"Dia sangat kecil." Kata Jin menyentuh pelan jari anaknya.
"Kalau dia kecil, dia tidak akan membuat ibunya kesulitan. Anakmu cukup besar, Jinnie. Dia makan dengan baik selama berada di kandungan."
Jin mengangguk, menyetujui ucapan Eommanya.
"Eumji menjaganya dengan baik."
"Hm, karena sekarang dia sudah bisa kau sentuh. Kau harus menjaganya juga, sebaik Eumji menjaganya selama di kandungan."
"Tentu saja Eomma."
"Berikan pada eomma, coba kau lihat apa Eumji sudah bangun. Dia harus banyak makan agar asinya lancar. Bantu dia makan jika sudah bangun." Jin mengangguk tanpa protes. Ia berterima kasih karena ibunya mau membantu mereka setelah kembali dari rumah sakit.
"Jin, anakmu juga harus minum asi. Setelah Eumji makan, datang kesini untuk mengambilnya ya."
"Baiklah. Terima kasih eomma." Ucap Jin sebelum meninggalkan eommanya untuk masuk ke kamar utama.
Setelah pulang dari rumah sakit, Eumji memang sekamar dengan Jin dan baby mereka. Untuk memudahkan Jin menjaga keduanya, kalau kata ibu Jin. Dia tidak protes, bahkan ia menyukai ide eommanya itu. Walau jujur saja mereka masih merasa canggung jika hanya bertiga dengan baby mereka, apalagi jika baby mereka sudah tidur.
"Kau sudah bangun?" Tanya Jin mendekati Eumji.
"Maaf aku tertidur, Yeori di mana?" Kata Eumji dengan bahasa isyarat. Jin sudah bisa membaca isyarat Eumji dengan baik, yah, asalkan Eumji tidak menggerakkan tangannya terlalu cepat. Walau begitu Eumji masih sering menulis atau mengetik jika mereka membahas masalah penting, Eumji bilang untuk menghidari kesalahpahaman.
Kim Yeori, nama putri mereka. Putri cantik yang berharga, seperti namanya.
"Bersama eomma. Aku akan membawanya ke sini setelah kau makan, ok?" Eumji mengangguk, membiarkan Jin membantunya duduk bersandar di atas ranjang.
"Bagaimana perasaanmu? Apa masih sakit?"
"Sedikit. Aku sudah merasa lebih baik, kau harus membiarkanku mulai beraktivitas, Jin."
Karena selama 2 hari setelah mereka pulang dari rumah sakit, Jin tidak mengizinkannya melakukan banyak aktivitas. Laki-laki itu bahkan menunggunya saat di kamar mandi. Padahal teknologi zaman sekarang sudah canggih. Meskipun melakukan persalinan caesar, Eumji sudah bisa berjalan sehari setelahnya. Pemulihannya tidak butuh waktu lama. Dokter juga menyarankan agar ia mulai beraktivitas ringan. Tapi sepertinya Jin terlalu khawatir.
Mendapat tatapan memohon dari Eumji, Jin akhirnya mengangguk. "Hm, jika sudah tidak sakit aku akan membiarkanmu menggendong Yeori sambil berdiri."
"Tapi Yeori nanti harus minum asi, tidak mungkin kau memberikan asi sambil berdiri. Jadi besok saja ya menggendong Yeori sambil berdirinya." Ucapan Jin itu membuat Eumji menampilkan raut protes.
"Baiklah-baiklah, kau boleh mencobanya nanti. Sekarang habiskan dulu makananmu." Kata Jin akhirnya.
****
"Dia sangat menggemaskan." Kata Sabrina yang memangku Yeori.
"Tentu saja, dia anakku." Ucap Jin menyahut.
Yoongi berdecak. "Ku harap dia tidak mewarisi over confident-mu."
"Eonnie, apa kau sudah memberinya nama?" Eumji yang duduk di samping Sabrina mengangguk.
"Kim Yeori, baguskan?"
Jika biasanya Sabrina tidak setuju dengan apapun ucapan Jin, kali ini istri Yoongi itu mengangguk setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
Special Love
FanfictionSebagai kakak tertua, Jin merasa bertanggung jawab Mengalah dan mengorbankan bahagia untuk adik-adiknya Menekan ego dan perasaannya Berusaha selalu menghidupkan suasana Lalu menyimpan sulit dan lukanya sendirian Sampai ia bertemu seseorang Seseoran...