Eumji mencoret kalimat yang baru saja ia tulis. Melirik Jin yang menunggu jawabannya dengan sabar.
[Sejujurnya, aku juga menyukaimu. Tak tahu kapan tepatnya, karena perasaan ini muncul begitu saja.]
[Tapi ini menakutkan Jin. Kau terlalu luar biasa untuk wanita sepertiku. Aku merasa tidak pantas.] Juga soal kekhawatirannya, Eumji rasa ia lebih baik mengungkapkannya dari awal.
[Maafkan aku jika meragukan perasaanmu. Tapi aku tidak bisa bohong bahwa aku takut jika perasaanmu ini hanya sesaat karena kau merasa bertanggung jawab. Atau karena kita sudah terbiasa dengan keberadaan satu sama lain. Aku takut jika suatu saat nanti kau menyadari jika kau menyukaiku bukan dalam artian yang ku harapkan.]
Eumji menyerahkan notes itu dengan gugup. Saat Jin mengajaknya bicara tadi, ia tidak membayangkan mereka akan berkahir mengungkapkan perasaan satu sama lain.
Jin membacanya dengan serius. Tidak langsung menjawab begitu selesai membaca.
"Aku sudah mengatakan sebelumnya jika kau luar biasa kan? Kau pantas untuk memiliki pasangan yang sama luar biasanya, yaitu aku." Ucap Jin setengah bercanda. Laki-laki itu hanya ingin mengurangi ketegangan di antara mereka
"Soal keraguanmu dengan perasaanku, maukah kau memberi kesempatan? Agar aku bisa membuktikan kalau perasaanku memang seperti yang kita harapkan."
Ini cukup fair, satu-satunya cara untuk membuktikan perasaan mereka memang membiarkan waktu mengambil peran.
Walau itu berarti, Eumji memberi kesempatan pada hatinya untuk terluka jika nanti Jin memilih untuk tidak bersamanya. Tapi ia juga menginginkan ini, memastikan bagaimana perasaan mereka yang sebenarnya. Maka ia pikir, tidak ada salahnya memberi kesempatan.
[Baiklah, mari kita biarkan waktu yang menjawab.]
"Apa artinya, aku bisa mengajakmu kencan akhir pekan nanti?"
[Hanya jika itu aman untukmu.]
Jin tersenyum. "Maknae line punya list rekomendasi tempat kencan. Kita bisa memilihnya nanti."
*****
"Kencan, huh?" Sindir Jungkook saat Jin meminta rekomendasi tempat kencan pada maknae itu.
"Hyung bahkan belum mentraktirku! Kau juga tidak memberi tahu kalau sedang dekat dengan staf noona itu." Protes Jungkook setelahnya.
"Namanya Eumji, Jungkook. Dan dia sudah bukan staf noona lagi."
"Yayaya." Jawab Jungkook masih dengan ekspresi lucu menurut Jin. Jungkook dengan mata besar dan bibir mem-pout selalu terlihat menggemaskan bagi Jin.
"Kau yang pertama tahu. Maksudku Yoongi, Jimin dan Taehyung juga tau soal kami. Tapi mereka belum tahu kalau kami mulai berkencan." Lanjut Jin menjelaskan. Bukannya senang karena menjadi yang pertama diberitahu, Jungkook justru menatap curiga ke arahnya.
"Kalian benar-banar berkencan karena menginginkannya atau hanya karena Eumji noona mengandung anakmu?"
"Ya begitulah." Kata Jin seadanya. Ia selalu merasa aneh saat membicarakan perasaannya, walau hanya di depan member. Maksud Jin, di depannya hanya Jungkook, laki-laki yang sudah ia rawat sejak remaja. Jungkook tidak akan menghakiminya, Jin tau persis Jungkook selalu ingin yang terbaik untuknya. Tapi tetap saja Jin merasa canggung untuk mengakui perasaanya terhadap Eumji di depan Jungkook.
"Hyung jawab yang benar atau aku tidak akan memberi tahu tempat kencan yang kau mau."
Jin menghembuskan napas, mencoba mengurangi kegugupan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Special Love
FanfictionSebagai kakak tertua, Jin merasa bertanggung jawab Mengalah dan mengorbankan bahagia untuk adik-adiknya Menekan ego dan perasaannya Berusaha selalu menghidupkan suasana Lalu menyimpan sulit dan lukanya sendirian Sampai ia bertemu seseorang Seseoran...