinggal di rumah Jin. Itu artinya usia kehamilan Eumji sudah memasuki 16 minggu.

Eumji mulai mengubah cara berpakaiannya. Menggunakan pakaian oversize atau melapisi dengan kardigan untuk menyamarkan perutnya yang sudah terlihat membesar.

"Eumji-ah makan malam sudah siap!" Seru Seokjin dari dapur. Eumji datang tak lama setelah penggilan itu.

Mereka makan dalam diam. Walau begitu, Seokjin tidak merasa canggung dengan keheningan di antara mereka. Ia justru merasa ... nyaman?

Setelah selesai makan, Eumji yang mencuci piring, itu kebiasaan yang sudah mereka lakukan belakangan ini. Seokjin yang memasak, Eumji membereskan setelah mereka selesai makan.

Seokjin mengakui, tinggal bersama Eumji cukup menyenangkan. Ia jadi tidak merasa sendiri dan punya seseorang untuk diperhatikan.

[Ku rasa aku akan mulai mencari pekerjaan lain.]

"Waeyo?" Tanya Seokjin setelah menerima pesan yang dikirimkan Eumji.

Mereka masih duduk berhadapan di meja makan. Dengan ponsel masing-masing di genggaman.

[Perutku semakin membesar, Hyeri eonnie sudah tahu aku hamil, dia sempat bertanya, untung saja ada distraksi saat itu.]

[Hanya tidak ingin lebih banyak orang tahu. Akan merepotkan juga jika pihak agensi sampai tahu.]

"Lalu kau mau bekerja di mana?" Tanya Seokjin yang dijawab gelengan dan isyarat, "Belum tahu."

[Ingin cari yang tidak terlalu lelah, aku akan semakin sulit bergerak seiring usia kehamilannya bertambah.]

"Kau tidak perlu bekerja jika merasa kesulitan." Ucap Seokjin setelah membaca pesan dari Eumji.

Eumji menggeleng.

[Aku tidak mungkin merepotkanmu terus. Setelah baby-nya lahir, aku juga perlu memikirkan tempat tinggal kami dan kebutuhan lainnya.]

Seokjin memberikan tatapan protes saat membaca pesan itu. Tapi ia menunggu Eumji selesai mengetik sebelum memberi tanggapan. Mereka memang sudah pernah membahasnya, jika Eumji hanya akan tinggal di rumah Jin selama masa kehamilannya. Awalnya Jin merasa tidak ada yang salah dengan kesepakatan itu, tapi semakin ke sini ia merasa keberatan jika Eumji memilih tinggal sendiri setelah melahirkan nanti.

[Aku tahu kau tidak akan keberatan menanggung kebutuhannya, tapi aku tidak bisa terus bergantung kepadamu, Jin.]

"Eumji-ya." Panggil Seokjin dengan nada protesnya.

Eumji menggeleng, menggoyangkan ponselnya sebagai kode dia belum selesai mengetik.

[Kita akan punya kehidupan masing-masing.]

[Kau juga akan punya pasangan sendiri suatu saat nanti.]

[Aku tidak akan menghalangi peranmu sebagai ayahnya, tentu saja.]

[Tapi... suatu hari nanti, kita akan lebih fokus dengan kehidupan masing-masing.]

[Aku harus mempersiapkannya.]

Entah kenapa Jin merasa tidak menyukai ide itu. Eumji menyampaikan kebenaran, ia tahu itu. Tapi ia tidak nyaman dengan  bayangan Eumji tinggal jauh darinya bersama anak mereka.

Seokjin tak mungkin meminta hak asuh atas anaknya, ia juga tak setega itu memisahkan Eumji dengan anak mereka. Tapi ia benci ide harus berpisah dengan keduanya.

Special LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang