5. BTS Jin

73 8 0
                                    

"Kau menyukainya kan, hyung?" tanya Taehyung masih dengan sisa tangisnya. Seokjin jelas tahu kemana arah pembicaraan mereka.

Mereka baru saja berbaikan, setidaknya begitu yang ditampilkan di depan kamera, setelah bertengkar di tengah konser malam ini. Alasan perselisihan soal dance di lagu Spring Day tidak sepenuhnya benar. Ada hal lain yang sudah memicu ketegangan di antara keduanya belakangan ini, malam ini mungkin puncaknya, ditambah mereka punya alasan untuk saling meneriaki tanpa benar-benar mengungkapkan alasan sebenarnya.

"Taehyung-ah." peringat Jimin yang sedari awal tidak benar-benar meninggalkan mereka berdua. Mungkin diantara semua member, memang hanya Jimin yang tahu permasalahan mereka.

"Aku benar 'kan, hyung? Aku melihatmu di lobi apartemennya sehari sebelum kita berangkat tour."

"Tae," kali ini Jimin mendekat, bukan hanya melihat dari jauh.

"Tidak, Jiminie, Taehyung benar. Kita perlu membuat ini jelas agar bisa kembali baik-baik saja seperti sebelumnya." kata Seokjin mengurungkan niatnya untuk meninggalkan sofa yang ia duduki. Sekalipun ia harus mengorbankan perasaanya lagi, tak apa. Asalkan hubungannya dengan Taehyung bisa baik-baik saja.

"Itu benar."

"Kau tau aku menyukainya hyung! Aku bahkan mengumumkan soal ini di grup Bangtan." sahut Taehyung cepat. Jelas sekali raut kecewa yang ia tampilkan. Membuat hati Seokjin sama kecewanya, tapi ia tak bisa menunjukkan itu secara terang-terangan. Taehyung tidak tahu jika Jin menyukai dia bahkan jauh sebelum Taehyung mengenalnya. Dia hanya tidak seberani Taehyung untuk terang-terangan mengatakannya pada orang lain. Jadi bukan salah Taehyung juga jika beranggapan ia berkhianat, yang perlu ia lakukan untuk memperbaiki semua ini adalah mundur dan mengalah.

"Hyung mianhae, Taehyungie. Hyung tidak akan merebutnya darimu, kau percaya kan? Hyung tidak akan pernah merebut kebahagiaanmu." Seokjin mengatakannya dengan tulus. Tidak hanya soal pasangan, tapi melebihi itu. Dirinya tidak akan merebut kebahagiaan member lain.

"Tapi kau menyukainya hyung, kau datang ke rumahnya, menghabiskan waktu bersama seolah kalian berkencan. Di saat kau tahu aku sedang berusaha mendekatinya." kata Taehyung dengan ekspresi terluka yang kentara. Seokjin mengalihkan pandangan agar tidak ikut menangis. Malam ini akan jadi malam yang berat untuk mereka.

"Taehyungie, tidak seharusnya kau mengatakan itu pada Jin hyung. Dia yang sudah mengenalkan kalian. Mungkin saja Jin hyung hanya mengunjunginya selayaknya teman, kita semua tahu Jin hyung berteman dekat dengannya." suara tenang Jimin berusaha mendinginkan suasana. Andai Taehyung bisa lebih pengertian seperti Jimin. Ah tidak, andai saja ia tidak terjebak di perasaan menyebalkan ini. Mereka pasti akan baik-baik saja.

"Jin hyung baru saja mengakui kalau dia menyukainya, Jiminie."

"Tidak ada yang bisa mengendalikan perasaan, Tae."

"Apa saat temanmu terang-terangan mengatakan dia menyukai seseorang, kau akan setega itu untuk mendekatinya juga?" 

Seokjin tidak ingin mereka berdua justru berdebat begini. "Sudah ok. Jangan berdebat karena hyung. Taehyung-ah, hyung sungguh minta maaf. Tapi hyung bisa menjamin hyung tidak akan merebutnya darimu."

"Apa hyung bisa berjanji tidak akan menghubunginya lagi?" Seokjin menatap Taehyung yang juga menatapnya. Apa baru saja Taehyung memintanya memutus hubungan pertemanan dengan satu diantara  sedikit dari orang yang bisa membuatnya nyaman? Ini tidak adil untuknya, ia tahu itu. Tapi apa lagi yang bisa ia lakukan.

"Tae, kau tidak bisa melakukan ini." sahut Jimin tidak setuju.

"Hyung berjanji." kata Seokjin cepat. Apapun untuk adik-adiknya.

Special LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang